MoneyTalk, Jakarta – Luhut terus saja bersikap arogan, sombong, sok paling kuasa, dan selalu merendahkan pejabat lain. Demi membela Jokowi sang pengkhianat bangsa dan negara, Luhut selalu main ancam kepada siapa saja yang berani bertentangan dengan Jokowi dan dirinya.
Luhut salah besar. Jokowi itu antek China dan jongos oligarki taipan, kepada rakyat sendiri justru selalu menindas, mengelsploitasi, dan menghisap darah rakyat. Jokowi sama sekali tidak punya kebaikan sedikit pun kepada rakyat. Jika ada program untuk rakyat, yang kebagian hanya rskyat minoritas dan kepentingan China dan oligarki Taipan justru yang lebih diutamakan. Silakan sebut satu saja program Jokowi yang murni untuk kebaikan rakyat kecil selain melanjutkan program presiden sebelumnya.
Baru-baru ini Luhut sangat murka dengan Menkeu yang baru, Purbaya Yudhi Sadewa, karena gebrakan-gebrakannya yang membela rakyat dengan akan memberantas para koruptor, mafia, dan pejabat bajingan.
Luhut mengamcam Purbaya bahwa bulan madunya sudah berakhir, mungkin maksudnya tidak bisa lagi leluasa membuat kebijakan yang diinginkan Rakyat dan disetujui Prabowo. Mungkin Luhut masih menganggap Jokowi sebagai Presidennya, dan Luhut adalah _the real President_ -nya. Merasa lebih berkuasa dari Prabowo dan Purbaya, Luhut terus saja main bentak dan ancam.
Secara yuridis formal, Luhut itu yang menjabat sebagai Ketua Dewan ekonomi berada di bawah Presiden dan di bawah atau minimal selevel dengan Purbaya. Luhut tidak punya wewenang mengatur Purbaya, apalagi program-program Purbaya tidak harus dilaporkan ke Luhut, tapi kepada Presiden Prabowo sebagai pembantu Presiden.
Terlepas dari benar atau salah ancaman Luhut kepada Purbaya, Luhut ditengarai sebagai buzzer Jokowi, kaki tangan China dan jongos oligarki, dengan demikian Luhut dan Jokowi adalah sama-sama musuh rakyat.
Purbaya tak perlu mendengarkan Luhut, apalagi gentar. Selama program Purbaya untuk kepentingan rakyat, memberantas para pejabat bajingan dan korup, raktat akan selalu mem- back up setiap kebijakannya
Sikap kerasnya Luhut tidak perlu digibris, karena :
Pertama,Saat ini yang jadi Presiden adalah Prabowo bukan Jokowi, maka hanya Prabowo yang berhak mengatur dan menegur atas setiap kebijakannya
Kedua,Luhut diduga sebagai _die hard_ Jokowi yang merupakan kepanjangan tangan China dan okigarki Taipan
Ketiga,Luhut diduga diberi tugas untuk melindungi para mafia, bandar judi (off line dan on line), menutupi berbagai kejahatan Jokowi (dan keluarganya), para koruptor kelas kakap, dan para perampok sumber daya alam Indonesia baik hutan, pasir, tambang, kekayaan laut, dll.
Keempat,Setelah Jokowi sudah terpojok dan menemui jalan buntu dalam mempertahankan ijazah palsunya, Jokowi akhirnya menugaskan Luhut untuk melakukan pembelaan, tapi rakyat sudah tidak percaya lagi
Kelima,Sebagai pertahanan terakhir Jokowi, keluarganya dan juga kepentingan para oligarki taipan Luhut mencoba menyerang dengan nada intimidasi terhadap setiap orang yang berlawanan dengan Jokowi
Sepertinya Luhut harus dikasih pelajarn biar tidak selalu sombong dan arogan, karena saat ini bukan lagi era Jokowi yang selalu menipu rakyat. Prabowo sesuai dengan sumpahnya akan membela dan berjuang bersama rakyat.
Pelajaran terbaik bagi Luhut adalah :
Pertama,Segera depak dari Pemerintahan Prabowo karena hanya akan jadi musuh dalam selimut
Kedua,Segera proses hukum atas tindakannya yang mentalahgunakan wewenang, korupsi, dan menipu rakyat dengan program vaksinnya
Ketiga, Segera sita semua harta hasil korupsi, gratifikasi, dan penyalah gunaan wewenang dan kekuasaan
Jika Jokowi dan Luhut sebagai musuh rakyat Indonesia bisa diproses hukum, insya Allah negara akan segera bangkit dan Maju.
Penulis : Sholihin MS,Pemerhati Social dan Politik