JAKARTA, MoneyTalk – Jika Prabowo Subianto jadi maju dalam kontestasi pilpres 2024, itu artinya Ketua Umum Partai Gerindra tersebut berlaga untuk kali ketiga.
Laga pertama yang ia lakoni yakni saat 2014, kala itu Prabowo Subianto berpasangan dengan Hatta Radjasa melawan pasangan Jokowi-JK. Dalam laga ini, Prabowo kalah. Laga kedua, Prabowo kembali menjajal dan bertemu dengan petahana yakni Jokowi. Namun, kala itu Jokowi berpasangan dengan Ma’ruf Amin. Untuk laga kedua pun, lagi-lagi Prabowo Subianto harus menelan kekalahan.
Seolah tak kapok, eks Danjen kopassus itu kini tengah mencoba kembali untuk jadi capres. Beda sama laga pertama dan kedua, untuk laga ketiga kali ini, nasib Prabowo Subianto sebagai capres pun belum jelas. Mengingat aturan pemilu yang mengharuskan capres diusung oleh parpol dengan akumulasi suara (Presidential Threshold 20%).
Sedikit merefresh perjalanan politik Prabowo Subianto khususnya terkait pencapresan, Prabowo pada tahun 2014 melakukan perjanjian politik dengan Megawati Soekarnoputri di tempat di mana Ganjar Pranowo dideklarasikan sebagai capres 2024 yakni di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat. Dalam perjanjian kala itu, PDIP berjanji akan mendukung Prabowo Subianto sebagai capres 2014, nyatanya, PDIP dukung Jokowi.
“Prabowo dicampakkan Megawati,” kata Uchok Sky Khadafi.
Berdasarkan catatannya, Uchok menguraikan, selain dicampakkan Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto kini di PHP Jokowi sekaligus ditinggalkan Sandiaga Uno.
“Jokowi kemarin-kemarin kan seolah-olah mengendorse Prabowo dalam berbagai kesempatan. Nyatanya, Jokowi sama Megawati deklarasi Ganjar Pranowo di Batu Tulis. Prabowo di PHP Jokowi. Bagi Bung Karno, Batu Tulis adalah tempat peristirahatan dan melakukan perenungan. Bagi Prabowo mungkin tempat itu adalah potret atau kenangan pahit,” ucap Uchok.
Uchok mengaku cukup berempati dengan nasib Prabowo Subianto dalam gelanggang politik praktis.
“Dicampakkan Megawati, di PHP Jokowi kini ditinggal Sandi. Bolehlah Prabowo dibilang ahli strategi saat di militer, tapi di dunia politik sepertinya Prabowo terlalu lugu dan mudah diberi janji-janji manis,” ujarnya.