MoneyTalk, Jakarta – Suparman Marzuki dalam pernyataannya menyampaikan kritik dan analisis mendalam terkait kepemimpinan serta karakter Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia menyoroti berbagai aspek penting tentang kepemimpinan dan kehidupan di lingkaran kekuasaan yang penuh tantangan serta godaan yang dapat menguji integritas seseorang.
Dalam artikel ini, akan menjabarkan pandangan Suparman Marzuki secara rinci terkait pernyataannya bahwa “Jokowi bukan orang baik,” dan bagaimana hal ini sejalan dengan pandangannya mengenai pengendalian diri, integritas, dan sistem hukum.
Suparman mengemukakan bahwa Jokowi mungkin bukanlah sosok yang benar-benar baik, meskipun ia mencitrakan dirinya sebagai pemimpin yang berintegritas. Menurutnya, “orang baik” saja tidak cukup untuk memimpin dengan efektif.
Suparman menyebut bahwa citra baik yang ditampilkan oleh Jokowi bisa saja hanya bersifat permukaan, sementara di balik itu, ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan, seperti yang disebutnya sebagai “penumpang gelap” yang datang belakangan.
Lebih lanjut, Suparman menegaskan bahwa sikapnya ini didasarkan pada pengalaman dan pengamatannya sebagai mantan Ketua Komisi Yudisial (KY).
Dalam konteks ini, Suparman menyampaikan pentingnya seorang pemimpin untuk memiliki pengendalian diri yang kuat serta memiliki sistem yang mampu mengontrol kekuasaan dengan ketat.
Suparman menekankan bahwa kekuasaan itu menarik dan sangat menggoda. Dan mengingatkan bahwa seseorang yang masuk ke dalam lingkaran kekuasaan tanpa kontrol diri yang baik akan terperangkap dalam godaan tersebut. Godaan di dunia kekuasaan tidak hanya berupa uang, tetapi juga hal-hal lain yang bersifat non-materi, seperti popularitas dan pujian.(c@kra)
