MoneyTalk, Jakarta – Ada orang-orang yang berambisi menghabisi reputasi Budi Arie. Mereka saling membisik, menyampaikan pesan gelap bahwa dalam waktu yang singkat Budi Arie Setiadi akan diadili. Tuduhan itu pun seragam; bahwa Budi Arie telah berkompromi dengan bandar judi!
Belakangan saya mengamati, mencermati serta menikmati tuduhan bertubi-tubi pada Budi Arie. Sepanjang itu pula, lahir dukun-dukun palsu digital. Seakan-akan dirinya bersaksi dan punya bukti soal Budi Arie Setiadi.
Kesaksian dalam surat terbuka ini, tentang upaya membela harga diri dan mempertahan sebuah perjuangan reputasi.
Saat itu saya dipanggil oleh Menteri Budi Arie, selaku Menteri Kominfo. Saya diminta untuk membantu penugasannya sebagai Menteri Kominfo RI yang dimandatkan Presiden Jokowi. Dan lantas, mandatori itu kami terima untuk menjalankan tugas sebaik-baiknya.
Tibalah pada seputaran April 2024. Tiba-tiba Menteri Kominfo saat itu, menelefon kami dini hari dan menginstruksikan agar besok datang pagi karena kita sedang melakukan penyegelan dan patroli oknum terlibat Judi Online.
Besoknya, saya tiba pukul 6.30 pagi gedung kominfo dan lantai 8 ruang monitoring situs judi online sudah di Kominfo “Disegel” oleh Pamdal Kominfo atas instruksi Menteri Langsung.
Sejak saat itulah, Menteri Kominfo Budi Arie secara konsisten dan sistematis berdiri bersama rakyat. Dalam rangka memberantas dan melawan Judi online.
Jika berkaca pada momen itu, banyak asumsi yang dimunculkan; bahwa itu sebagai pintu masuk negosiasi antara Budi Arie dengan para bandar judi.
Jika tuduhan itu yang diedarkan, logika semestinya pada saat itulah Budi Arie selaku Menteri Kominfo merintis tim baru yang berkaitan untuk memainkan informasi pemblokiran situs.
Jika tuduhan itu yang dipakai, seharusnya ada tim menteri yang diutus sebagai mata telinga setiap transaksi.
Konsekuensinya ada tim Staff Khusus dan Tenaga Ahli Menteri ada yang terseret dalam penangkapan 11 orang terakhir. Nyatanya, tidak ada satupun orang Menteri Budi Arie yang masuk daftar penangkapan.
Setelah tuduhan itu patah, maka kemudian dimunculkan cerita baru tentang sosok Zulkarnaen atau Tony Tomang. Ini babak tuduhan baru terhadap Budi Arie.
Sejujurnya, saya secara pribadi juga mengenal sosok Tony Tomang. Dan sosok Tony Tomang yang saya paham adalah orang-orang yang berafiliasi kuat pada PDI-P.
Saya juga pernah mendengar bahwa dirinya (Tony Tomang) memilki peran dan fungsi strategis dalam pertempuran sosial media di lingkungan partai.
Semesta juga turut menjelaskan betapa pentingnya peran Tony Tomang dalam Pilkada DKI. Dimana pada satu malam setelah rapat pemenangan Pram-Doel, Tony Tomang duduk satu meja dengan petinggi PDI-P.
Jangankan sosok Budi Arie yang pernah menjadi pengurus PDI-P, mengenal baik Tony Tomang. Saya saja yang tidak pernah memiliki KTA partai juga mengenal Tony Tomang.
Pertanyaanya, jika Anda mengenal seseorang secara pertemanan, apakah Anda juga berkewajiban mengetahui sisi gelap dari orang tersebut? Ketidaktahuan saya bahkan Budi Arie pada “sisi gelap” Tony Tomang adalah karena dua hal.
Pertama, karena hubungan sebatas pertemanan biasa. Kedua, karena kita tidak tahu sisi gelap Tony Tomang.
Lagi pula, bicara soal pemberantasan Judi Online. Tidak bisa semua dibebankan di Kominfo atau sekarang menjadi Komdigi. Ini adalah kartel kejahatan siber dan perbankan.
Kenapa kita hanya selalu berkutat pada situs judi online. Yang kita tahu, ini hanya perkara menutup dan para bandar membeli domain baru.
Semestinya media dan publik, membangun kesadaran baru untuk mengejar pada otorisasi rekening judi online. Atau, melihat aspek penegakan hukum siber dari pihak penegak hukum.
Publik tidak dicerahkan dengan hal-hal yang lebih strategis dan vital.
Jika pihak penegak hukum mampu menciduk 11 pegawai Komdigi yang terlibat pada pengoperasian level yang paling bawah dari proses bisnis Judi online. Lantas, kapan PPATK merilis nama-nama Private Bankers yang terlibat pada pengelolaan bisnis haram ini.
Seraya publik terus menanti upaya Kepolisian menyeret bandar besar kedalam jeruji besi. Kita selalu menantikan kapan episode dramatis itu dipanggungkan.
Bersamaan dengan kesaksian ini, perlu saya yakinkan bahwa sosok Budi Arie Setiadi tidak pernah terlibat dalam proses bisnis haram judol.
Pada akhirnya, kita boleh menyimpulkan. Bahwa, isu ini terus dieskalasi dalam rangka memecahbelah antara hubungan Presiden Prabowo dengan Joko Widodo.
Ada kelompok-kelompok politik terus resah dan gelisah ketika hubungan Prabowo Subianto dan Joko Widodo terus harmonis.
Sayõnara Kurai Jidai (Selamat tinggal masa kelam), Welcome to the glory days (Selamat datang masa kejayaan).
Salam Akal Sehat, Sebuah Kesaksian dari Dalam, Jakarta, 21 November 2024
Penulis: Abi Rekso (Penyuluh Rakyat Akal Sehat)