Kasus Tarif Impor AS Jalan Bagi Prabowo Petakan Pemerintahan Siapa Kawan Siapa Lawan

  • Bagikan

MoneyTalk, Jakarta – Lawan lawan politik Prabowo terutama yang ada dalam pemerintahannya saat ini menebarkan ancaman. Seolah olah kebijakan tarif impor AS adalah bahaya besar kepada Indonesia. Ada yang mengaitkan dengan kejatuhan harga saham, ada juga yang mengaitkan dengan kenaikan nilai dollar.

Padahal semua itu adalah ulah oligark dalam negeri yang mulai terganggu dengan kebijakan keuangan Prabowo seperti pembatasan lalu lintas devisa, Danantara dan pemotongan anggaran APBN. Oligarki keuangan Indonesia mencari pembenaran eksternal untuk menggoyang kebijakan Prabowo.

Ayo kita bahas ekspor Indonesia ke AS. Ekspor Indonesia ke AS dilakukan oleh perusahaan investasi asing terutama investasi AS sendiri di Indonesia. Investasi tersebut ada di dalam tambang, migas, sawit dll. Mereka dari dulu menikmati ekspor dan tidak menyisahkan keuntungan sedikitpun bagi Indonesia.

Ekspor terbesar Indonesia ke AS dilakukan oleh perusahan Freeport. Baru baru ini telah memperoleh ijin ekspor 1 juta ton konsentrat tembaga. Ini adalah kebijakan relaksasi karena pemerintah Indonesia melarang ekspor konsentrat. Karena ada kewajiban membangun industri di dalam negeri atau hilirisasi berdasarkan UU pertambangan. Nilai ekspor Freeport 9 miliar dollar separuh dari total ekspor Indonesia ke AS.

Dalam kasus Freeport sebetulnya Donald Trump membuka jalan agar perusahaan tambang terbesar di dunia tersebut membangun rantai pasok bagi usaha memperkuat industrialisasi atau hilirisasi di Indoneia. Dengan ini Indonesia dapat menghasilkan emas murni dan produk lainnya jika Freeport serius membangun Industri di Indonesia tidak hanya mengeruk bahan mentah.

Lalu berikutnya adalah saham perusahan AS yang menguasai perusahan sawit Indonesia. Perusahaan besar sawit Indonesia sudah dibeli oleh AS yang menikmati ekspor komoditas ini. Sementara Presiden Prabowo telah menekankan agar sawit digunakan untuk industri dalam negeri termasuk untuk mengatasi defisit bahan bakar di Indonesia. Jadi kebijakan Donald Trump yang mberlakukan tarif sawit akan menguntungkan AS dan sekaligus menguntungkan Prabowo.

Ekspor bahan kimia juga demikian. Dilakukan oleh perusahaan investasi AS dan sekutunya di Indonesia. Usaha Prabowo jelas membangun industri dan menghentikan ekspor semacam ini. Usaha tersebut berorientasi untuk membangun industri nasional agar Indonesia memproduksi barang jadi. Ekspor lainnya dari Indonesia ke AS telah dicurigai sebagai re-ekspor barang impor ke Indonesia yang sebetulnya tidak ada kaitan dengan Indonesia.

Kasus tarif impor Donald Trump akan membuka kedok lawan lawan politik Prabowo di dalam kekuasan Prabowo sendiri yang selalu menebarkan ancaman, dengan dua tujuan yakni target utama membuat kekacauan ekonomi, target kedua adalah membuat Prabowo terancam sehingga tetap memakai atau membutuhkan mereka. Agar mereka eksis sebagai antek asing memperalat kekuasan Prabowo.

Penulis : Salamuddin Daeng

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *