MoneyTalk, Jakarta — Di tengah meningkatnya kesadaran global terhadap isu keberlanjutan, kolaborasi lintas sektor menjadi semakin krusial untuk mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Hal ini menjadi fokus utama dalam seminar bertajuk “Komitmen Keberlanjutan Korporasi Dalam Aspek Sosial dan Lingkungan” yang diselenggarakan oleh Komunitas Kagama Persma pada Sabtu (09/11/2024).
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting termasuk VP Public & Government Affairs ExxonMobil Indonesia, Dave Seta. Hadir juga Wakil Ketua Umum II PP Kagama, Anwar Sanusi. Diskusi dalam seminar ini menyoroti peran penting kolaborasi antara sektor industri, pemerintah, dan akademisi dalam membangun masa depan yang berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Anwar Sanusi menekankan pentingnya peran alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Menurutnya, kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif dari para alumni UGM sangat relevan dengan tantangan global yang saat ini dihadapi, terutama terkait perubahan iklim, pemanasan global, dan isu-isu lingkungan lainnya.
“Rangkaian seminar ini adalah upaya para alumni UGM untuk berkontribusi bagi masyarakat, bangsa, dan negara, terutama dalam isu sustainability yang sangat relevan dengan tantangan global saat ini,” ujar Anwar.
Anwar juga menambahkan bahwa kontribusi alumni tidak hanya terbatas pada bidang akademik, tetapi juga mencakup inovasi di sektor industri, penelitian, dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi UGM sebagai universitas yang berkomitmen pada pengabdian masyarakat dan keberlanjutan.
Sementara itu, Dave Seta dari ExxonMobil Indonesia menyoroti pentingnya kemitraan antara korporasi dan lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan keberlanjutan. Dave menjelaskan bahwa ExxonMobil Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama dengan berbagai stakeholders, termasuk akademisi, pemerintah, dan masyarakat, dalam mengimplementasikan inisiatif keberlanjutan.
“Kolaborasi adalah kunci untuk menghadapi tantangan lingkungan dan sosial yang semakin kompleks. Dengan bekerja bersama, kita dapat menciptakan solusi inovatif yang mendukung pembangunan berkelanjutan,” ujar Dave.
ExxonMobil Indonesia telah terlibat dalam berbagai program keberlanjutan, seperti pengembangan energi terbarukan, efisiensi energi, dan upaya pengurangan emisi karbon. Kerja sama dengan institusi pendidikan seperti UGM dianggap sebagai langkah strategis untuk menggabungkan ilmu pengetahuan dengan praktik industri.
Seminar ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs). Anwar Sanusi menyebutkan bahwa keterlibatan berbagai pihak, mulai dari akademisi, pelaku industri, hingga komunitas lokal, adalah kunci untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan oleh PBB.
Anwar menekankan bahwa alumni UGM memiliki peran strategis dalam mendukung pencapaian SDGs di Indonesia. Beberapa inisiatif yang dapat dilakukan oleh alumni mencakup:
1. Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan: Mengembangkan teknologi yang dapat mengurangi dampak lingkungan, seperti energi terbarukan dan teknologi daur ulang.
2. Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Membantu komunitas lokal dalam meningkatkan kapasitas ekonomi melalui program pelatihan dan pendampingan.
3. Penelitian dan Pengembangan: Mendorong penelitian yang berfokus pada solusi berkelanjutan, baik di bidang energi, pertanian, maupun lingkungan.
“Para alumni dapat berperan sebagai katalisator perubahan, dengan membawa ilmu dan pengalaman mereka untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat,” tambah Anwar.
Meski kolaborasi dianggap sebagai kunci keberhasilan dalam upaya keberlanjutan, para narasumber juga mengakui adanya tantangan yang perlu dihadapi. Tantangan tersebut meliputi keterbatasan sumber daya, perbedaan prioritas antar-sektor, serta kompleksitas regulasi yang sering kali menghambat inovasi.
Dave Seta menjelaskan bahwa keberhasilan kolaborasi bergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak yang terlibat. ExxonMobil, misalnya, terus berinvestasi dalam riset dan pengembangan untuk menemukan solusi energi yang lebih bersih dan efisien.
“Tantangan utama adalah bagaimana kita dapat menyelaraskan kepentingan berbagai pihak untuk mencapai tujuan yang sama. Namun, ini juga merupakan peluang untuk menciptakan sinergi yang lebih kuat,” jelas Dave.
Sebagai bagian dari upaya nyata dalam mendukung keberlanjutan, Kagama Persma bersama dengan ExxonMobil dan perusahaan lainnya telah merancang beberapa program inisiatif, seperti:
Program Edukasi dan Pelatihan: Melibatkan komunitas lokal dalam pelatihan keberlanjutan, seperti pengelolaan sampah, efisiensi energi, dan praktik pertanian berkelanjutan.
Konservasi Lingkungan: Mendukung proyek reforestasi dan konservasi hutan untuk mengurangi deforestasi dan meningkatkan keanekaragaman hayati.
Pengembangan Energi Bersih: Mendorong penggunaan energi terbarukan, seperti tenaga surya dan biomassa, sebagai alternatif dari bahan bakar fosil.
Seminar “Komitmen Keberlanjutan Korporasi Dalam Aspek Sosial dan Lingkungan” menegaskan pentingnya kolaborasi antara sektor industri, akademisi, dan masyarakat dalam membangun masa depan yang berkelanjutan. Dengan memperkuat sinergi antara berbagai pihak, Indonesia diharapkan dapat lebih efektif dalam mengatasi tantangan lingkungan dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Anwar Sanusi dan Dave Seta sepakat bahwa kolaborasi adalah kunci untuk masa depan yang lebih hijau dan inklusif. Mereka mendorong semua pihak untuk terus bekerja sama, berbagi pengetahuan, dan berinovasi demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.(c@kra)