MoneyTalk, Jakarta – Pernyataan mengejutkan datang dari Asisten Kapolri Bidang SDM (As SDM Kapolri) Irjen Anwar. Dalam seminar bertajuk “Rekonstruksi Jati Diri Bangsa: Merajut Nur Nusantara untuk Mewujudkan Polri Sadar Berkarakter”, sang jenderal senior secara terbuka mengakui masih banyak masalah serius di tubuh Polri.
“Masalah radikal, kan gitu kan. Apakah Polri sudah terpapar? Iya, kita harus akui!” tegas Irjen Anwar, Rabu (15/10).
Tak tanggung-tanggung, jenderal bintang dua ini menyebut ada anggota Polwan yang pernah terpapar paham radikal hanya lewat media sosial.
“Beberapa tahun lalu, ada Polwan kita yang dicuci otaknya lewat medsos. Dua di antaranya bahkan keluar dan bergabung dengan kelompok mereka di Maluku Utara,” ungkapnya blak-blakan.
Lebih lanjut, Anwar juga mengungkap adanya kelompok internal Polri yang disusupi paham ekstrem dengan kedok agama, salah satunya yang menamakan diri Polisi Cinta Sunnah (PCS).
“Awalnya mengaku mengikuti sunah Nabi, tapi ujung-ujungnya ya paham Wahabi, ya itu teroris!” bebernya tanpa tedeng aling-aling.
Namun bukan hanya radikalisme, Irjen Anwar juga membongkar fenomena LGBT di internal kepolisian yang disebutnya makin sulit dideteksi.
“Ada anggota yang sudah terjerumus. Ada yang dipecat, ada yang didemosi. Tapi jujur, kita belum punya alat untuk mendeteksi sejak dini,” ujarnya.
Pernyataan “Paling-paling baru ketahuan setelah terjadi masalah.” sontak menyulut diskusi hangat di kalangan internal dan publik, mengingat isu ini jarang dibuka secara gamblang oleh pejabat tinggi Polri.
Irjen Anwar menegaskan, pihaknya kini berupaya melakukan rekonstruksi total terhadap jati diri dan karakter anggota Polri, termasuk dari sisi rekrutmen calon anggota baru.
“Polri ke depan harus direkonstruksi. Kita butuh polisi yang pintar, kuat, waras, sehat, dan berkarakter. Bukan yang mudah terpapar medsos atau moralnya luntur,” katanya tegas.
Ia bahkan menyebut generasi muda calon polisi saat ini sebagai “generasi stroberi” keras di luar tapi rapuh di dalam.
“Kalau dulu makan kotor sedikit enggak masalah. Sekarang, enggak higienis dikit saja sudah sakit perut. Steril boleh, tapi jangan lembek,” sindirnya pedas.
Di akhir pidato, Irjen Anwar menyerukan agar masyarakat juga ikut dilibatkan dalam menyaring calon anggota Polri.
“Kami akan dengar masukan dari masyarakat. Polisi seperti apa yang kalian harapkan? Jangan sampai lagi ada yang terpapar intoleransi, radikalisme, atau penyimpangan moral,” tutupnya.