MoneyTalk, Jakarta – Ketika Kabinet Merah Putih yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berkumpul di Lembah Tidar pada akhir Oktober 2024, pilihan lokasi ini bukanlah tanpa makna yang mendalam. Lembah Tidar yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, bukan hanya latar tempat berdirinya Akademi Militer (Akmil), tetapi juga simbol historis, kultural, dan spiritual yang sangat erat kaitannya dengan sejarah kepemimpinan militer Indonesia, terutama bagi Prabowo sendiri.
Gunung Tidar, yang menjulang di tengah-tengah Pulau Jawa, secara fisik dan spiritual dikenal sebagai “Pakuning Tanah Jawa” atau paku penyeimbang pulau. Ini menambah lapisan makna tersendiri bagi acara pembekalan para menteri dan wakil menteri di kabinet baru ini. Dalam lanskap sejarah dan budaya Jawa, Gunung Tidar lebih dari sekadar tempat, melainkan simbol stabilitas dan kekuatan, yang diharapkan akan tercermin dalam kepemimpinan kabinet di bawah arahan Prabowo.
Gunung Tidar dan Akademi Militer, Warisan Kepemimpinan TNI AD, Gunung Tidar memiliki arti penting dalam pembentukan TNI Angkatan Darat. Di lereng gunung inilah berdiri Akademi Militer yang sejak tahun 1945 telah mencetak ribuan perwira tangguh yang memainkan peran sentral dalam pertahanan dan keamanan negara. Bagi Prabowo Subianto, Lembah Tidar adalah tempat di mana ia mendapatkan pembekalan awal tentang kepemimpinan, disiplin, dan ketangguhan—nilai-nilai yang sangat ia pegang erat sepanjang karier militernya.
Akmil tidak hanya mengajarkan strategi perang dan disiplin militer. Di tempat ini, para calon perwira juga dibekali dengan pendidikan akademis yang mencakup ilmu sosial, teknologi, hingga bahasa, sehingga membentuk generasi pemimpin yang tidak hanya tangguh di medan perang tetapi juga cerdas dan berwawasan luas. Ikatan emosional Prabowo dengan Akmil menjadikan Lembah Tidar lebih dari sekadar tempat penting dalam perjalanan hidupnya, melainkan sumber inspirasi bagi prinsip-prinsip kepemimpinannya.
Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa Lembah Tidar dipilih sebagai lokasi pembekalan bagi para menteri Kabinet Merah Putih. Sebagaimana Prabowo sendiri dilatih di sini untuk menjadi pemimpin yang kuat dan berintegritas, ia seolah ingin menularkan nilai-nilai tersebut kepada para menterinya, mengingatkan bahwa tugas kenegaraan adalah pengabdian total kepada bangsa dan negara.
Makna Spiritual Gunung Tidar: Paku Penjaga Pulau Jawa, Namun, Lembah Tidar tidak hanya memiliki makna militer. Dalam kearifan lokal masyarakat Jawa, Gunung Tidar sering disebut sebagai “Pakuning Tanah Jawa,” paku yang secara spiritual menjaga kestabilan Pulau Jawa. Legenda yang mengisahkan bahwa Syekh Subakir, ulama dari Persia, menancapkan tombak di puncak Gunung Tidar untuk mengalahkan energi negatif yang ada di pulau ini telah menjadi mitos yang diwariskan turun temurun. Tombak tersebut, Kiai Sepanjang, dipercaya sebagai simbol stabilitas yang menjaga agar Pulau Jawa tidak terguncang oleh kekuatan-kekuatan destruktif.
Di puncak Gunung Tidar terdapat tugu bertuliskan “Sopo Salah Seleh,” yang berarti “Siapa yang salah, akan menerima akibatnya.” Tugu ini menjadi pengingat akan prinsip-prinsip kebenaran, keadilan, dan tanggung jawab, yang juga dipegang teguh oleh masyarakat Jawa. Nilai-nilai spiritual dan etika moral ini seolah ingin dihadirkan kembali oleh Prabowo di tengah kompleksitas politik dan pemerintahan yang dihadapi kabinetnya.
Prabowo, dengan memilih Lembah Tidar sebagai tempat pembekalan kabinet, mungkin bermaksud untuk menegaskan pentingnya kembali kepada nilai-nilai fundamental dalam memimpin bangsa: disiplin, tanggung jawab, dan pengabdian yang tulus. Seperti Gunung Tidar yang menjadi penyeimbang pulau, para menteri dan wakil menteri diharapkan menjadi penopang stabilitas politik dan kesejahteraan bagi Indonesia.
Simbolisme Kembali ke Akar Kepemimpinan, Dalam konteks ini, pembekalan kabinet di Lembah Tidar membawa makna simbolis yang sangat kuat. Ini bukan sekadar pertemuan teknis antara para menteri, melainkan sebuah upaya untuk memperkuat kembali akar kepemimpinan dan pengabdian kepada negara. Dengan berlatar di Lembah Tidar, tempat yang penuh dengan sejarah militer dan spiritual, Prabowo seolah ingin mengingatkan bahwa kepemimpinan yang tangguh dan kokoh harus dibangun di atas fondasi disiplin, kesetiaan, dan nilai-nilai luhur yang telah teruji oleh waktu.
Bagi para menteri, ini bukan sekadar kesempatan untuk saling mengenal dan menyusun strategi kerja sama antar kementerian. Ini adalah momen penting untuk merenungkan tanggung jawab besar yang mereka emban, sembari mengingat bahwa tugas ini bukan sekadar posisi jabatan, tetapi panggilan untuk mengabdi kepada bangsa. Prabowo, melalui simbolisme yang kuat dari Lembah Tidar, mengajak kabinetnya untuk memahami arti pengabdian yang sesungguhnya—bahwa kepemimpinan bukanlah soal kekuasaan, tetapi tentang melayani dan memastikan stabilitas serta kesejahteraan bagi rakyat.
Lembah Tidar, Latar yang Memperkuat Kabinet Merah Putih, Selama acara pembekalan yang akan berlangsung di kompleks Borobudur International Golf and Country Club di dalam kawasan Akmil, tenda-tenda disiapkan bagi para menteri dan wakil menteri yang akan mengikuti arahan langsung dari Presiden Prabowo. Acara ini juga melibatkan partisipasi masyarakat lokal yang akan menyambut kehadiran rombongan kenegaraan, memperlihatkan semangat kebersamaan antara pemerintah dan rakyat.
Momentum ini menjadi penanda awal perjalanan Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Prabowo dan Gibran. Dengan memilih Lembah Tidar sebagai lokasi awal, Prabowo memberikan sinyal bahwa perjalanan pemerintahan ini harus dibangun di atas fondasi yang kokoh, disiplin, dan berakar pada nilai-nilai yang diwariskan oleh leluhur serta pendahulu.
Lembah Tidar, dengan segala kekayaan sejarah dan makna spiritualnya, menjadi tempat yang tepat untuk memulai perjalanan Kabinet Merah Putih. Bagi Prabowo Subianto, ini bukan hanya tempat di mana ia dilatih sebagai perwira militer, tetapi juga sumber inspirasi dalam kepemimpinannya. Bagi masyarakat Jawa, Gunung Tidar adalah simbol stabilitas dan keseimbangan, yang mencerminkan apa yang diharapkan dari pemerintahan ini: kestabilan politik, kesejahteraan rakyat, dan pengabdian yang tulus kepada bangsa.
Dalam konteks pembekalan kabinet, Prabowo seolah ingin menegaskan kembali pentingnya nilai-nilai dasar dalam kepemimpinan. Lembah Tidar menjadi tempat di mana para menteri diajak untuk merenungkan tugas berat mereka, sembari memperkuat sinergi dan kerja sama yang diperlukan untuk menjalankan program-program pemerintah dengan sukses. Lembah Tidar, dengan segala simbolismenya, menjadi latar yang sempurna untuk menegaskan pentingnya kepemimpinan yang tangguh dan pengabdian yang kokoh dalam menghadapi tantangan bangsa ke depan.(c@kra)
Penulis: Mus Gaber, Ketua Padepokan Hukum Indonesia