MoneyTalk,Jakarta – Jakarta, Ngopi (Ngobrol Politik Negeri) gelar diskusi publik dengan mengangkat tema “Ada apa dengan Prabowo”, acara ini digagas Refly Harun pada Sabtu 9 November 2024.
Sejumlah tokoh hadir dan menyampaikan orasi, diantaranya mantan Sekertaris BUMN Muhammad Said Didu.
Dalam orasinya Said Didu melontarkan pertanyaan yang sesuai dengan tema acara yakni apakah Prabowo masih ada.
Pertanyaan itu muncul kata Didu mengingat apa yang pernah dia baca dari bukunya Prabowo Subianto sejak 2012.
“Apa yang saya tangkap dari beberapa buku tersebut.
Said Didu membeberkan apa yang ditangkap dari bacaan buku-buku Prabowo, yakni:
1. Dia risau sekali terhadap bangsanya , setelah 1998 bahwa telah terjadi paradoks bangsanya kaya tapi rakyatnya miskin.
2. Pulang dari Yordania menyatakan tekad untuk merubah bangsanya tidak ada jalan lain kecuali masuk politik. Dan dia berjuang secara konsisten lebih 20 tahun mulai dua kali mencalonkan wapres dua kali, kemudian 2 kali capres di Pilpres 2014, 2019, 2024 capres baru menang menjadi Presiden 2024.
“Apa yang mau dia perjuangkan? Saya lihat hanya ada 2 sebenarnya yakni : 1. Bahwa ekonomi harus dinikmati oleh rakyat. 2, Bahwa Kedaulatan ada ditangan rakyat. Jadi sederhana sekali apa yang dia mau perjuangkan,” terang Said Didu.
“Pertanyaannya adalah saat ini apakah Prabowo masih di garis perjuangan tersebut. Itulah kenapa saya bertanya apakah Prabowo masih ada?,” sambungnya.
Said Didu menyebutkan ada 5 jalur di kabinetnya Prabowo sekarang.
“Yang saya bayangkan sekarang adalah siapa tahu sebenarnya saat ini baru terjadi perebutan kekuasaan, bukan kemarin. Karena begini, tadinya yang disusun Prabowo yang saya katakan ada 5 jalur yaitu: 1. Politisi, 2. Profesional, 3. Oligarki, 4. Dinasti, 5. Juru maki,” urai Said Didu.
“Saya membayangkan sekarang yang terjadi perebutan kekuasaan di dalam pemerintahan, yaitu merdeka utara dengan merdeka Selatan. Apa yang terjadi?,” tambahnya.
Dalam bacaan Saidi Didu, ia menilai komando yang terjadi 3 jalur. 3 jalur itu adalah : Jalur Oligargi, Jalur Dinasti dan jalur juru maki. Itu komandonya ada di merdeka selatan. Profesional politik komandonya ada di Merdeka Utara di tangan Prabowo.
“Pertanyaannya kenapa Prabowo kalah dari 3 jalur ini? . Kalau Prabowo tetap konsisten dengan dirinya maka 3 jalur ini tidak ada,” ucap Didu.
“Jadi, saya menyatakan kita membantu Prabowo untuk menghadapi perebutan kekuasaan. Perebutan kekuasaan yang dikomandoi oleh oligarki dengan Dinasti dan juru maki. Itu yang dihadapi Prabowo sekarang,” ungkap Said Didu.
Lanjut dia, pertanyaannya, kenapa Prabowo tidak berani melawan 3 jalur ini. Saya berharap kita semua yang cinta negeri ini kita bantu Prabowo yang sedang bergulat dengan perebutan kekuasaan yang sebenarnya.
Menurut said Didu pemilu kemarin, pilpres kemarin baru sebenarnya adalah formalitas perebutan kekuasaan. Perebutan kekuasaan baru sedang terjadi sejak perintah Solo 13 Oktober 2024.
“Itulah menurut saya titik awal perebutan kekuasaan yang nyata. Karena saya yakin di Solo itu yang terjadi 3 jalur ini yang menekan Prabowo yang ingin menyelamatkan bangsanya,” jelas Said Didu.
Dikemukakan said Didu, di negeri ini yang hari ini terjadi adalah berkumpul orang-orang yang ingin menyelamatkan bangsanya, ingin agar rakyat menikmati ekonomi, ingin agar kedaulatan di tangan rakyat berhadapan dengan penimat kekuasaan yang dilahirkan, yang dipelihara oleh Jokowi selama 10 tahun.
“Mereka tidak mau kehilangan kekuasaan, kenikmatan sehingga dipasanglah boneka fufufafa untuk kelangsungan kenikmatan mereka,” tandasnya.
Said Didu mengajak untuk menanamkan dalam diri orang-orang nyang ingin menyelamatkan bahasa bahwa sedang terjadi perebutan kekuasaan yang nyata antara perampok-perampok negara dengan rakyat yang harusnya menikmati di negara ini.
“Saya berharap Cilangkap, Trunojoyo, Senayan juga bersatu dengan merdeka. Kalau ngga, negara ini bisa bubar. Saya katakan hampir seluruh di 10 tahun terakhir sumberdaya ekonomi sedang dinikmati oleh mereka. Dan sangat wajar kalau mereka tidak mau kehilangan kenikmatan. Dan mereka semakin merajalela,” ungkap Didu.
“Nah sekarang, kita titipkan Pak Prabowo bahwa Pak Prabowo, kami berada dibelakang bapak untuk menyelamatkan bangsa ini agar ekonomi kembali kepada rakyat, kedaulatan kembali kepada rakyat, persatuan terjaga, agar bangsa ini selamat. Prabowo harus ada bersama dirinya untuk menyelamatkan bangsanya, ” tekad Said Didu. (NZ).