Manuver Politik Jokowi untuk Mempertahankan Pengaruh dan Bisnis di Pemerintahan Prabowo 

0

MoneyTalk, Jakarta – Dalam sebuah diskusi panas yang diadakan oleh Astabrata Institute pada Sabtu (07/09), Dr. Ubaidillah Badrun membeberkan dugaan praktik KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang melibatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya. Acara yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan aktivis lintas angkatan di Senayan, Jakarta, itu memicu reaksi keras dari peserta, terutama terkait dengan temuan-temuan yang mengindikasikan keterlibatan keluarga Jokowi dalam manuver politik dan bisnis yang diduga sarat KKN menjelang berakhirnya masa jabatan Jokowi pada 20 Oktober 2024.

Salah satu topik yang paling menonjol dalam diskusi tersebut adalah dugaan penggunaan jet pribadi oleh Kaesang Pangarep, putra Jokowi. Bahwa penggunaan fasilitas mewah ini memicu kecurigaan publik bahwa Kaesang mendapatkan keuntungan dari kedudukannya sebagai bagian dari keluarga presiden.

Penggunaan jet pribadi oleh Kaesang tidak bisa dipandang sebagai sesuatu yang biasa. Ini menandakan adanya fasilitas istimewa yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan yang memiliki akses ke kekuasaan,” ujar Dr. Ubaidillah.

Dugaan KKN ini melibatkan keuntungan finansial dan politik yang dinikmati oleh keluarga Jokowi melalui hubungan dekat dengan pengusaha besar dan oligarki yang mendapat akses terhadap proyek-proyek negara.

Dan Fakta-fakta ini disambut dengan kemarahan oleh peserta diskusi, yang serentak meneriakkan “Tangkap!” sebagai bentuk ketidakpuasan mereka terhadap ketidakadilan yang dirasakan.

Kemudian mengenai manuver politik Jokowi menjelang akhir masa jabatannya. Jokowi terus mencoba menjaga posisi politik dan ekonomi keluarganya agar tetap kuat, meskipun akan segera meninggalkan kursi kepresidenan.

Hal ini bukan hanya soal persiapan transisi pemerintahan, tetapi lebih kepada upaya untuk mempertahankan pengaruh keluarga Jokowi dalam politik dan bisnis di Indonesia,” jelas Ubaidillah.

Manuver ini, lanjutnya, bisa berdampak buruk pada stabilitas politik dan ekonomi Indonesia, terutama jika dugaan KKN ini terus berlanjut tanpa tindakan hukum yang tegas. Dan kita harus waspada terhadap bagaimana kekuasaan yang disalahgunakan dapat memperburuk ketidakstabilan politik, dan ini jelas akan berdampak pada ekonomi negara yang semakin tertekan.

Yang Terakhir Dr. Ubaidillah mengingatkan bahwa jika praktik KKN ini dibiarkan tanpa tindakan hukum, Indonesia berisiko menghadapi ketidakstabilan politik dan ekonomi yang lebih parah. Dan Manuver politik yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dan keluarganya bukan hanya soal politik pribadi, tetapi juga berdampak langsung pada masa depan bangsa ini. Jika praktik-praktik semacam ini dibiarkan, kita akan menghadapi krisis kepercayaan yang lebih mendalam.

Acara diskusi di Astabrata Institute ini jelas menggambarkan semakin meningkatnya ketidakpuasan publik terhadap dugaan ketidakadilan dan KKN yang melibatkan tokoh-tokoh besar, termasuk Presiden Jokowi dan keluarganya. Dengan teriakan “Tangkap!” yang menggema, publik semakin mendesak agar keadilan ditegakkan sebelum masa jabatan Jokowi berakhir.(c@kra)

Leave A Reply

Your email address will not be published.