Batal Diusung PDIP, Anies Diselamatkan dari Kehancuran Kredibilitas
MoneyTalk, Jakarta – Anies Baswedan, yang sebelumnya dikabarkan akan diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai calon gubernur DKI Jakarta, tampaknya batal mendapat dukungan dari partai berlambang banteng tersebut. Meski belum resmi didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), tanda-tanda kuat menunjukkan bahwa PDIP tidak akan mencalonkan Anies dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta mendatang.
Menurut Solihin MS, seorang pemerhati sosial dan politik, hal ini tidak lepas dari berbagai tekanan yang dihadapi PDIP, baik dari internal partai maupun faktor eksternal. Berdasarkan tulisan yang diterima MoneyTalk.id pada Rabu (28/08), Solihin mengungkapkan bahwa operasi senyap diduga dilakukan oleh rezim Jokowi dan oligarki taipan untuk menggagalkan pencalonan Anies.
“Anies telah menjadi momok menakutkan bagi rezim Jokowi dan oligarki taipan. Dugaan adanya campur tangan langsung dari Jokowi untuk mencegah Anies diusung PDIP semakin menguat setelah Pramono Anung, seorang tokoh yang dikenal dekat dengan Jokowi, dipilih sebagai calon gubernur bersama Rano Karno,” ujar Solihin.
Solihin juga mencatat bahwa banyak pendukung Anies dari awal sudah merasa khawatir jika Anies bergabung dengan PDIP. Mereka menganggap bahwa jika Anies sampai menjadi kader PDIP, apalagi jika menjadi petugas partai, marwah dan kredibilitasnya akan rusak.
“PDIP telah berkontribusi besar terhadap terpilihnya Jokowi dan arah bangsa yang semakin mentolerir paham komunisme di Indonesia. Tidak diusungnya Anies oleh PDIP adalah sebuah ‘blessing in disguise’ bagi Anies dan para pendukungnya. Ini menyelamatkan kredibilitas Anies,” tegas Solihin.
Meskipun demikian, Solihin menambahkan bahwa para pendukung Anies tetap setia dan akan selalu mendukung Anies, apa pun yang terjadi. Bahkan jika Anies tidak jadi maju dalam Pilgub DKI Jakarta, dukungan untuknya tidak akan goyah.
Bagi warga Jakarta, harapan tetap ada bahwa partai lain akan berani mengusung Anies, meskipun tekanan dari rezim Jokowi dan oligarki taipan pasti akan luar biasa. Solihin menilai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai satu-satunya partai yang tidak tersandera oleh rezim dan oligarki tersebut.
“Anies dan PKS sebenarnya memiliki chemistry yang sama. Namun, keputusan PKS untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang didukung oleh rezim Jokowi dan oligarki taipan, membuat banyak pihak kecewa,” ungkap Solihin.
Dia juga mengungkapkan bahwa keputusan PKS untuk bergabung dengan KIM tidak diterima oleh mayoritas anggota Dewan Syura PKS. “Kabarnya, dari 99 anggota Dewan Syura, 70% menolak bergabung dengan KIM. Eksodusnya 28 Dewan Pakar PKS seharusnya menjadi peringatan bagi PKS agar tidak dikendalikan oleh pemimpin yang terjebak dalam kecintaan pada dunia,” tambahnya.
Di akhir wawancara, Solihin berharap Anies tetap berada di jalur kebenaran dan keadilan, serta terus memperjuangkan perubahan. “Yakinlah, sebentar lagi Allah akan mengangkat derajatnya dan memberikan posisi terbaik bagi dirinya, keluarganya, rakyat, dan negara Indonesia,” tutup Solihin MS.
Berita ini menegaskan posisi Anies Baswedan di tengah dinamika politik yang semakin kompleks, dengan berbagai pihak yang masih menantikan kejelasan langkah politiknya ke depan.(c@kra)