KCJB: Proyek Ambisius, Belum Jelas Untung, Buntung Sudah Didapat?
JAKARTA, MoneyTalk – Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) telah di Ground Breaking sejak 2016. Dua tahun setelah Jokowi jadi presiden.
Proyek ini tidak ada termasuk dalam janji politik Jokowi saat kampanye pilpres 2014. Entah siapa yang membisiki Jokowi. Lalu muncul lah gagasan dan ide proyek tesebut.
Konon setelah jadi presiden. Jokowi berkunjung ke China. Dia menjajal kereta Cepat di China. Jokowi ingin agar Indonesia punya kereta cepat seperti: China.
Alhasil di tender lah proyek tersebut. Jepang ajukan penawaran: Anggaran nya 90 T. Bunga pinjaman: 0,1% dan masa konsesi 40 Tahun. Proyek KCJB lalu di salip oleh China. Dengan anggaran 120 T, bunga 3,4%. Masa konsesi 80 Tahun.
Dari sejak 2016 KCJB di bangun sampai 2023 tahun: 7 tahun lama nya. Proyek tidak beres2. Dan terlihat mangkrak dan jadi besi tua.
China sudah kucurkan anggaran 120 Triliun. Tapi belum ada tanda2 proyek ini akan jalan. Mangkrak iya. Karena proyek ini tidak melalui studi kelayakan sebagaimana seharusnya.
Melihat suasana semakin tidak nyaman dengan bunga tinggi. Menko Marvest Luhut coba negosiasi ulang agar bunga 3,4% di turunkan menjadi 2 %. China menolak. China ingin bunga tetap 3,4%. China malah minta APBN sebagai jaminan nya.
Jika melihat dengan seksama proyek KCJB ini? Mengapa di paksakan? Dan mengapa harus dengan China? Tidak dengan Jepang yang lebih murah dan lebih pendek waktu konsesinya?
Nah. Sekarang KCJB mangkrak. Biaya semakin membengkak. Proyek nya mangkrak. Dan cenderung jadi besi tua. Pernah di uji coba. Kecelakaan. Mendingan rel dan besinya di jadikan loakan besi tua oleh Pengusaha Madura.
Saat ini Rakyat Indonesia harus minta tanggung jawab: Pemerintah. Terlihat Jokowi dan Luhut paling berambisi dalam proyek ini.
Keduanya segera di mintai tanggung jawab. Mengapa KCJB harus jatuh ke China: Biaya nya sudah mahal. Waktu nya sangat lama dan panjang. Sekarang China minta APBN jadi jaminan.
Belum juga jalan ini KCJB. Untung belum. Buntung sudah di depan mata. Bahkan di paksakan APBN sebagai jaminan.
Bisa jadi China ber ulah dengan meminta APBN sebagai jaminan. Karena China tahu Indonesia adalah Negara paling tinggi indeks korupsinya dan hutang menumpuk.
Jangan kan untuk cicil pinjaman soal KCJB. Bayar hutang saja dari pinjaman. Barangkali itu yang bikin ngeri.
Kini saat nya Rakyat yang tidak tahu menahu soal proyek KCJB menagih ke Jokowi dan Luhut dan pengelola proyek tersebut. Jokowi dan Luhut jangan lari dari tanggung jawab ya.(MT)
Oleh: Muslim Arbi
Direktur Gerakan Perubahan dan Koordinator Indonesia Bersatu