Rumah Susun Solusi Pemukiman Kumuh: Rencana Rano Karno untuk Jakarta

  • Bagikan

MoneyTalk, Jakarta – Bakal calon Gubernur Jakarta di Pilkada 2024, Rano Karno, yang akrab disapa “Bang Doel,” kepada awak media pada Minggu, (01/09) mengungkapkan rencananya untuk membenahi permukiman kumuh di Jakarta dengan pendekatan yang humanis. Menurut Rano, pembenahan permukiman kumuh bukan berarti menggusur warga dari tempat tinggal mereka, melainkan memberikan solusi hunian yang lebih layak dan terstruktur.

Bang Doel menjelaskan bahwa pendekatan yang akan diambil adalah dengan membangun rumah susun (rusun) bagi masyarakat yang saat ini tinggal di kawasan permukiman kumuh. “Kita tidak mau asal gusur. Kita ingin bangun rusun sebagai solusi, tapi selama pembangunan rusun ini, warga akan direlokasi sementara ke wilayah tertentu,” ujar Rano.

Pendekatan Humanis dalam Pembenahan Pemukiman

Rano Karno menekankan pentingnya pendekatan humanis dalam membenahi kawasan kumuh Jakarta. “Saya tidak ingin ada warga Jakarta yang merasa terpinggirkan atau terganggu karena proyek pembangunan ini. Saat saya kecil, di daerah Menteng, Jakarta, rumah-rumah berdekatan satu sama lain. Saat ini kondisinya juga sama di beberapa wilayah padat penduduk. Kita perlu solusi yang komprehensif,” kata Rano.

Bang Doel juga menyoroti pentingnya sosialisasi dan komunikasi yang baik dengan warga terkait rencana ini. “Butuh sosialisasi yang jelas dan waktu yang cukup. Kalau kita mau bikin jalan baru atau rusun baru, warga pindah dulu sementara, mungkin setahun atau dua tahun. Ini perlu disampaikan dengan jelas supaya tidak ada kesalahpahaman,” tambahnya.

Perlu Pengorbanan dan Kerjasama Semua Pihak

Dalam setiap pembangunan, terutama di wilayah padat penduduk seperti Jakarta, akan ada pengorbanan. Namun, Rano menegaskan bahwa pengorbanan ini tidak berarti menggusur warga secara paksa tanpa memberikan solusi yang layak. “Bukan berarti kita main gusur begitu saja. Kita harus pastikan mereka punya tempat yang layak selama proses pembangunan berjalan. Ada yang mungkin tidak ingin pindah, tapi kita harus sosialisasi dengan baik, memberikan pengertian bahwa ini untuk kebaikan bersama,” ujarnya.

Rano Karno mencontohkan pengalaman masa kecilnya di Jakarta, di mana pemukiman sering kali harus direstrukturisasi karena meningkatnya populasi. “Dulu, kita lihat rumah-rumah di Jakarta dibangun ke atas karena lahan terbatas. Sekarang kita juga harus melakukan hal yang sama dengan pendekatan yang lebih teratur dan sesuai dengan kebutuhan warga,” jelasnya.

Kolaborasi dengan Pihak Swasta dan Masyarakat

Rano Karno juga membuka peluang kolaborasi dengan pihak swasta dan masyarakat untuk membangun rusun yang layak dan terjangkau bagi warga Jakarta. “Kita bisa bekerja sama dengan swasta. Banyak contoh rusun yang dibangun dengan konsep kolaborasi antara pemerintah dan swasta. Generasi muda juga perlu dilibatkan dalam perencanaan ini,” kata Rano.

Ia juga menekankan bahwa pembangunan rumah susun tidak hanya untuk mengatasi permasalahan permukiman kumuh, tetapi juga untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat mendapatkan hunian yang lebih layak dan nyaman. “Jakarta harus berubah menjadi kota yang lebih manusiawi, di mana warganya merasa aman dan nyaman. Dan ini harus dimulai dari lingkungan tempat tinggal mereka,” tutupnya.

Rencana Rano Karno ini tentu menarik perhatian, mengingat Jakarta masih bergulat dengan persoalan permukiman kumuh di berbagai wilayah. Dengan pendekatan yang terencana dan terstruktur, Rano yakin bahwa perubahan menuju Jakarta yang lebih layak huni bisa terwujud tanpa meninggalkan satu pun warganya.(c@kra)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *