MoneyTalk, Jakarta – Dalam acara spesial report pelantikan presiden dan wakil presiden 2024-2029 di podcast Nusantara TV, Saiful Mujani, pendiri SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting), berbagi pandangan mendalam tentang peristiwa penting tersebut. Dalam wawancara tersebut, Saiful menyoroti transisi kepemimpinan antara Presiden Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo Subianto, serta dampaknya bagi masyarakat Indonesia.
Transisi yang Dramatis dan Bersejarah
Saiful memulai pembicaraannya dengan mengingat momen transisi kekuasaan di Indonesia yang kerap kali diwarnai ketegangan. Ia mengungkapkan bahwa transisi antara Jokowi dan Prabowo adalah salah satu yang paling berkesan dan damai dalam sejarah politik Indonesia. Perbandingan dengan transisi sebelumnya, seperti antara Soekarno dan Soeharto, menunjukkan bahwa situasi kini jauh lebih baik. Saiful menggarisbawahi pentingnya kerukunan antara elit politik untuk menciptakan stabilitas di masyarakat.
“Transisi ini bukan hanya soal pergantian pemimpin, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat melihat hubungan antara pemimpin yang berbeda latar belakang politik,” ujarnya.
Pentingnya Tradisi Pisah Sambut
Saiful mengungkapkan bahwa tradisi pisah sambut antara presiden yang outgoing dan incoming sangat penting. Ia berpendapat bahwa hal ini menjadi contoh bagi masyarakat bahwa perbedaan politik bisa diselesaikan dengan baik dan tidak harus berakhir dengan konflik. Saiful menekankan bahwa kepemimpinan yang baik dapat menciptakan kesinambungan yang positif, bahkan ketika berasal dari kubu politik yang berbeda.
“Ketika Pak Jokowi dan Pak Prabowo bisa saling menghormati meskipun pernah bersaing ketat, ini menunjukkan bahwa politik kita bisa bersifat konstruktif,” tambahnya.
Pidato Menggelegar Prabowo
Saiful juga memberikan perhatian khusus pada pidato Prabowo saat pelantikan. Ia menggambarkan pidato tersebut sebagai “menggelegar” dan mampu menyentuh hati banyak orang.
“Kita bisa merasakan emosi dan harapan yang disampaikan Prabowo. Itu membuat banyak orang tergerak untuk melihat masa depan dengan optimisme,” ujarnya. Menurutnya, pidato ini bukan hanya sekadar ucapan formal, tetapi memiliki makna mendalam bagi rakyat Indonesia.
Kesinambungan dan Harapan
Di akhir wawancara, Saiful menyatakan harapannya agar transisi ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk menyadari bahwa politik tidak selalu hitam putih.
“Kita harus belajar dari proses ini bahwa kita bisa berkompetisi dengan baik dan setelah itu tetap bersatu,” ungkapnya. Ia berharap bahwa ke depan, masyarakat akan lebih memahami pentingnya kerukunan meskipun memiliki pandangan politik yang berbeda.
Dalam pandangan Saiful, pelantikan ini bukan hanya tentang Jokowi dan Prabowo, tetapi juga tentang bagaimana rakyat Indonesia bisa melihat masa depan dengan harapan, dan mengedepankan nilai-nilai persatuan dalam berpolitik.(c@kra)