Indodax Diretas, Siapa Yang Diminta Bertanggungjawab
MoneyTalk,Jakarta – Pada Jumat, 13 September 2024, pengamat blockchain Gatot SS memberikan pandangannya terkait insiden keamanan yang diduga menimpa Indodax, salah satu platform pertukaran aset kripto terbesar di Indonesia.
Dalam wawancara di Jakarta, Gatot menyampaikan keprihatinannya atas dugaan peretasan yang melibatkan transaksi mencurigakan senilai puluhan juta dolar AS. Insiden ini pertama kali dilaporkan oleh perusahaan keamanan Web3, Cyvers, yang mencatat adanya perpindahan token dalam jumlah besar ke Ether pada Rabu, 11 September 2024.
Gatot menggaris bawahi prinsip dasar blockchain yang akuntabel dan transparan dari pihak Indodax dalam menangani insiden tersebut, walaupum ada keterbatasan secara regulasi yang di adaptasi di indonesia untuk exchange kripto di indonesia, mengingat perkembangan cyber crime terhadap keamanan aset kripto saat ini sedang diuji. “Dalam dunia blockchain, kepercayaan dan akuntabilitas tidak terbantahkan. Platform seperti Indodax semestinya bisa mengantisipasi segala bentuk potensi insiden yang terdapat pada wallet dan ledger explorer serta memastikan langkah-langkah pencegahan untuk menghindari kejadian serupa di masa depan, semoga bukan kejadian seperti di platform bursa sebelum nya” jelasnya.
Menanggapi pernyataan Direktur Utama Bursa Komoditi Nusantara atau Commodity Future Exchange (CFX), Subani, yang menyebut bahwa Indodax belum menjadi anggota bursa, Gatot melihat hal ini sebagai indikasi bahwa standar keamanan wallet yang lebih ketat akan diberlakukan untuk platform pertukaran kripto di Indonesia.
Subani sebelumnya menegaskan bahwa CFX siap membantu Indodax memenuhi standar keamanan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), meskipun saat ini Indodax belum memenuhi persyaratan untuk bergabung dengan bursa tersebut.
CFX, yang baru saja diluncurkan oleh pemerintah Indonesia sebagai bursa kripto yang teregulasi, diharapkan dapat menciptakan ekosistem perdagangan aset kripto yang lebih adil dan efisien. Subani menambahkan bahwa bursa tersebut akan memperketat persyaratan keanggotaan dan terus memantau proses investigasi terhadap sistem Indodax. “Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan regulator dan pelaku industri lainnya untuk memperkuat sistem keamanan dan mengurangi risiko di masa mendatang,” ungkapnya.
Di sisi lain, co-founder Indodax, William Sutanto, dalam keterangan resminya menegaskan bahwa dana para trader tetap aman. “Your assets are SAFU [Secure Asset Fund for Users atau Dana Keamanan Aset],” ujar William, sembari menjamin bahwa perusahaan akan menanggung seluruh kerugian akibat insiden tersebut.
Namun demikian, pengamat seperti Gatot SS berpendapat bahwa insiden ini seharusnya menjadi momentum bagi Indodax dan platform kripto lainnya di Indonesia untuk lebih serius dalam meningkatkan keamanan. “Peretasan atau apapun ini menjadi pengingat bahwa sistem keamanan harus selalu ditingkatkan dan diperbarui, terutama dalam industri yang bergerak cepat seiring pertumbuhan cyber crime itu sendiri seperti kripto,” tutup Gatot.
Industri kripto di Indonesia kini berada di bawah pengawasan yang semakin ketat dari regulator, terutama dengan hadirnya CFX sebagai wadah resmi yang diharapkan dapat menyatukan para pengelola bursa kripto ke dalam satu ekosistem yang lebih terjamin keamanannya.