‘Kawasan Industi Terpadu Batang Harus Serap Tenaga Kerja Lokal’

0

JAKARTA, MoneyTalk – Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty mengapresiasi pembangunan tahap satu Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).

Menurutnya, KITB yang merupakan Proyek Strategis Nasional diharapkan akan mendongrak perekonomian masyarakat khususnya di Provinsi Jawa Tengah.

Menurutnya dengan adanya KITB, diproyeksikan dapat menyerap 282 ribu tenaga kerja. Sementara, kawasan ini berpotensi menyerap 130.000 lapangan kerja pada tahap satu.

Ia menilai, lapangan kerja yang luas ini harus mampu membuka peluang kerja bagi masyarakat Jawa Tengah, terutama di Kabupaten Batang.

“Ini bukan angka yang kecil dan harus dipersiapkan dengan matang. Tentunya saya berharap tenaga kerja ini wajib diutamakan yang dari Batang, Jawa Tengah. Jangan masyarakatnya hanya menjadi penonton, jadi mereka harus diutamakan dalam penyerapan tenaga kerja,” ujar Evita.

Politisi dari Fraksi PDI Perjuangan ini juga mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah dengan stakeholder terkait dalam mempersiapkan tenaga kerja lokal yang terampil dan kompetitif.

“Harus ada perencanaan, jangan sampai ini dibuka baru dipersiapkan, harus ada pelatihan yang dilakukan kepada mereka,” tegas Evita.

Sementara itu, Anggota Komisi VI dari Fraksi PKB Luluk Nur Hamidah mengingatkan agar perusahaan memberikan kesempatan kerja yang sama antara laki-laki dan perempuan. Mengingat tingkat partisipasi perempuan dalam dunia kerja masih rendah.

Luluk menyampaikan, masih ada gap kesempatan kerja antara laki-laki dan perempuan. Salah satu penyebab sulitnya perempuan Indonesia mendapatkan pekerjaan kelas menengah adalah karena mereka tidak memiliki akses ke pasar tenaga kerja.

Ketika kesempatan perempuan ke dunia kerja lebih sedikit, dibanding laki-laki maka menimbulkan ketidaksiapan lingkungan dalam merespon kehadirannya.

“Kita tidak ingin ada satu kawasan industri yang sangat besar tapi kemudian juga akan melahirkan satu ekses yang tidak dikehendaki karena perencanaannya yang tidak bagus dan tidak antisipatif karena tenaga kerja perempuan mungkin tidak dipikirkan sebelumnya.”

“Nah ini juga menjadi concern saya, jangan sampai kemudian kawasan industri itu tidak memberikan kesempatan bagi serapan tenaga kerja perempuan,” pesan Luluk.

Leave A Reply

Your email address will not be published.