MoneyTalk, Jakarta – Zulfan Lindan menampilkan Adi Prayitno di kanal YouTube Unpacking Indonesia pada Jumat, 24 Oktober. Dalam wawancara padat pengamat politik ini menyampaikan kritikannya terhadap Kabinet Prabowo Subianto.
Adi menyoroti beberapa hal mendasar yang perlu diperhatikan oleh pemerintah. Antara lain terkait isu kemiskinan, ketahanan pangan, dan sistem pelayanan publik. Terutama dalam konteks upaya Indonesia keluar dari jebakan kelas menengah atau middle-income trap.
Menurut Adi, kemiskinan yang masih tinggi dan berbagai masalah birokrasi menjadi tantangan serius bagi kabinet baru. Kabinet Prabowo-Gibran dituntut untuk segera memberikan solusi nyata bagi rakyat.
Isu Kemiskinan sebagai Tantangan Utama
Adi Prayitno menyatakan bahwa kemiskinan, berapa pun persentasenya, adalah masalah serius yang menuntut perhatian besar dari pemerintah. Dalam konteks ini, Prabowo diharapkan dapat menunjukkan keberpihakan nyata pada kesejahteraan rakyat. Jika kebijakan dan program pemerintah hanya berfokus pada pembangunan ekonomi makro tanpa menyelesaikan masalah kemiskinan struktural, maka upaya untuk menghindari middle-income trap akan sulit tercapai.
Menurut Adi, kemiskinan tidak hanya sekadar angka statistik, tetapi merupakan representasi dari permasalahan mendasar seperti biaya pendidikan yang tinggi dan pelayanan kesehatan yang belum merata. Misalnya, ia menyebutkan fenomena mahalnya biaya kuliah dan beberapa kasus penolakan pasien BPJS di puskesmas. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada kesenjangan yang signifikan dalam pelayanan publik yang harus segera diatasi.
Kabinet ‘Tim Sukses’ dan Tantangan Ketahanan Pangan
Selain kemiskinan, Adi juga menyoroti komposisi kabinet Prabowo yang ia sebut sebagai kabinet “Tim Sukses”. Menurutnya, komposisi ini dipandang sebagai bentuk apresiasi atas dukungan politik dalam memenangkan Prabowo. Walaupun ini hal yang umum terjadi, Adi berharap kabinet ini tidak hanya sekadar penghargaan politis, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata, terutama dalam bidang ketahanan pangan. Baginya, ketahanan pangan bukan sekadar wacana politik, tetapi menjadi isu strategis untuk menjamin kemandirian Indonesia di masa depan.
Adi menegaskan bahwa ketahanan pangan harus menjadi agenda prioritas yang tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga membutuhkan keberpihakan serius dari pemerintah. Menurutnya, program ketahanan pangan harus lebih konkret dan terukur karena ketahanan pangan adalah fondasi penting untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh.
Penyamaan Visi dan Chemistry dalam Kabinet
Adi juga menyoroti hal positif dari pendekatan Prabowo terhadap kabinetnya. Retret dan pembekalan yang diadakan di berbagai lokasi, mulai dari Kertanegara hingga Hambalang, dinilai sebagai upaya untuk membangun solidaritas dan chemistry dalam kabinet. Menurutnya, pendekatan ini mencerminkan gaya kepemimpinan Prabowo sebagai mantan prajurit yang ingin memastikan semua menterinya memahami visi dan misi secara utuh.
Dalam retret ini, Prabowo berupaya menyatukan visi dan misi agar para menteri tidak hanya memahami tanggung jawab mereka masing-masing, tetapi juga memiliki kesadaran kolektif untuk bekerja bersama demi mencapai tujuan bersama. Namun, Adi mengingatkan bahwa retret seperti ini perlu diimbangi dengan kinerja yang konkret agar tidak sekadar menjadi lip service.
Pentingnya Kepemimpinan yang Inspiratif dan Strategis
Adi juga memuji gaya Prabowo yang sering menyampaikan wacana kebangsaan dalam pidatonya. Menurut Adi, Prabowo adalah sosok pemimpin yang kaya gagasan, sering mengacu pada buku-buku dan diskursus akademis dalam setiap pernyataannya, yang mengingatkan pada gaya orator Soekarno dengan intonasi yang kuat dan wacana yang jelas.
Meski Prabowo mampu membawa wacana kebangsaan yang kuat, Adi mengingatkan bahwa implementasi di lapangan adalah ujian sesungguhnya. Kepemimpinan tidak hanya membutuhkan wacana inspiratif, tetapi juga komitmen nyata untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Tantangan Besar dalam Mengatasi Kemiskinan dan Meningkatkan Ketahanan Pangan
Kritik Adi Prayitno terhadap Kabinet Prabowo menggambarkan sejumlah tantangan besar yang akan dihadapi dalam lima tahun ke depan. Kemiskinan dan ketahanan pangan adalah dua isu yang saling terkait dan membutuhkan perhatian serius.
Di samping itu, Prabowo diharapkan mampu menunjukkan kepemimpinan yang tidak hanya inspiratif, tetapi juga efektif dalam mengimplementasikan kebijakan yang langsung dirasakan oleh rakyat. Jika tantangan ini dapat diatasi, Indonesia berpeluang keluar dari middle-income trap dan mewujudkan cita-cita menjadi negara maju pada tahun 2045. (c@kra)