MoneyTalk, Jakarta – Sebagai calon pemimpin Indonesia, Prabowo Subianto menghadapi tantangan besar dalam menangani ekonomi negara yang semakin kompleks. Reynaldi Kasali di kanal YouTube-nya pada Rabu, 16 Oktober, menjelaskan bahwa Indonesia dengan populasi sekitar 282,5 juta jiwa memiliki sekitar 214 juta orang di usia kerja. Tantangan yang dihadapi adalah tingkat pendidikan yang masih rendah di kalangan tenaga kerja, di mana sekitar 40% memiliki pendidikan hanya sampai SD.
Kasali menekankan bahwa solusi untuk meningkatkan perekonomian harus berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Mengingat anggaran belanja (APBN) yang direncanakan meningkat sebesar 8,7% menjadi Rp 3.613 triliun, Prabowo harus mampu merumuskan strategi yang efektif untuk memanfaatkan peningkatan anggaran ini. Pendekatan yang diusulkan adalah tidak hanya mengandalkan pajak, tetapi juga mengidentifikasi potensi pendapatan non-pajak yang bisa dioptimalkan.
Dalam situasi yang penuh ketidakpastian global, Prabowo harus menerapkan cara-cara baru dan kreatif untuk meningkatkan pendapatan negara. Salah satu solusinya adalah dengan menggalakkan penggunaan obligasi sebagai instrumen pembiayaan.
Menurut Kasali, alih-alih bergantung pada pinjaman luar negeri, pemerintah dapat memanfaatkan dana masyarakat dalam bentuk obligasi domestik. Hal ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada valuta asing, tetapi juga memungkinkan masyarakat berkontribusi langsung terhadap pembangunan ekonomi.
Kondisi global yang tidak stabil, seperti dampak dari perang Rusia-Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah, menciptakan tantangan bagi Indonesia. Prabowo harus menavigasi situasi ini dengan bijaksana, mencari peluang investasi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Kasali menyebutkan bahwa meskipun tantangan ini berat, ketidakpastian juga dapat memicu kreativitas. Dalam konteks ini, Prabowo diharapkan dapat berpikir out of the box untuk menarik investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Sebagai langkah konkret, pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo harus mempromosikan investasi melalui obligasi, yang dianggap sebagai aset bebas risiko. Menurut Kasali, obligasi dapat menjadi pilihan menarik bagi masyarakat yang mencari return yang lebih tinggi daripada bunga bank.
Masyarakat dapat berpartisipasi dalam investasi jangka pendek atau jangka panjang, tergantung pada preferensi mereka. Dengan cara ini, pemerintah dapat meningkatkan likuiditas pasar sekaligus mengumpulkan dana yang diperlukan untuk proyek-proyek pembangunan.
Tantangan yang dihadapi Prabowo Subianto dalam pembenahan ekonomi APBN bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan pendekatan yang tepat, terutama dalam meningkatkan kualitas SDM dan menciptakan pendapatan non-pajak melalui instrumen investasi seperti obligasi, ada peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam menghadapi ketidakpastian global, kreativitas dan inovasi dalam kebijakan ekonomi akan menjadi kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Prabowo harus mampu menggali potensi masyarakat dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi, sehingga Indonesia dapat mengatasi tantangan dan meraih masa depan yang lebih baik. (c@kra)