MoneyTalk, Jakarta – Dalam adat Jawa Barat atau kehidupan kebudayaan tatar Sunda, ada hukum adat yang dikenal dengan istilah nyalindung kagelung, yaitu seorang lelaki yang menikahi seorang perempuan atau janda kaya.
Ketika sang lelaki menikahi calon pasangannya, dirinya tidak memiliki harta bawaan apa-apa, sebaliknya sang mempelai calon istri, sudah memiliki rumah atau harta, termasuk usaha. Sehingga selanjutnya sang lelaki hidup menumpang atau bersandar kepada istrinya. Sehingga dari kacamata orang lain, sang suami mirip pembantu atau sekedar menjadi karyawan seorang nyonya.
Jika asumtif pasangan nyalindung kagelung dikomparasi antara Prabowo dan Jokowi tentu jauh berbeda. Prabowo adalah mantan capres yang pernah menjadi lawan Jokowi 2 (dua) kali, lalu kini menjadi capres, namun selebihnya Prabowo memiliki latar belakang seorang jenderal lulusan akmil, dan biografinya jelas sebagai putra pakar ekonom Alm. Sumitro yang dikenal sebagai tokoh besar bangsa pada masa Orla. Sementara sosok Jokowi, publik malah meragukan keaslian ijasah S.1 nya dan latar belakang keturunannya “simpang siur atau dalam pergunjingan publik”.
Maka “Prabowo tidak boleh mirip seorang lelaki nyalindung gelung, “Prabowo tidak bermodalkan kolor ketika masuk ke dalam istana”, sehingga Prabowo tidak boleh tunduk dan diatur oleh Jokowi dalam memimpin negara ini.
Bahkan Prabowo saat ini bisa menyuruh pembantunya Jaksa Agung dan Kapolri untuk memeriksa dan menangkap Jokowi atas dosa-dosanya selama satu dekade kepemimpinannya.
Penulis: Ujang Asep Ferdinand Rajagukguk