Aksi Demo Supir Truk BBM di Polda Sulut Tuai Kontroversi, Aktivis Sebut Maling Teriak Maling

  • Bagikan

MoneyTalk.id, Manado,– Aksi demonstrasi para sopir truk di Polda Sulawesi Utara dan kantor DPRD Kota Manado yang menuntut penertiban praktik “tab” BBM di SPBU dan penindakan mafia BBM, menuai kontroversi.

Seorang aktivis muda Kota Manado, Aldi, dengan tegas menyebut aksi tersebut hanyalah kamuflase yang didalangi oleh para mafia pasir ilegal, dengan aroma kepentingan pribadi yang sangat kuat.

“Para sopir truk dalam aksinya mengeluhkan praktik “tab” (pengisian berulang) BBM di SPBU yang dinilai merugikan masyarakat dan mendesak Polda Sulut untuk menindak tegas para oknum mafia BBM,” katanya Rabu 1 Oktober 2025.

Namun, Aldi mencium adanya agenda tersembunyi di balik tuntutan yang mengatasnamakan kepentingan masyarakat tersebut.

Ia menduga bahwa sebagian besar mobil dump truck yang digunakan dalam aksi demonstrasi itu adalah milik para pengusaha galian C ilegal yang dikenal sebagai mafia pasir.

“Jangan maling teriak maling! Para mafia pasir apa bedanya dengan mafia BBM? Para sopir dump truck yang digaji oleh mafia BBM, mereka juga masyarakat yang punya keluarga dan mereka juga butuh makan,” tegas Aldi saat diwawancarai awak media.

Aldi menambahkan, jika memang benar-benar untuk rakyat, mari kita semua menyuarakannya. Tapi kalau hanya untuk segelintir orang dan mereka juga mafia pasir, maka menurut saya pemerintah harus bertindak tegas.

“Jangan sampai demo hari ini akan memuluskan para mafia pasir untuk melakukan kegiatan ilegal mereka,” katanya.

Aldi bahkan menuding bahwa aksi demonstrasi tersebut dihadiri oleh oknum-oknum yang terlibat dalam penambangan pasir ilegal, seperti Buang Ngantung dan kawan-kawan.

“Ini jelas bahwa demo ini bukan untuk kepentingan masyarakat, tapi hanya untuk kepentingan pribadi para mafia pasir ilegal yang ingin melegalkan kegiatan haram mereka,” tandas Aldi.

Tudingan Aldi ini diperkuat oleh pengakuan salah seorang sopir dump truck bernama Sandi.

“Saya lihat itu hanya kepentingan pribadi saja, sehingga ada yang panas-panasin para sopir dump truck lainnya. Contohnya, saya tidak pernah merasa kesulitan mendapatkan BBM jenis Solar bersubsidi, dan saya pikir semua pasti butuh makan, terlepas teman-teman sopir lain mencari kelebihan dengan menjual BBM,” ungkap Sandi.

Pernyataan Aldi dan pengakuan Sandi ini semakin memperkuat dugaan adanya agenda tersembunyi di balik aksi demonstrasi para sopir truk di Manado.

Apakah aksi ini benar-benar murni untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat, atau hanya kamuflase yang digunakan oleh para mafia pasir untuk mencapai tujuan mereka?

Pemerintah dan aparat penegak hukum diharapkan dapat bertindak tegas, jeli melihat kepentingan di balik layar, dan tidak mudah terprovokasi oleh aksi-aksi yang hanya mengatasnamakan kepentingan masyarakat.

 

 

 

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *