Pendukung Anies Galau, PKS Pragmatis
MoneyTalk, Jakarta – Dalam sebuah tayangan di Cokro TV pada Sabtu (7/9), Adi Prayitno membahas dinamika politik yang tengah terjadi di kalangan pendukung Anies Baswedan serta sikap pragmatis Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dalam diskusi tersebut, Adi mengungkapkan bahwa ada kegundahan di antara pendukung Anies terkait perkembangan politik menjelang Pilkada Jakarta dan Jawa Barat.
Kegalauan Pendukung Anies
Adi Prayitno menyebut bahwa banyak pendukung Anies saat ini merasa bingung dan tidak tahu arah. Kegalauan ini muncul karena tiga calon utama yang ada tidak sesuai dengan kriteria politik mereka. Di satu sisi, pendukung Anies kecewa dengan keputusan-keputusan politik yang menghambat langkah Anies dalam Pilkada. Selain itu, mereka juga merasa tidak ada calon lain yang benar-benar merepresentasikan aspirasi mereka.
Ketika bicara tentang relasi dengan PKS, yang sebelumnya menjadi pendukung setia Anies, ada indikasi bahwa hubungan ini mulai mengalami keretakan. Kekecewaan ini semakin mengemuka karena PKS terlihat membuka komunikasi dengan PDIP dan partai-partai lainnya yang selama ini berseberangan dengan ideologi politik pendukung Anies. Hal ini dianggap sebagai langkah pragmatis yang dilakukan oleh PKS, yang dinilai tidak sejalan dengan nilai-nilai perjuangan politik Anies Baswedan dan pendukungnya.
PKS yang Pragmatis
Adi juga menjelaskan bahwa PKS saat ini tampak mengambil langkah-langkah pragmatis dalam berpolitik. PKS yang sebelumnya dikenal sebagai partai dengan basis ideologis Islam yang kuat, kini mulai menunjukkan sikap yang lebih fleksibel. Banyak yang menilai bahwa langkah ini merupakan upaya untuk menghindari stigmatisasi sebagai partai yang hanya berbasis pada kelompok tertentu saja.
Lebih jauh, Adi berpendapat bahwa transformasi yang terjadi di PKS ini adalah bagian dari strategi partai untuk beradaptasi dengan dinamika politik yang ada. Namun, langkah-langkah pragmatis ini juga menimbulkan perdebatan di kalangan pendukung dan simpatisan partai. Ada yang melihat perubahan ini sebagai sesuatu yang positif karena memperluas basis dukungan, namun ada juga yang merasa bahwa PKS telah kehilangan identitas ideologisnya.
Kemungkinan Arah Dukungan Pendukung Anies
Menghadapi situasi yang tidak menentu ini, pendukung Anies kemungkinan akan mencari calon yang bisa menjamin kelanjutan kebijakan-kebijakan Anies jika terpilih. Dalam diskusi, Adi Prayitno menyebutkan bahwa Ridwan Kamil, salah satu calon yang bersaing di Pilkada Jawa Barat, mendapat apresiasi dari beberapa pendukung Anies karena mengungkapkan niat untuk melanjutkan program-program yang telah dijalankan oleh Anies. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pendukung yang masih rasional dan tidak terbawa emosi politik.
Di sisi lain, Pramono Anung juga disebut-sebut sebagai calon yang berpotensi mendapatkan dukungan dari kelompok pendukung Anies. Namun, semua ini sangat bergantung pada bagaimana para calon mampu meyakinkan pemilih bahwa mereka benar-benar akan melanjutkan dan memperjuangkan visi dan misi Anies.
Hal ini menggambarkan betapa dinamisnya situasi politik jelang Pilkada Jakarta dan Jawa Barat. Pendukung Anies tengah berada di persimpangan jalan, sementara PKS sebagai partai yang pernah menjadi sekutu kuat Anies tampak memilih jalan pragmatis untuk menjaga relevansinya dalam peta politik nasional. Bagaimana perkembangan selanjutnya, baik dari sisi dukungan pendukung Anies maupun langkah-langkah PKS, akan sangat menarik untuk diikuti.(c@kra)