MoneyTalk,Jakarta – Sebuah manufer politik melalui abuse of power yang dibangun oleh Jokowi diakhir kekuasaannya, hanya untuk proteksi dari GAUNG BESAR YANG BERDAMPAK DIRI DAN KELUARGANYA RESAH DAN GELISAH, walau datangnya gaung dari segelintir oposan yang nyata radikal, yang minta Jokowi dihukum penjara atas banyaknya kerugian moralitas sosial, ekonomi dan pastinya membuat babak belur di sektor law enforcement (penegakan hukum) saat dirinya berkuasa dalam satu dekade di republik ini.
Lagi-lagi biaya besar sekedar melaksanakan ide by design seorang Jokowi. Namun disponsori oleh penguasa tertinggi baru. Karena Jokowi saat dikawal pulang Ke Solo nyata menyandang status purna tugas.
Namun semua atraksi politik ini justru menunjukan diri Jokowi sudah lemah, karena butuh gertak sambal setelah merasa dirinya melakukan “oppression of million ” atau penindasan terhadap jutaan orang” bangsa ini melalui kebijakannya yang otoritarian selaku presiden.
Sehingga langkah anak bangsa yang ingin menuntut Jokowi serta memenjarakannya, butuh solusi melalui ticket sekali jalan (one way ticket), yakni bekerjasama dengan pemerintahan baru, melalui cara konstitusional dengan pola pressure moral terhadap sang penguasa tertinggi saat ini (penggantinya), melalui metode aksi besar peran serta masyarakat dalam menyampaikan pendapat “turun rame-rame” dengan skala kekuatan harus ratusan kali lipat skuadron dari sekedar setengah atau seperempat skuadron (8 pesawat tempur). Sehingga cukup dengan satu tiket sekali jalan dapat menjemput Jokowi dan memasukannya ke Penjara.
Jika tidak, penguasa baru yang diisi oleh orang lama yang sengaja lebih dulu “dibangun” oleh Jokowi pra dukungan capres, yakni bargaining position untuk para tokoh eks terjerat hukum pada kabinetnya dahulu. Maka terhadap bargaining ini tentu sulit dipatahkan oleh penguasa tertinggi tanpa adanya “kerjasama dengan rakyat” untuk keterpaksaan proses penangkapan, mengadili serta penjarakan Jokowi.
Andai sesering apa pun giat juang namun sekedar “salam ‘onani’ perlawanan” dari berbagai forum diskusi, tidak lama gizi bakal terkuras lalu peserta bosan dan capek sendiri, yang dihasilkan sekedar mimpi dihari siang .
Dan terakhir, jika serius hendak mengupayakan one way ticket pro tangkap dan adili Jokowi. HARUS SATU KOMANDO TIDAK LAGI BOLEH ADA OTAK KAVLINGAN, atau tunggu gen Jokowi yang sudah berada pada anak tangga terakhir menuju podium.
Penulis : Damai Hari Lubis,Pengamat hukum & Politik Mujahid 212