Narasi Mengguncang tentang Kebohongan Sistem Keuangan
MoneyTalk, Jakarta – Timothy Ronald dalam kanal YouTube-nya pada Minggu (29/09), menyampaikan sebuah narasi yang mengguncang pemahaman umum tentang sistem keuangan. Ia memulai dengan pernyataan keras bahwa “semua yang kalian tahu tentang uang itu adalah kebohongan”. Menurutnya, sistem keuangan yang selama ini diajarkan, baik di sekolah maupun dari institusi keuangan, hanyalah sebuah kebohongan besar. Pendapat ini mungkin terkesan radikal, namun narasi Timothy menyoroti realitas kelam sistem finansial global yang menurutnya dirancang untuk menindas.
Timothy menyebutkan bahwa sistem keuangan saat ini tidak lebih dari sebuah “scam,” di mana orang-orang kelas menengah dan miskin adalah korban utamanya. Mereka dipaksa untuk bermain dalam permainan yang sudah dicurangi oleh pihak elite. Dalam sistem ini, orang kaya semakin kaya karena aset mereka hanya berupa “digit di rekening,” sementara orang miskin terus diperdaya oleh janji-janji palsu tentang keberhasilan finansial melalui kerja keras dan menabung.
Timothy menggunakan analogi menarik untuk menggambarkan kondisi ini: zaman dulu, perbudakan diatur oleh cambuk, sekarang “cambuk” modern adalah uang fiat—uang kertas dan angka di rekening yang bisa diciptakan dengan mudah oleh mereka yang berkuasa. Ia berpendapat bahwa kebanyakan orang menjadi budak dari sistem ini, bekerja keras hanya untuk mendapatkan sesuatu yang tidak nyata, hanya “kertas” yang diatur dan dimiliki oleh elite penguasa.
Narasi Timothy juga menyasar pada salah satu fondasi ekonomi modern: Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Ia menganggap bahwa orang-orang yang berpikir mereka akhirnya memiliki rumah setelah menyelesaikan cicilan 20 tahun adalah naif.
“Kalian bayar 15 tahun untuk cicilan, tapi yang kalian dapatkan tetaplah kertas,” ungkap Timothy dengan sarkastik.
Menurutnya, properti tersebut tetap dapat diambil kapan saja oleh pihak yang berwenang melalui dokumen-dokumen hukum lain. Fakta bahwa semuanya dikendalikan melalui “kertas” menunjukkan betapa rapuhnya keamanan finansial yang dianggap oleh banyak orang sebagai sesuatu yang nyata dan stabil.
Lebih jauh, Timothy berargumen bahwa sistem keuangan ini dirancang untuk membuat kebanyakan orang tetap dalam posisi “budak.” Ia berpendapat, jika terlalu banyak orang menyadari betapa curangnya sistem ini, kekuasaan mereka yang di atas akan tergoyahkan. Maka, melalui pendidikan, nasihat keuangan konvensional, dan sistem sosial, masyarakat secara tidak langsung dibentuk untuk menerima sistem tersebut sebagai sesuatu yang normal dan tidak dapat diubah.
Ia juga menyindir mentalitas “middle class” yang seringkali merasa bahwa cara untuk mencapai kemakmuran adalah dengan menabung atau berhemat. Ini mengikuti nasihat-nasihat dari financial advisor yang katanya tidak benar-benar tahu bagaimana cara menjadi kaya.
“Kalian tidak akan pernah mendengar orang kaya berkata mereka menjadi kaya karena menabung atau KPR,” ungkap Timothy. “Sebaliknya, orang kaya berhasil karena mereka tahu cara untuk mengakali system,” lanjutnya.
Satu-satunya cara, menurut Timothy, untuk keluar dari perbudakan finansial ini adalah dengan “mengakali sistem” dan melakukan hal-hal yang orang lain tidak lakukan. Ia menegaskan pentingnya memiliki pemahaman yang berbeda tentang uang dan cara kerjanya. Ia juga menyoroti pentingnya belajar dari mereka yang benar-benar kaya, bukan dari mereka yang terjebak dalam sistem.
Selain itu, Timothy menyarankan agar masyarakat mulai berfokus pada keterampilan yang relevan untuk masa depan seperti artificial intelligence, blockchain, dan teknologi lainnya. Hal ini karena keterampilan-keterampilan ini sulit untuk dirampas oleh sistem finansial. Uang, menurutnya, bisa diambil kapan saja oleh kekuatan yang lebih besar, tapi pengetahuan dan kemampuan intelektual tidak bisa begitu saja dicuri.
Pesan Timothy Ronald mungkin terasa menyentil, terutama bagi mereka yang selama ini memegang erat konsep konvensional tentang keuangan. Namun, apa yang ia ungkapkan adalah sebuah seruan untuk membuka mata terhadap kenyataan sistemik yang sering kali tersembunyi di balik narasi-narasi arus utama. Kebohongan sistem keuangan yang dibongkar oleh Timothy bukan hanya sebuah wacana, tetapi menjadi refleksi bahwa sistem global ini memang membutuhkan reformasi atau setidaknya kesadaran kritis dari setiap individunya.
Apakah kita akan terus menjadi “budak” dari sistem keuangan ini, atau mulai memikirkan cara untuk mengakali dan membebaskan diri?(c@kra)