Sejarah Majapahit, Indonesianis, dan Toleransi ft. Heralt Van der Linde

0

MoneyTalk, Jakarta – Ditayangkan di Kanal Bisniscom Chanel pada Kamis (26/09), Indonesia, sebuah negara dengan sejarah yang kaya, selalu menjadi daya tarik bagi Indonesianis dari seluruh dunia. Salah satu tokoh yang memiliki ketertarikan mendalam terhadap sejarah Indonesia adalah Heralt Van der Linde, seorang ahli strategi pasar dan penulis. Dalam perbincangan di Podcast “Broadcast” Bisnis Indonesia, ia membahas peran penting Kerajaan Majapahit dalam sejarah Indonesia serta nilai toleransi yang telah ada sejak masa itu.

“Saya selalu merasa bahwa untuk memahami Indonesia, kita perlu kembali ke bibit awal bangsa ini, yang mungkin bisa ditemukan di era Majapahit. Melalui sejarah, kita dapat mengajarkan generasi berikutnya bahwa toleransi sudah tertanam sejak dulu,” ujar Van der Linde, yang akrab disapa “Mas Heru” di kalangan teman-temannya di Indonesia.

Van der Linde telah menulis dua buku terkenal: Jakarta: History of a Misunderstood City yang diterbitkan pada tahun 2022, dan Majapahit Intrigue: Betrayal, and War in Indonesia’s Greatest Empire yang dirilis tahun ini. Dalam buku terbarunya, ia berusaha menggambarkan Kerajaan Majapahit sebagai titik awal pembentukan identitas Indonesia, terutama dalam aspek toleransi dan keberagaman.

Perjalanan Menemukan Majapahit, Heru pertama kali mengunjungi Indonesia sebagai seorang backpacker pada tahun 1990 dengan rencana tinggal hanya sebentar. Namun, akhirnya ia menetap selama lebih dari 10 tahun.

“Saya tiba di Bali dan mulai memahami Indonesia dari segi budaya, bahasa, dan sejarahnya,” kenangnya.

Di Pasar Minggu, Jakarta, ia bertemu dengan sebuah keluarga yang memperkenalkannya pada berbagai kisah sejarah, termasuk tentang Kerajaan Majapahit. Pengalaman ini memotivasinya untuk melakukan riset selama empat tahun tentang Majapahit, mengunjungi lebih dari 50 situs bersejarah di Jawa Timur. Meski mengalami cedera saat menuruni lereng gunung, Heru merasa pengorbanannya terbayar dengan penemuan penting seperti situs Pertempuran Bubat.

“Meski penuh tantangan, hasilnya sangat memuaskan,” ungkapnya.

Dalam bukunya, Heru menyoroti betapa penting Majapahit dalam membentuk dasar nilai-nilai toleransi dan keberagaman di Indonesia. Kerajaan ini merupakan tempat berbaurnya berbagai kelompok etnis dan agama, termasuk Hindu, Buddha, Islam, serta pengaruh dari India, Persia, dan Tiongkok.

“Toleransi ini sangat penting untuk perdagangan dan kehidupan sosial saat itu,” jelasnya.

Ia juga menekankan bahwa toleransi bukanlah konsep baru di Indonesia. Sejarah Majapahit memperlihatkan bagaimana masyarakat dapat hidup berdampingan meskipun memiliki keyakinan yang berbeda. Ini adalah pelajaran penting yang masih relevan hingga saat ini.

“Kita perlu mengingat bahwa toleransi adalah salah satu nilai paling berharga dalam membangun bangsa yang kuat dan bersatu,” tegasnya.

Mengajarkan Generasi Berikutnya, Heru berharap bahwa dengan mempelajari sejarah seperti Majapahit, generasi muda Indonesia dapat lebih menghargai nilai-nilai toleransi yang telah ada sejak dahulu.

“Saya berharap buku ini bisa menjadi jembatan bagi generasi muda untuk lebih memahami dan mencintai sejarah mereka sendiri serta menghargai keberagaman yang ada di Indonesia,” tutupnya.

Melalui Majapahit Intrigue, Heru Van der Linde membawa pembaca dalam sebuah perjalanan sejarah yang tidak hanya memperkaya pengetahuan tentang masa lalu, tetapi juga menawarkan refleksi penting untuk masa depan Indonesia.

Majapahit dan Toleransi, mengenai sejarah Majapahit, toleransi, dan pengaruhnya di Asia Tenggara ditayangkan di kanal bisnis.com. Heralt Van der Linde, seorang ekonom dan penggemar sejarah Indonesia, membahas Majapahit sebagai salah satu fondasi penting dalam memahami Indonesia. Menurutnya, sejarah Majapahit mengandung pelajaran berharga tentang toleransi yang telah diwariskan dari masa lalu.

Van der Linde menekankan bahwa untuk memahami Indonesia, perlu kembali ke era Majapahit. Ia menyoroti bahwa selain menjadi kerajaan besar, Majapahit juga merupakan pusat perdagangan maritim di Asia Tenggara, menghubungkan India dan Tiongkok. Melalui jaringan perdagangan rempah-rempah, Majapahit menjadi kaya dan dihormati. Posisi Indonesia yang strategis membuat Majapahit berperan sebagai pusat ekonomi sekaligus spiritual pada zamannya.

Namun, setelah kematian Gajah Mada, pengaruh Majapahit mulai menurun. Beberapa kerajaan lain, seperti di Sumatra, mencoba menjalin hubungan dagang langsung dengan Tiongkok. Van der Linde mencatat bahwa meski kekuatan armada laut Majapahit pernah menjaga supremasi perdagangan ini, akhirnya kekuatan Majapahit melemah.

Selain aspek ekonomi, Van der Linde menekankan pentingnya toleransi dalam sejarah Majapahit. Ia berharap nilai-nilai toleransi yang telah diwariskan Majapahit dapat terus dipertahankan di Indonesia modern. Menurutnya, toleransi merupakan salah satu aspek yang membuat Indonesia unik dan perlu terus ditekankan, terutama kepada generasi muda.

Harapan dan Penelitian Masa Depan, dalam buku terbarunya yang terdiri dari lebih dari 400 halaman, Heru ingin memperkenalkan sejarah Indonesia dengan cara yang mudah dipahami oleh publik. Ia berharap karyanya dapat meningkatkan minat baca masyarakat terhadap sejarah Indonesia.

“Buku ini tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga menghibur dan menarik untuk dibaca,” jelasnya.

Heru juga berencana melanjutkan penelitiannya dengan menulis buku tentang Sriwijaya. Meskipun ia mengakui bahwa meneliti Sriwijaya lebih menantang karena minimnya sumber tertulis, ia tetap bersemangat untuk menggali lebih dalam tentang kerajaan besar lainnya di Asia Tenggara ini.

Van der Linde juga menyoroti rendahnya minat baca di Indonesia, yang menurutnya juga terjadi di beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Ia meyakini bahwa salah satu cara untuk meningkatkan minat baca adalah dengan menyediakan buku-buku sejarah yang lebih menarik dan mudah dipahami.

“Dengan demikian, masyarakat dapat lebih antusias dalam mempelajari sejarah mereka sendiri,” pungkasnya.(c@kra)

Leave A Reply

Your email address will not be published.