Amerika Bisa Jadi Kayak Zimbabwe?
Amerika Bisa Jadi Kayak Zimbabwe?
MkneyTalk, Jakarta – Amerika Serikat, dengan kekuatan ekonomi dan pengaruh global yang tak tertandingi selama beberapa dekade, sering menjadi topik spekulasi mengenai masa depan mata uangnya, Dolar AS (USD).
Beberapa pengamat, terutama dari kalangan crypto dan pasar keuangan, kerap bertanya, apakah Amerika bisa mengalami nasib serupa dengan Zimbabwe yang terkenal dengan hiperinflasi dan kehancuran mata uangnya?
Dalam sebuah wawancara di Astronacci pada 15 Agustus, seorang anak muda berusia 19 tahun, dan bernama Brian Mulyadi yang telah meraih kesuksesan di dunia trading, berbagi pandangan yang menarik.
Dalam wawancara tersebut, menceritakan perjalanan trading keluarganya yang bermula dari kesuksesan sang ayah selama masa pandemi COVID-19. Berkat menonton video DV Ultimate dari Kapten Gema, ayahnya berhasil meraup keuntungan fantastis sebesar 3,5 miliar rupiah dari modal awal hanya 500 juta rupiah. Kesuksesan tersebut mendorongnya untuk terjun lebih dalam ke dunia keuangan dan saham.
Selain itu, menekankan pentingnya memahami turning point dalam trading, terutama dengan memanfaatkan analisis teknikal yang berhubungan dengan fase-fase bulan, seperti New Moon dan Full Moon. Pola ini terbukti efektif dalam memberikan sinyal untuk melakukan pembelian atau penjualan dalam pasar komoditas, khususnya emas.
Anak muda ini, yang sudah menjadi bagian dari tim analis Astronacci, mengungkapkan bahwa meski banyak orang memprediksi masa depan yang suram bagi Amerika Serikat dan USD, yakin bahwa USD masih akan terus bertahan sebagai mata uang global.
“Mata uang USD jadi patokan di seluruh dunia, dan jika USD mengalami masalah, mata uang lain juga pasti terdampak, terutama Rupiah,” ujarnya.
Dan menambahkan bahwa meskipun banyak pendukung crypto berpendapat bahwa mata uang digital seperti Bitcoin akan menggantikan USD, melihat hal itu sangat tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat.
Perbandingan dengan Zimbabwe muncul dalam diskusi ketika menyinggung hiperinflasi dan kehancuran mata uang Zimbabwe yang terjadi beberapa tahun silam.
Namun, menurutnya anak muda ini kekuatan fundamental ekonomi Amerika Serikat dan peran The Federal Reserve (The Fed) dalam mengatur suku bunga global menjadi alasan kuat mengapa USD tetap akan bertahan.
Dan juga menekankan pentingnya memahami turning point dalam trading, terutama dengan memanfaatkan analisis teknikal yang berhubungan dengan fase-fase bulan, seperti New Moon dan Full Moon. Pola ini terbukti efektif dalam memberikan sinyal untuk melakukan pembelian atau penjualan dalam pasar komoditas, khususnya emas.
Saat ditanya mengenai aset-aset yang disarankan untuk menghadapi pelemahan Rupiah atau ketidakstabilan pasar global, anak muda ini merekomendasikan sektor perbankan dan batubara sebagai pilihan utama. Saham-saham seperti Bank BRI (BBRI) dan PT Adaro Energy (ADRO) disebutnya sebagai opsi yang solid untuk menghasilkan keuntungan di tengah kondisi pasar yang bergejolak.(c@kra)