MoneyTalk, Jakarta – Pada pidato hari Selasa, 5 November, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan kebijakan yang sangat dinantikan oleh masyarakat luas: bantuan finansial sebesar 1,2 juta rupiah untuk setiap anak sekolah di Indonesia. Presiden Prabowo menekankan bahwa pendidikan adalah landasan utama untuk masa depan bangsa yang kuat dan makmur, sehingga bantuan ini merupakan bagian penting dari langkah konkret pemerintah dalam meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak Indonesia.
Bantuan yang diberikan senilai 1,2 juta rupiah per anak ini diperuntukkan bagi berbagai kebutuhan penting seperti seragam sekolah, sepatu, kaos kaki, dan pakaian olahraga. Dengan rincian tersebut, anak-anak di seluruh penjuru negeri diharapkan bisa memperoleh kebutuhan dasar pendidikan mereka. Presiden Prabowo mengungkapkan, anggaran pendidikan akan dioptimalkan untuk memastikan tidak ada anak yang tertinggal hanya karena keterbatasan biaya sekolah atau ketidakmampuan orang tua menyediakan kebutuhan sekolah.
“Jika kita masing-masing bisa menyisihkan Rp100.000 per bulan, ini berarti kita telah membantu menyekolahkan satu anak Indonesia,” jelas Prabowo dalam pidatonya, menyemangati audiens untuk turut ambil bagian dalam program ini.
Pemerintah, lanjutnya, akan berupaya menggerakkan APBN untuk menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak sekolah. Sedangkan kebutuhan seragam akan didukung oleh program bantuan ini.
Prabowo juga menekankan pentingnya solidaritas nasional, terutama dengan melibatkan peran serta dari berbagai organisasi sosial. Presiden mengatakan, upaya ini tidak akan berhasil tanpa dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.
“Organisasi sosial, ormas, dan partai politik yang bergabung dalam koalisi kita berperan besar dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang lebih sejahtera. Mari kita bersatu dan bergerak bersama untuk mengatasi masalah kemiskinan dan ketertinggalan dalam pendidikan,” ujar Presiden dengan penuh semangat.
Kehadiran tokoh-tokoh organisasi besar seperti Ketua PBNU Gus Yahya, yang turut serta dalam acara ini, memberikan tanda bahwa program pemerintah kali ini mendapat dukungan penuh dari berbagai lapisan masyarakat. Presiden Prabowo juga meminta maaf karena sempat tidak menyebut nama Gus Yahya dalam pidatonya. Ia menekankan bahwa sinergi semua pihak diperlukan demi tercapainya pendidikan yang lebih inklusif.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menegaskan, kini saatnya untuk fokus pada tindakan nyata dan mengurangi berbagai acara seremoni yang berlebihan. Menurutnya, saat ini bukan lagi masanya untuk sekadar berbicara atau mengadakan seminar-seminar, namun harus beraksi nyata demi rakyat.
“Mari kita kurangi perjalanan dinas yang tidak perlu, terutama ke luar negeri. Gunakan anggaran itu untuk hal yang lebih berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat,” tegas Prabowo.
Presiden juga membagikan kisah pribadi saat dirinya berupaya mengurangi perjalanan dinas luar negeri bagi anggota partai, meskipun menghadapi tantangan, terutama ketika sejumlah anggota DPRD menyampaikan harapan untuk studi banding di luar negeri. Meski demikian, Prabowo menegaskan bahwa kebijakan yang berfokus pada kepentingan rakyat harus dijalankan dengan keteguhan.
Presiden Prabowo juga menekankan bahwa pemerintahan yang sukses harus bersih dan transparan. Ia berkomitmen untuk membangun pemerintahan yang bebas dari korupsi dan mementingkan kepentingan rakyat. Hal ini menjadi salah satu dasar dari program bantuan pendidikan yang ia luncurkan.
“Tidak ada negara yang berhasil tanpa pemerintahan yang bersih dan berintegritas. Kami bertekad untuk menjaga amanah ini dengan sepenuh hati,” tegasnya.
Pidato Prabowo menyoroti ajaran dari sejarah peradaban Ottoman yang sukses. Presiden mengutip, “Tidak ada negara yang berhasil tanpa pemerintahan yang bersih, tidak ada kemakmuran tanpa keadilan, dan tidak ada negara yang sukses jika rakyatnya tidak bahagia.”
Gerakan Solidaritas Nasional yang dicanangkan Prabowo melalui bantuan pendidikan ini diharapkan menjadi batu loncatan untuk membentuk masa depan Indonesia yang lebih cerah. Dengan kolaborasi dari seluruh pihak, Prabowo optimis bahwa Indonesia dapat mencapai cita-cita menjadi negara yang kuat, makmur, dan dihormati di mata dunia. Melalui gerakan solidaritas ini, ia juga menekankan pentingnya efisiensi dan penghematan yang bisa dialihkan untuk mendukung program sosial, termasuk jaminan perumahan rakyat.
“Sekarang saatnya kita bergerak maju bersama. Kita harus menyatukan semua daya kekuatan kita untuk mencapai Indonesia yang kita cita-citakan. Mari amankan semua kekayaan bangsa untuk kesejahteraan rakyat,” tutupnya.
Dengan tekad untuk memperbaiki kualitas pendidikan, Prabowo mengajak semua pihak untuk bergerak, menyisihkan sebagian penghasilan demi membantu anak-anak Indonesia meraih pendidikan yang layak.(c@kra)