MoneyTalk, Jakarta – Pernyataan pengamat politik Fachry Ali dalam kanal YouTube Kofi TV pada Senin, 11 November 2024, menyoroti gaya politik Muhaimin Iskandar dengan istilah Vivere Pericoloso, yang berarti “hidup dalam bahaya.”
Fachry Ali mengungkapkan bahwa Muhaimin, yang telah memimpin Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) hampir dua dekade, memiliki karakter politik yang berani dan cenderung mengambil risiko besar.
Muhaimin Iskandar, atau yang akrab disapa Cak Imin, telah memimpin PKB selama hampir 20 tahun. Sejak terpilih kembali dalam Muktamar di Bali tahun 2024, masa kepemimpinannya akan berlanjut hingga lima tahun ke depan, menjadikannya salah satu pemimpin partai terlama di Indonesia.
Fachry Ali membandingkan sirkulasi elit di PKB dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Menurutnya, PBNU lebih demokratis dalam pergantian kepemimpinan dibandingkan dengan PKB yang terus dipimpin oleh Muhaimin tanpa adanya regenerasi yang signifikan.
Muhaimin kata Fachry Ali dikenal berani mengambil langkah-langkah politik yang tidak terduga. Dan gaya kepemimpinan Muhaimin yang kerap kali “menyerempet bahaya” atau biasa disebut istilah Vivere Pericoloso.
Misalnya, keputusannya untuk keluar dari koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto, kemudian beralih menjadi calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan dari Partai Nasdem. Langkah ini mengejutkan banyak pihak mengingat kedekatan Muhaimin dengan pemerintahan Jokowi. Tindakan ini menunjukkan keberanian Muhaimin untuk keluar dari zona nyaman demi mengejar ambisi politiknya.
Kemudian Bagimana Muhaimin menunjukkan bahwa dirinya mampu bertahan di tengah persaingan yang ketat. Dimana Belakangan ini, terlihat adanya upaya dari PBNU untuk kembali mengontrol PKB.
Dan Fachry Ali mencatat bahwa sebagian elit PBNU berusaha untuk merebut kembali pengaruh di partai yang didirikan oleh tokoh besar NU, seperti KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang merupakan paman dari Muhaimin.
Meskipun begitu, Muhaimin berhasil mempertahankan posisinya sebagai Ketua Umum PKB dalam Muktamar 2024, kembali menunjukkan kemampuannya untuk mengontrol partai tersebut. Dan PBNU akhir terjungkal juga (c@kra)