Mardigu : Faisal Basri Ungkap Penyelundupan Biji Nikel oleh Bobby Nasution
MoneyTalk, Jajarta – Dalam kanal YouTube Bossman Mardigu pada Minggu (08/09), pengusaha dan pengamat ekonomi Mardigu Wowiek bersama ekonom senior Faisal Basri membahas isu serius terkait penyelundupan bijih nikel yang melibatkan nama menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution. Diskusi ini mengungkap dugaan praktik ilegal dan kerugian besar bagi negara.
Dalam video tersebut, Mardigu Wowiek memulai dengan mengenang sosok Faisal Basri sebagai guru dan senior dalam bidang ekonomi.
Ia menggambarkan Faisal sebagai sosok yang sederhana, bersahaja, namun memiliki pemikiran yang tajam dan kritis. Mardigu menyatakan bahwa terakhir kali ia bertemu Faisal Basri dalam sebuah forum diskusi di Senayan Residence yang dihadiri oleh lebih dari 20 pensiunan jenderal dan pengamat politik ekonomi. Dalam forum itu, Faisal banyak berbicara mengenai isu-isu ekonomi yang berpengaruh terhadap keuangan negara.
Rekaman faisal basri sebelum meninggal Faisal Basri mengungkapkan Penyelundupan Nikel, dalam rekaman itu dijelaskan mengenai penyelundupan bijih nikel yang dilarang diekspor dalam bentuk mentah.
Menurutnya, 95% bijih nikel yang ada seharusnya dihargai sesuai dengan ketentuan, tetapi praktik penyelundupan ini justru memberikan keuntungan kepada segelintir pihak tanpa membayar pajak.
Ia menambahkan, penyelundupan ini terjadi karena permintaan bijih nikel di luar negeri yang tinggi, sementara ekspor bijih nikel mentah dilarang di Indonesia, seperti halnya narkoba.
Hal ini membuka peluang bagi oknum-oknum tertentu untuk melakukan penyelundupan. Faisal Basri menyatakan bahwa ia mendapatkan data mengenai keterlibatan pejabat tinggi dalam penyelundupan tersebut dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan salah satu nama yang disebut adalah Bobby Nasution, menantu Presiden Jokowi.
Faisal Basri juga menjelaskan bagaimana awal mula ia menemukan adanya penyelundupan ekspor bijih nikel ini. Ia mengungkapkan bahwa ekspor bijih nikel mentah sebenarnya sudah dilarang di Indonesia sejak 2020, namun dalam data perdagangan internasional yang dikompilasinya melalui International Trade Center, ditemukan bahwa Tiongkok justru melaporkan impor bijih nikel dari Indonesia sebesar 5,3 juta ton pada tahun 2020 hingga 2022. Hal ini bertolak belakang dengan data Indonesia yang melaporkan nol ekspor bijih nikel karena alasan pelarangan.
Menurut Faisal Basri, data dari Tiongkok ini menunjukkan adanya pembohongan publik secara besar-besaran.
Ia menilai bahwa penyelundupan ini melibatkan kolaborasi antara pihak-pihak tertentu di Indonesia dan pihak luar negeri, dan kerugian negara diperkirakan mencapai ratusan triliun rupiah.
Narasi yang diangkat di kanal YouTube Bossman Mardigu ini membuka mata publik terhadap praktik penyelundupan yang masih terjadi di Indonesia dan melibatkan pihak-pihak berpengaruh.
Dengan adanya nama-nama pejabat tinggi yang disebut, publik diharapkan dapat lebih kritis dan mendorong penegakan hukum yang lebih tegas terhadap pelaku-pelaku yang merugikan negara. Pertanyaan yang kemudian muncul:
apakah masyarakat akan terus diam melihat negara diacak-acak oleh segelintir oknum?(c@kra)