Calon Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Kompromistis atau Menuju Kelas Dunia?

  • Bagikan
Calon Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Kompromistis atau Menuju Kelas Dunia?
Calon Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Kompromistis atau Menuju Kelas Dunia?

MoneyTalk, Jakarta – Mardigu Wowiek, pengamat yang dikenal kritis terhadap isu-isu politik dan kebijakan publik, kembali menyampaikan pandangannya terkait pemilihan calon menteri kabinet Prabowo-Gibran. Dalam video yang diunggah pada Kamis, 17 Oktober di kanal YouTube-nya, Mardigu menyoroti beberapa nama calon menteri yang dipanggil oleh Prabowo Subianto, calon presiden terpilih.

Narasi yang ia sampaikan memunculkan banyak diskusi di kalangan netizen yang merasa daftar tersebut lebih kompromistis dan dianggap belum memiliki kualitas kelas dunia yang diharapkan.

Mardigu menyamakan pemilihan menteri ini dengan dunia sepak bola. Menurutnya, ketika sebuah tim nasional, seperti tim sepak bola Indonesia, ingin bersaing di liga dunia, pemilihan pemain lokal saja tidak cukup. Sering kali, pemain naturalisasi yang memiliki keterampilan dan mental yang lebih baik dipilih untuk memperkuat tim. Pemain yang dipilih untuk bersaing di tingkat dunia harus memiliki skill, mental, dan fisik yang jauh di atas rata-rata. Sehingga, untuk bersaing di Liga 1 atau bahkan Piala Dunia, PSSI mengandalkan pemain naturalisasi yang memiliki darah Indonesia, meskipun hanya sedikit.

Namun, Indonesia tetap berjuang untuk mencapai prestasi yang setara dengan negara-negara lain karena, menurut Mardigu, budaya permainan Indonesia yang penuh dengan manipulasi skor dan permainan kotor. Sehingga, kata Mardigu, sulit bagi tim nasional yang sepenuhnya lokal untuk menjuarai Liga Asia, bahkan di tingkat kompetisi internasional sekalipun.

Analogi ini, bagi Mardigu juga relevan untuk pemilihan menteri dalam kabinet. Ia berpendapat bahwa pemain dalam kabinet saat ini—atau para calon menteri yang sudah dipanggil—terkesan “kompromistis,” atau sebagai bagian dari strategi Prabowo untuk menenangkan semua pihak yang terlibat dalam politik, terutama pihak Jokowi yang disebut sebagai sponsor utama. Mardigu juga menggarisbawahi bahwa susunan calon menteri yang ada masih terasa “rasa Jokowi” dan belum menunjukkan gebrakan baru yang diharapkan publik.

Dalam konteks tantangan global yang berat, seperti ancaman konflik militer dan ketidakpastian ekonomi, Mardigu menggarisbawahi bahwa menteri yang menduduki posisi strategis seharusnya adalah mereka yang sudah terbukti di tingkat dunia, setidaknya dalam hal kemampuan dan pengalaman.

Misalnya dalam hal ekonomi, Mardigu menyebut nama-nama seperti Gita Wirjawan atau Iwan Jaya Aziz, yang memiliki pengalaman di arena internasional. Nama-nama tersebut, menurutnya, lebih menjanjikan untuk menghadapi tantangan berat dalam bidang ekonomi dan industri, terutama jika terjadi krisis produksi pangan global, di mana setiap negara akan mengutamakan kebutuhan domestiknya dan menekan ekspor.

Indonesia, katanya, perlu menteri yang tidak hanya memikirkan pencapaian politik semata, tetapi juga memiliki visi untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen mandiri. Artinya, kabinet Prabowo-Gibran harus diisi oleh orang-orang yang tidak hanya kuat secara politis, tetapi juga memahami betul tentang industrialisasi, kedaulatan pangan, dan inovasi teknologi.

Mardigu pun mempertanyakan apakah Prabowo sudah siap dengan “pemain naturalisasi” yang benar-benar profesional, yang membawa pengalaman dan wawasan internasional. Nama-nama lain seperti James Riady atau bahkan Rocky Gerung juga diusulkan oleh Mardigu, di mana James bisa memimpin Kementerian Daerah Tertinggal dengan pengalamannya di dunia bisnis, sementara Rocky Gerung yang terkenal kritis cocok untuk menjadi Jaksa Agung, menegakkan keadilan tanpa kompromi.

Namun, Mardigu juga tidak menutup kemungkinan bahwa pemilihan calon menteri yang kompromistis ini adalah strategi awal. Dengan begitu, semua golongan diharapkan dapat terpuaskan terlebih dahulu, sebelum akhirnya Prabowo melangkah dengan komposisi kabinet yang lebih kuat dan berorientasi pada dunia internasional.

Pandangan Mardigu mengundang beragam reaksi netizen. Sebagian merasa bahwa susunan calon menteri yang dipilih belum cukup kuat untuk membawa Indonesia bersaing di tingkat global. Sementara itu, sebagian lagi merasa bahwa menteri yang dipilih saat ini mungkin baru tahap awal, di mana Prabowo akan melihat komposisi yang paling cocok untuk setiap kementerian.

Bagaimanapun, Mardigu menegaskan bahwa dunia saat ini semakin kompleks, dengan ketidakpastian ekonomi dan ancaman konflik yang dapat memengaruhi stabilitas global. Kabinet Prabowo-Gibran diharapkan dapat menghadapi tantangan tersebut dengan baik dan memastikan Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri, tangguh, dan kompetitif di arena global.

Kita lihat apakah Prabowo akan benar-benar menyusun kabinet yang siap bermain di “liga dunia” atau tetap memilih pemain kompromistis. Hanya waktu yang akan menjawab.(c@kra)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *