Asuransi dengan Teknologi Blockchain: Revolusi di Industri Asuransi
MoneyTalk, Jakarta – Teknologi blockchain tidak hanya terbatas pada dunia kripto dan transaksi keuangan, tetapi juga mulai mengubah cara kerja industri lain termasuk asuransi. Dalam konteks ini, blockchain menawarkan transparansi, keamanan, dan efisiensi yang lebih besar dibandingkan metode tradisional yang sering kali berbelit-belit. Di Indonesia, teknologi ini mulai dilirik sebagai solusi untuk mempercepat proses klaim dan meningkatkan kepercayaan antara pemegang polis dan perusahaan asuransi.
Sistem klaim asuransi tradisional di Indonesia, seperti metode cashless dan reimbursement, sering kali dianggap lambat dan tidak efisien. Proses manual yang panjang membuat klaim bisa memakan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan untuk diselesaikan. Selain itu, sistem ini kerap kurang transparan, memaksa pemegang polis untuk bergantung sepenuhnya pada perusahaan asuransi yang menjadi perantara antara pengguna dan klaim.
Namun, blockchain menawarkan pendekatan baru yang terdesentralisasi. Menurut Budi S. Tjandradjaja, seorang pengamat dan pengembang blockchain, teknologi ini memungkinkan pemegang polis untuk mengontrol data mereka sendiri secara penuh. Setiap partisipan dalam jaringan blockchain memiliki akses yang sama terhadap klaim data, sehingga mengurangi ketergantungan pada perusahaan asuransi pusat. Dengan demikian, pemegang polis memiliki kendali penuh atas informasi mereka dan proses klaim menjadi lebih transparan serta efisien.
Salah satu masalah utama dalam sistem asuransi tradisional adalah keamanan data. Sering kali terjadi kasus kebocoran atau manipulasi data yang dapat merugikan pemegang polis. Namun, blockchain mengatasi masalah ini dengan menggunakan teknologi kriptografi yang sangat kuat. Setiap transaksi klaim dicatat dalam blok yang dienkripsi dan terhubung dengan blok lainnya secara berurutan. Karena sifatnya yang tidak dapat diubah (immutable), data klaim yang disimpan dalam blockchain tidak bisa diubah atau dimanipulasi setelah tercatat, sehingga menjamin keamanannya.
Asih Karnengsih, Direktur Eksekutif Asosiasi Blockchain Indonesia, menyatakan bahwa blockchain dapat membangun kembali kepercayaan pengguna terhadap sistem asuransi dengan memperbaiki keamanan data dan meningkatkan transparansi. Dengan blockchain, semua pihak yang terlibat dalam jaringan bisa melihat status klaim secara real-time, sehingga mengurangi potensi penyalahgunaan atau keterlambatan yang tidak perlu.
“Dengan kemampuannya untuk meningkatkan keamanan data, transparansi dan mempercepat proses klaim, blockchain dapat membangun kembali kepercayaan pengguna dan meningkatkan efisiensi sistem asuransi,” ucap Asih, dikutip dari keterangan resmi, Jumat, (19/04).
Salah satu inovasi paling menarik yang ditawarkan oleh blockchain di industri asuransi adalah penggunaan smart contracts. Smart contracts adalah protokol komputer yang secara otomatis menjalankan perjanjian atau kesepakatan tertentu ketika syarat-syarat yang telah ditetapkan terpenuhi. Dalam konteks asuransi, ini berarti klaim bisa diproses secara otomatis tanpa perlu intervensi manusia.
Contohnya, jika terjadi kecelakaan mobil, dokumen klaim bisa diajukan secara digital. Setelah semua dokumen yang diperlukan diverifikasi melalui sistem blockchain, smart contract dapat secara otomatis memicu pembayaran klaim ke rekening pemegang polis tanpa perlu melewati prosedur manual yang panjang. Hal ini tidak hanya mempercepat proses klaim, tetapi juga mengurangi potensi kesalahan manusia dan meningkatkan akurasi dalam pembayaran.
Selain teknologi blockchain, konsep mutual aid atau bantuan timbal balik juga mulai mendapatkan perhatian dalam industri asuransi. Mutual aid adalah sistem di mana anggota saling membantu satu sama lain, baik dalam bentuk dukungan finansial maupun emosional, saat menghadapi situasi seperti penyakit, kecelakaan, atau kehilangan pekerjaan. Dalam sistem ini, anggota tidak terikat pada satu perusahaan asuransi tertentu, melainkan bergantung pada kontribusi kolektif anggota lainnya.
Konsep ini sejalan dengan prinsip dasar blockchain, yang menekankan pada desentralisasi dan kebebasan individu dalam mengontrol data serta keputusan keuangan mereka. Di Indonesia, mutual aid dapat menjadi solusi alternatif bagi masyarakat yang ingin memiliki perlindungan finansial tanpa harus bergantung pada perusahaan asuransi konvensional. Dengan dukungan teknologi blockchain, mutual aid dapat diintegrasikan ke dalam sistem digital yang transparan, aman, dan efisien.
Meski teknologi blockchain menawarkan banyak potensi dalam mengubah industri asuransi, tantangan masih ada dalam hal implementasi. Salah satu tantangan utama adalah regulasi. Di Indonesia, regulasi yang mengatur penggunaan teknologi blockchain di sektor asuransi masih dalam tahap pengembangan. Selain itu, adopsi teknologi baru ini memerlukan perubahan budaya dan pemahaman yang mendalam, baik di kalangan perusahaan asuransi maupun pemegang polis.
Selain itu, masalah teknis seperti interoperabilitas antara berbagai sistem blockchain, serta integrasi dengan sistem asuransi yang sudah ada, juga menjadi kendala. Meski demikian, dengan semakin berkembangnya ekosistem blockchain di Indonesia, seperti yang dipelopori oleh Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) dan Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), tantangan-tantangan ini diharapkan dapat diatasi dalam waktu dekat.
Dalam jangka panjang, teknologi blockchain memiliki potensi untuk merevolusi seluruh industri asuransi di Indonesia. Dengan semakin berkembangnya teknologi ini, proses klaim yang lambat dan tidak efisien dapat menjadi hal yang usang. Pemegang polis akan memiliki kontrol penuh atas data mereka, klaim akan diproses secara otomatis melalui smart contracts, dan keamanan data akan terjamin melalui teknologi enkripsi yang kuat.
Pada akhirnya, blockchain tidak hanya akan menguntungkan pemegang polis, tetapi juga perusahaan asuransi yang bisa mengurangi biaya operasional dan meningkatkan kepercayaan publik. Dengan potensi yang begitu besar, masa depan asuransi di Indonesia mungkin akan sangat berbeda dari yang kita kenal hari ini, di mana teknologi blockchain akan memainkan peran sentral dalam menciptakan sistem yang lebih efisien, transparan, dan adil.
Inovasi-inovasi ini memperlihatkan bagaimana blockchain tidak hanya sekadar tren, tetapi sebuah evolusi yang mengubah cara kita memahami dan menjalankan bisnis di berbagai sektor, termasuk asuransi.(c@kra)
Views: 0