MoneyTalk, Jakarta – Pengusaha dan pemikir kebangsaan Mardigu Wowiek Prasantyo, lewat kanal YouTube-nya pada Kamis (16/10), kembali menumpahkan narasi panas yang bikin politik Jakarta bergetar. Dalam tayangan berdurasi lebih dari tujuh menit itu, Mardigu menyebut Presiden Prabowo Subianto kini tengah membongkar kejahatan ekonomi dan politik warisan rezim lama, termasuk dugaan kebocoran anggaran hingga Rp1.000 triliun!
“Kebijakan sang mantan itu biang kerok keuangan negara hancur. Dia bela oligar hutan, oligar sawit, dan oligar tambang. BUMN banyak bangkrut, sistem meritokrasi rusak, dan jabatan diisi orang tak kompeten. Itu kejahatan sistemik!” tegas Mardigu.
Menurut Mardigu, langkah awal pemerintahan Prabowo adalah membersihkan sisa-sisa benalu rezim lama yang selama 10 tahun “merampok” hak rakyat lewat proyek-proyek besar yang ditopang oligarki.
Ia membeberkan bahwa Satgas Khusus yang dibentuk Prabowo dan diketuai Menhan Safri Syamsudin telah berhasil menyita 3 juta hektar lahan sawit ilegal dan 3,5 juta hektar tambang ilegal hanya dalam waktu 8 bulan.
“Bayangin, baru delapan bulan, rampokan sawit, tambang, dan kayu ilegal udah dibabat habis. Dulu? Mereka yang ngerampok malah duduk di kursi kekuasaan!” ujar Mardigu tajam.
Gibran & Anwar Utsman Terancam Hukum?
Narasi Mardigu makin memanas ketika ia menyinggung strategi “Gerrymandering” yang disebut-sebut digunakan “sang mantan” untuk mengatur politik dan pemilu demi kekuasaan abadi. Ia menyebut dua nama terang-terangan: Gibran Rakabuming Raka dan Anwar Utsman, sang paman sekaligus mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK).
“Semuanya udah jelas. Gibran dipanggungkan, pamannya di MK main kode etik. Rakyat udah tahu ini permainan lama. Bahkan, banyak warganet bilang, setelah Kapolri baru dilantik, Anwar dan Gibran bisa ditahan,” ujar Mardigu dalam nada serius.
Menurutnya, laporan hukum terhadap Anwar Utsman sudah ada sejak lama di Polda Metro Jaya, terkait pelanggaran nepotisme dan penyalahgunaan wewenang dalam perkara Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023 — keputusan yang membuka jalan bagi Gibran yang saat itu baru berusia 36 tahun untuk maju sebagai calon wakil presiden.
“Kalau penyidik benar-benar jalan, Anwar dan Gibran bisa jadi tersangka. Tapi dua tahun ini, laporan mandek. Sekarang semua nunggu Kapolri baru apakah berani buka berkas lama?” tantang Mardigu.
Kleptokrasi & Kakistrokrasi
Mardigu juga tak segan menuding bahwa rezim lama menjalankan kakistrokrasi dan kleptokrasi pemerintahan oleh orang-orang tak kompeten yang korup dan haus kekuasaan.
“Sepuluh tahun lalu kita dijalankan orang-orang yang bukan terbaik, tapi terburuk. Itu kakistrokrasi. Dan kleptokrasi? Bagi-bagi jabatan demi nyolong uang negara pakai aturan buatan sendiri,” katanya pedas.
Seruan untuk Prabowo: “Jangan Takut Disantet”
Mardigu mengirim pesan langsung untuk Presiden Prabowo agar tidak gentar menghadapi tekanan politik, ancaman, dan serangan buzzer bayaran rezim lama.
“Pak Prabowo jangan takut disantet, diancam, atau dibuka aibnya. Itu spesialis mereka! Rakyat ada di belakang Bapak. Tahun ini bersihkan semua, insyaallah aman. Amin. Peace,” ucapnya menutup video dengan gaya khasnya — tenang tapi menusuk.