Cabup Indramayu Cekcok dengan Warga, Isu Kecil Jadi Viral

  • Bagikan
Cabup Indramayu Cekcok dengan Warga, Isu Kecil Jadi Viral
Cabup Indramayu Cekcok dengan Warga, Isu Kecil Jadi Viral

MoneyTalk, Jakarta – Pada Jumat, 1 November 2024, Desa Tegal Taman, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mendadak menjadi pusat perhatian. Nina Agustina Dai Bachtiar, calon Bupati Indramayu yang juga petahana, bersitegang dengan sejumlah warga setempat dalam insiden kecil yang kini ramai diperbincangkan di media sosial. Perselisihan ini bermula dari sebuah kesalahpahaman yang cukup sederhana, namun melibatkan Nina yang secara langsung mengeluarkan pernyataan dirinya sebagai putri dari mantan Kapolri, Jenderal Purnawirawan Dai Bachtiar.

Nina Agustina yang tengah mengunjungi wilayah tersebut bersama tim kampanye menghadapi kejadian tidak terduga ketika mobil rombongannya melewati Desa Tegal Taman. Mobil yang ditumpangi Nina dianggap serupa dengan kendaraan lain, sehingga warga tak menyadari siapa yang berada di dalamnya. Tak lama, situasi memanas karena diduga Nina merasa bahwa dirinya diadang oleh sejumlah warga. Dalam video yang viral, terlihat Nina berbicara tegas kepada beberapa warga yang dianggap tidak menunjukkan sikap hormat. Ketegangan tersebut diwarnai dengan pernyataan Nina yang menekankan identitasnya sebagai anak Dai Bachtiar, mantan Kapolri yang cukup dikenal masyarakat.

Menurut Nina, kejadian ini bukan pertama kalinya ia merasa diperlakukan kurang hormat oleh sebagian warga di wilayah yang sama. Dalam wawancara terpisah, Nina mengungkapkan bahwa sebelumnya ia juga pernah mengalami situasi serupa saat melintasi desa tersebut. Ia merasa insiden tersebut bukan sekadar masalah kesalahpahaman kecil, namun menunjukkan kurangnya pemahaman atau kesopanan dari pihak warga terhadap pejabat daerah. Namun, sikap tegas Nina yang membawa nama ayahnya justru memicu berbagai reaksi di media sosial, yang sebagian besar menilai tindakan tersebut kurang bijaksana.

Nina Agustina bukan sosok baru di kancah politik Kabupaten Indramayu. Ia adalah putri sulung dari Dai Bachtiar, mantan Kapolri era Presiden Megawati Soekarnoputri, yang menjabat dari tahun 2001 hingga 2005. Lahir di Purwodadi pada 17 Agustus 1973, Nina saat ini berusia 51 tahun dan merupakan seorang kader PDIP. Sebagai Bupati Indramayu periode 2021-2024, ia dilantik pada 26 Februari 2021 bersama Wakilnya, Luki Hakim, setelah memenangkan Pilkada Indramayu tahun 2020 dengan dukungan dari koalisi PDIP, Gerindra, dan Nasdem. Pasangan ini memperoleh suara sebesar 36,76%, atau sekitar 303.768 pemilih, mengalahkan tiga kandidat lainnya.

Selain kariernya di bidang politik, Nina memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni. Ia menempuh pendidikan di Universitas Negeri Veteran Jakarta, memperoleh gelar S1 pada 1992, dan kemudian melanjutkan ke jenjang S2 di universitas yang sama. Sebelum terjun ke dunia politik, ia juga memiliki pengalaman di sektor swasta sebagai direktur dan komisaris di perusahaan CV Inda Abadi pada tahun 2009.

Peristiwa cekcok dengan warga ini menciptakan kontroversi seputar cara Nina menghadapi masyarakat. Bagi sebagian masyarakat, tindakan Nina yang mempertegas posisinya sebagai putri mantan Kapolri dianggap tidak tepat dan dinilai menunjukkan arogansi yang tidak seharusnya ditunjukkan oleh seorang pejabat publik. Banyak yang menilai, meski Nina adalah anak dari figur penting di Indonesia, ia sebaiknya menempatkan dirinya sebagai pelayan masyarakat yang bersikap rendah hati, terutama di tengah periode kampanye yang membutuhkan pendekatan dan kepercayaan dari rakyat.

Namun, bagi pendukungnya, sikap tegas Nina dianggap sebagai bentuk ketegasan dan keberanian dalam membela diri di tengah situasi yang bisa saja tidak mengenakkan. Pendukung Nina melihatnya sebagai seorang pemimpin yang tidak segan untuk berdiri di garis depan, bahkan di hadapan kritik. Mereka memandang Nina sebagai figur yang siap mempertahankan integritasnya tanpa mengesampingkan latar belakang keluarganya yang terhormat.

Insiden ini mencerminkan tantangan yang kerap muncul selama masa kampanye, khususnya bagi petahana yang tengah berupaya untuk mempertahankan jabatannya. Sebagai Bupati Indramayu yang masa jabatannya segera berakhir pada 2024, Nina menghadapi berbagai ekspektasi dan sorotan dari masyarakat. Kehadiran petahana yang terjun langsung ke tengah masyarakat memang menjadi kesempatan untuk mendekatkan diri, tetapi juga mengundang risiko kritik yang lebih tinggi karena harapan masyarakat yang besar.

Indramayu sebagai daerah dengan banyak desa dan keberagaman karakter masyarakat, memiliki tantangan dalam hal komunikasi antara pejabat daerah dan warga. Dengan kejadian ini, masyarakat Indramayu dihadapkan pada dilema, apakah gaya kepemimpinan tegas seperti yang diperlihatkan Nina lebih diinginkan, ataukah mereka lebih mendambakan pemimpin yang lebih tenang dan terbuka dalam menghadapi ketegangan.

Media sosial yang kini menjadi platform utama bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat, menjadi wadah bagi publik untuk memberikan tanggapan terkait kejadian ini. Video yang viral memperlihatkan percakapan Nina dengan warga, dan berbagai komentar pun muncul—mulai dari dukungan hingga kritik keras terhadap cara Nina menangani situasi. Publik di media sosial merasa berhak menilai tindakan dan sikap dari figur publik, apalagi dalam suasana politik yang memanas menjelang Pilkada.

Momen ini menjadi pengingat bagi para pejabat publik tentang pentingnya citra dan komunikasi yang baik dengan rakyat. Apalagi di era digital ini, setiap tindakan pejabat dapat langsung terekam dan tersebar luas, mempengaruhi persepsi publik dan bahkan hasil dari kampanye yang sedang berlangsung.

Kejadian ini menunjukkan bahwa peran dan tanggung jawab seorang pejabat publik bukan hanya soal menjalankan tugas administratif, tetapi juga soal menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Nina Agustina, dengan latar belakangnya sebagai anak seorang mantan Kapolri, tentu memahami arti penting dari komunikasi dan pendekatan yang positif. Di tengah sorotan ini, banyak pihak berharap Nina dapat merefleksikan kejadian ini untuk terus memperbaiki pendekatannya agar lebih sesuai dengan harapan masyarakat Indramayu.

Sebagai calon Bupati yang sedang menjalani masa kampanye, Nina dan timnya memiliki tugas untuk menyusun strategi komunikasi yang lebih tepat agar insiden serupa dapat dihindari. Di sisi lain, publik juga diharapkan dapat melihat seluruh sisi dari seorang pemimpin dengan objektif, memahami bahwa situasi lapangan sering kali penuh dengan ketegangan yang tidak selalu bisa dikendalikan secara sempurna.(c@kra)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *