Transformasi Pertanian di Merauke Menuju Lumbung Pangan Nasional

  • Bagikan
Transformasi Pertanian di Merauke Menuju Lumbung Pangan Nasional
Transformasi Pertanian di Merauke Menuju Lumbung Pangan Nasional

MoneyTalk, Merauke – Senin (11/11) – Menteri Pertanian (Mentan) Dr. Andi Amran Sulaiman memberikan keterangan pers yang penuh optimisme tentang transformasi pertanian di Kabupaten Merauke. Dalam kesempatan tersebut, Amran menyampaikan berbagai pencapaian pertanian modern yang berhasil diterapkan di wilayah ini, termasuk upaya meningkatkan produktivitas melalui optimalisasi lahan, pemberdayaan petani lokal, dan modernisasi teknik bertani.

Amran memulai pernyataannya dengan menyinggung beberapa isu yang mungkin mengganggu pihak tertentu, terutama terkait dengan perkembangan pesat yang dialami sektor pertanian di Merauke. Namun, ia menegaskan bahwa fokus utamanya adalah pada peningkatan kesejahteraan petani lokal tanpa memedulikan sentimen politik yang mungkin muncul.

“Mungkin ada yang terganggu, apakah secara politik atau lainnya, kami tidak paham. Yang jelas, yang kami sampaikan di sini adalah masyarakat lokal sudah antre untuk mendapatkan lahan yang siap dikelola,” ungkap Amran.

Amran Sulaiman menyoroti perubahan besar yang terjadi di Merauke, di mana para petani lokal, khususnya generasi milenial Papua, berhasil diajarkan untuk beralih dari cara bercocok tanam tradisional ke teknik modern. Hal ini termasuk penggunaan alat-alat mekanis seperti combine harvester, traktor, dan drone untuk meningkatkan efisiensi pertanian.

“Kami sudah mendidik petani-petani milenial asli Papua di Merauke agar mampu beralih dari metode tradisional ke modern. Kini, mereka sudah bisa mengoperasikan mesin combine untuk panen dan traktor untuk pengolahan lahan,” tutur Amran dengan penuh kebanggaan.

Melalui transformasi ini, Merauke tidak hanya mampu meningkatkan frekuensi panen dari satu kali menjadi tiga kali dalam setahun, tetapi juga berhasil meningkatkan produktivitas hasil pertanian dari hanya 2 ton per hektar menjadi 7 ton per hektar.

Amran menambahkan bahwa pemerintah memberikan dukungan penuh kepada masyarakat lokal melalui berbagai program bantuan. Salah satu program utama adalah pemberian alat pertanian secara gratis untuk meningkatkan produktivitas lahan masyarakat setempat. Selain itu, optimalisasi lahan dilakukan dengan teknik modern untuk mengatasi berbagai tantangan agronomis, seperti masalah keasaman tanah dan salinitas.

“Presiden sendiri telah melakukan kunjungan langsung untuk memastikan apakah program yang dijanjikan benar-benar membuat masyarakat tersenyum. Saat ini, lahan seluas 40.000 hektar sudah berhasil kami optimalisasi,” jelas Amran.

Ia juga menegaskan bahwa hasil dari pendekatan holistik yang dilakukan pemerintah terbukti berhasil, terutama dengan penggunaan teknologi seperti dolomit untuk menetralkan keasaman tanah dan meningkatkan sirkulasi air yang efektif.

Dalam pidatonya, Mentan Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa para petani di Merauke kini telah merasakan dampak positif dari transformasi ini. Dengan pembagian hasil yang adil, beberapa keluarga di daerah ini memiliki lahan hingga 5.000 hektar dengan skema bagi hasil 80:20 atau 70:30, di mana 20%-30% dari hasil pertanian menjadi milik petani.

“Bisa Anda bayangkan, satu keluarga bisa mengelola 1.000 hingga 5.000 hektar lahan. Dengan pembagian hasil yang adil, ini menjadikan mereka sebagai orang kaya baru di lapangan,” ujar Amran.

Dengan adanya dukungan pemerintah, banyak petani milenial kini mendapatkan penghasilan hingga Rp10 juta per bulan. Selain itu, pengenalan teknologi seperti rice transplanter dan combine harvester telah membuat proses panen lebih cepat dan efisien.

Amran menekankan mimpi besarnya untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Dengan mengoptimalkan potensi bonus demografi, sumber daya alam yang melimpah, dan teknologi buatan anak bangsa, ia optimis Indonesia bisa menjadi negara swasembada pangan yang setara dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.

“Kami ingin seluruh lahan sawah yang dicetak di Indonesia, seluas 3 juta hektar, bertransformasi dari pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Ini akan membuat Indonesia sejajar dengan negara-negara maju,” tambah Amran dengan semangat.

Ia juga mengingatkan pentingnya pelaporan berita yang akurat terkait program-program pemerintah. “Tolong jangan sampaikan berita yang simpang siur atau tidak valid. Kami sudah berkunjung ke Merauke delapan kali, dan setiap kali kami disambut baik oleh masyarakat,” tegasnya.

Mentan Amran juga mengungkapkan adanya kolaborasi dengan Kementerian Pertahanan dan TNI Angkatan Darat dalam mengelola potensi wilayah Merauke. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus kesejahteraan masyarakat setempat.

“Kami bersama Kementerian Pertahanan dan TNI Angkatan Darat memberikan dukungan maksimal kepada masyarakat Merauke. Hal ini bertujuan agar potensi wilayah ini dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan rakyat,” ujar Amran.

Pidato Amran Sulaiman di Merauke ini bukan hanya sekedar seruan, namun juga bukti konkret dari perubahan yang terjadi di lapangan. Dengan transformasi pertanian modern, pemberdayaan milenial, dan dukungan teknologi, Merauke berpotensi menjadi sentra pangan nasional yang dapat berkontribusi besar pada ketahanan pangan Indonesia.

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa sektor pertanian di Indonesia dapat maju pesat jika didukung oleh teknologi, inovasi, dan kebijakan yang tepat. Mentan Amran Sulaiman berharap, apa yang telah dicapai di Merauke bisa menjadi model bagi daerah lain di Indonesia, untuk bersama-sama mewujudkan Indonesia sebagai negara lumbung pangan dunia. (c@kra)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *