MoneyTalk, Jakarta – PT Thorcon Power Indonesia terus berkomitmen untuk mendukung transisi energi di Indonesia menuju energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Sebagai bagian dari upaya ini, perusahaan tersebut telah menyiapkan investasi sebesar Rp 17 triliun untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Pulau Kelasa, Kepulauan Bangka Belitung.
Targetnya, pembangkit ini akan mulai beroperasi pada 2030 hingga 2031 mendatang. Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Indonesia untuk mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060.
Pemilihan Pulau Kelasa sebagai lokasi pembangunan PLTN bukan tanpa alasan. Pulau ini terletak di Bangka Tengah dan memiliki luas 220,83 hektar. Dikenal sebagai pulau yang masih sangat alami, Pulau Kelasa dikelilingi oleh pepohonan yang rapat, bebatuan granit yang eksotis, serta terumbu karang yang masih terjaga. Lokasi ini dinilai ideal karena relatif jauh dari pemukiman penduduk, sehingga meminimalisasi potensi dampak negatif terhadap masyarakat sekitar.
Bob S. Efendi, Direktur Operasi Thorcon Power Indonesia, menjelaskan bahwa pihaknya memahami kekhawatiran masyarakat terkait pengembangan nuklir. Oleh karena itu, Thorcon menggunakan teknologi PLTN yang dirancang untuk sangat aman, dengan fitur keamanan pasif yang dapat mengurangi risiko kecelakaan secara signifikan.
“Di awal Desember ini, kami akan melakukan pendaftaran tapak pertama untuk PLTN. Ini akan menjadi langkah historis karena Indonesia belum pernah memiliki PLTN sebelumnya,” ujar Bob.
Energi nuklir dianggap sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan energi yang stabil dan bersih di masa depan. Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Sugeng Sumbarjo, menegaskan pentingnya nuklir sebagai bagian dari bauran energi Indonesia. Menurutnya, nuklir memiliki karakteristik efisien, murah, dan konsisten dalam menghasilkan listrik tanpa emisi karbon. Hal ini sangat krusial dalam mendukung target NZE Indonesia pada 2060.
“Untuk mencapai target net zero emission pada 2060, energi nuklir harus menjadi bagian penting dari bauran energi nasional. PLTN tidak menghasilkan emisi karbon, sehingga sangat cocok untuk kebutuhan energi bersih di masa depan,” jelas Sugeng.
Thorcon saat ini sedang dalam proses pengajuan izin kepada BAPETEN untuk melakukan pembangunan PLTN di Pulau Kelasa. Regulasi terkait pembangunan PLTN di Indonesia telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. Dalam regulasi tersebut, klasifikasi usaha untuk pembangunan instalasi nuklir masuk dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 43294.
Dengan dukungan pemerintah melalui regulasi ini, diharapkan pembangunan PLTN dapat berjalan lancar, sehingga Indonesia bisa segera memanfaatkan energi nuklir sebagai salah satu sumber energi utama. Thorcon juga telah melakukan konsultasi dengan BAPETEN untuk memastikan seluruh aspek keselamatan dan regulasi terpenuhi sebelum memulai konstruksi fisik.
Investasi Thorcon sebesar Rp 17 triliun ini tidak hanya berpotensi memenuhi kebutuhan listrik nasional, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, khususnya di Kepulauan Bangka Belitung. Pembangunan PLTN diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru, meningkatkan infrastruktur, serta menggerakkan ekonomi setempat melalui proyek jangka panjang.
Selain manfaat ekonomi, penggunaan energi nuklir juga akan berdampak signifikan pada pengurangan emisi karbon. Energi nuklir adalah salah satu sumber energi yang paling efisien dalam menghasilkan listrik tanpa emisi gas rumah kaca. Dengan meningkatnya kebutuhan listrik seiring pertumbuhan populasi dan ekonomi, energi nuklir bisa menjadi solusi yang berkelanjutan.
Meskipun ada banyak manfaat dari penggunaan energi nuklir, tantangan terbesar adalah membangun kepercayaan masyarakat terhadap keselamatan teknologi ini. Edukasi dan transparansi sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa masyarakat memahami risiko dan manfaat dari PLTN. Thorcon dan pemerintah harus bekerja sama dalam mengedukasi masyarakat mengenai teknologi nuklir modern yang aman dan efisien.
Pembangunan PLTN juga dihadapkan pada tantangan regulasi yang ketat dan prosedur perizinan yang memakan waktu. Namun, jika berhasil, Indonesia akan memiliki salah satu pembangkit listrik yang paling efisien dan bersih, yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
Investasi Thorcon dalam pengembangan PLTN di Pulau Kelasa menunjukkan langkah berani Indonesia dalam mengejar energi bersih dan berkelanjutan. Dengan target operasi pada 2030-2031, diharapkan proyek ini dapat menjadi tonggak sejarah dalam perjalanan transisi energi Indonesia. Melalui dukungan regulasi dan keterlibatan masyarakat, energi nuklir dapat menjadi pilar penting dalam mencapai kemandirian energi dan target net zero emission di masa depan.
Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri energi bersih global. Dengan memanfaatkan teknologi nuklir yang aman dan efisien, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan energi nasional, tetapi juga berkontribusi pada upaya global dalam mengurangi emisi karbon dan melindungi lingkungan.
Thorcon dan pemerintah diharapkan dapat terus bersinergi untuk mewujudkan visi ini, sehingga Indonesia dapat bangkit sebagai negara dengan ketahanan energi yang kuat dan berkelanjutan.(c@kra)