Kesiapan Prabowo, Perubahan Peraturan Dunia Pasca Perang Dunia ke-3?
MoneyTalk, Jakarta – Dalam sebuah video terbaru yang ditayangkan di kanal YouTube Bossman Mardigu pada Selasa (23/09), Mardigu Wowiek mengulas skenario masa depan dunia pasca Perang Dunia Ketiga. Video tersebut membahas tentang para tokoh global seperti Mark Zuckerberg dan para elit globalis lainnya. Mereka telah membangun bunker mewah di tempat-tempat tersembunyi seperti Hawaii dan New Zealand.
Proyek bunker di Hawaii, yang diperkirakan menghabiskan biaya sebesar $100 juta atau sekitar Rp1,5 triliun, dilengkapi dengan ruang bawah tanah. Ruang bawah tanah itu berukuran hampir 500 meter persegi yang tahan terhadap dampak Perang Dunia Ketiga. Semua ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah dunia sedang menuju perang besar yang akan mengubah peta geopolitik selamanya?
Mardigu memprediksi, jika Perang Dunia Ketiga benar-benar terjadi, peta dunia tidak akan pernah sama lagi. Konflik ini akan mengubah batas-batas wilayah negara dan merombak tatanan dunia saat ini. Berdasarkan analisis geopolitik dan data dari berbagai institusi pertahanan di Amerika dan Tiongkok, terdapat tiga skenario besar yang mungkin terjadi.
Skenario Pertama
Rusia Kalah, NATO Menang. Dalam skenario ini, Rusia yang kehilangan sekitar 200.000 tentara di Ukraina meluncurkan rudal nuklir berkekuatan rendah ke pangkalan militer Ukraina. Meskipun kerusakannya tidak masif, hal ini memicu respon NATO yang mendeklarasikan perang melawan Rusia, didukung oleh negara-negara anggota Collective Security Treaty Organization (CSTO) seperti Belarus, Kazakhstan, dan lainnya. Di skenario ini, Tiongkok setengah hati membantu Rusia dengan alasan nuklir hanya digunakan untuk pertahanan.
NATO kemudian berhasil menyerbu bagian barat Rusia dan merebut Moskow. Sedangkan Tiongkok mengambil alih wilayah timur Rusia, termasuk Siberia yang kaya akan sumber daya alam. Di Asia, Semenanjung Korea dipersatukan dengan menggulingkan Kim Jong-un. Rusia pun terpecah menjadi 11 negara pro-NATO, termasuk Kaliningrad.
Indonesia sendiri, menurut Mardigu, akan dibagi menjadi beberapa bagian dengan wilayah barat yang mencakup Sumatera, Kalimantan, dan Bali menjadi negara bagian baru dari Singapura. Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua akan dikendalikan Australia, sementara Pulau Jawa tetap sebagai entitas tersendiri.
Skenario Kedua
Skenario kedua ini lebih mungkin terjadi dengan Rusia dan Tiongkok bersatu melawan NATO, dibantu oleh Iran, Pakistan, dan negara-negara BRICS. Perang ini diperkirakan berlangsung antara tahun 2027 hingga 2029, dengan Rusia dan Tiongkok memulai invasi besar-besaran. Taiwan menjadi sasaran pertama, diikuti oleh serangan rudal nuklir masif Rusia ke Eropa Barat yang meratakan sebagian besar wilayahnya.
Amerika Serikat pun terpecah, dengan Meksiko mendapatkan konsesi atas lima negara bagian dan pesisir timur Amerika jatuh ke tangan Kuba. Korea Utara berhasil menguasai seluruh Semenanjung Korea. Sementara Israel terhapus dari peta, dengan wilayahnya dibagi menjadi milik Suriah, Mesir, dan Palestina. Indonesia, Jepang, dan Filipina tetap ada, tetapi menjadi negara-negara di bawah pengaruh Tiongkok.
Skenario Ketiga
Skenario ketiga adalah yang paling suram. Baik Rusia maupun NATO hancur total, menyebabkan perubahan konstelasi geopolitik dunia secara drastis. Negara-negara di utara khatulistiwa menjadi tidak layak huni dengan udara yang beracun dan tanah yang tidak bisa lagi ditanami. Perubahan iklim ekstrim membuat makanan langka, dan wabah penyakit baru muncul. Negara-negara di selatan khatulistiwa, termasuk sebagian besar Asia, Afrika, dan Amerika Latin, menjadi wilayah yang selamat dan membentuk peradaban baru.
Apakah Indonesia Siap Menghadapi Perubahan?
Pasca Perang Dunia Ketiga, pertanyaannya adalah apakah Indonesia mampu bangkit sebagai kekuatan baru dunia? Di bawah kepemimpinan Prabowo atau pemimpin progresif lainnya, peluang ini sangat mungkin terjadi jika Indonesia mampu bertahan dari dampak perang dan memanfaatkan situasi untuk menjadi negara adidaya baru.
Dengan skenario-skenario yang dipaparkan, Mardigu Wowiek mengingatkan bahwa kita harus bersiap menghadapi segala kemungkinan dan mencegah Indonesia terpecah-pecah seperti yang direncanakan oleh kekuatan global. Dunia mungkin akan berubah drastis, dan hanya negara-negara yang siap menghadapi perubahan besar yang akan bertahan dan menjadi kekuatan utama di tatanan dunia yang baru.(c@kra)