Moneytalk,Jakarta – Tom Lembong entah mimpi apa semalam. Pernah mengucapkan apa saat menjadi pendukung atau relawan Anies – Muhaimin sehingga harus menjadi tersangka oleh Kejagung (Kejaksaan Agung).
Yang jelas, Kejagung melakukan menahan atas Tom Lembong bukan lantaran mimpi atau pernah mengkritik Pemerintahan rezim Jokowi. Tetapi gara gara dugaan kasus korupsi impor gula di Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang merugikan negara sebesar Rp400 miliar.
Dan modus dugaan korupsi Tom Lembong adalah telah menyalahgunakan wewenang dalam menangani kebijakan importasi gula tahun 2015-2016. kata Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Abdul Qohar.
Dimana Tom Lembong sebagai Menteri Perdagangan telah memberikan izin persetujuan impor gula kristal mentah sebanyak 105 ribu ton kepada Perusahaan Swasta. Hal ini bertentangan dengan keputusan Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian Nomor 257 Tahun 2014, dimana yang diperbolehkan melakukan impor gula kristal putih adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), jelas Abdul Qohar.
Menurut Koordinator Nasional GSBK (Gerakan Santri Biru Kuning),Febri Yohansyah Tom Lembong jadi tersangka memang aneh dan janggal. Ini bukan sebuah proses hukum tetapi politik balas dendam.
Dan yang anehnya, masa kasus import gula tahun 2015, baru diungkap oleh Kejagung baru sekarang. Terus Kejagung selama ini kemana saja, apa lagi tidur nyenyak sambil bermimpi menghisap hisap gula kristal kata Febri.
Sebaik Kejagung jangan tebang pilih dalam dugaan kasus import gula. Lebih baik Kejagung juga segera panggil juga dong seperti Zulkifli Hasan (2020-2024) impor gula lebih 20 juta ton. Atau Agus Suparmanto (2019-2020) impor gula sekitar 9,5 juta ton, dan Enggartiasto Lukita (2016-2019) : impor gula sekitar 15 juta ton, tegas Febri
Kalau semua kasus import gula diperiksa oleh Kejagung, maka publik akan memberikan dukungan kepada Kejaksaan Agung agar semua pihak yg terlibat permainan impor gula diselidiki agar dinilai tidak terjadi tebang pilih.lanjut Febri.
Gula itu memang manis tetapi sebaiknya Kejagung jangan mencampuri Gula dalam bumbu bumbu Politik jadi terasa pahit dan kejam, pungkas Koordinator Nasional GSBK (Gerakan Santri Biru Kuning).