MoneyTalk, Jakarta – Pada hari Selasa, 29 Oktober, YouTuber Benix menyoroti pidato pelantikan Presiden Prabowo Subianto. Benix yang sedang live dari Kalimantan Tengah, memberi selamat kepada Presiden Prabowo atas pelantikannya. Ia juga menyampaikan penghargaan kepada Presiden sebelumnya, Jokowi, yang dinilainya berhasil membawa Indonesia melalui berbagai krisis, termasuk pandemi COVID-19. Benix berharap kepemimpinan Prabowo akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Dalam pidatonya, Prabowo menggarisbawahi pentingnya ekonomi Indonesia sebagai anggota G20 dan sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-16 di dunia. Namun, ia mempertanyakan apakah semua pihak benar-benar memahami kenyataan sosial yang terjadi di Indonesia. Benix sepakat dengan pandangan Prabowo yang menyoroti masalah ketimpangan dan kualitas hidup rakyat yang belum sepenuhnya baik, seperti masalah pengangguran, gizi buruk, dan fasilitas pendidikan yang masih terbatas.
Isu Ketimpangan Sosial dan Kesulitan Ekonomi
Benix mendukung pernyataan Prabowo terkait kondisi nyata rakyat yang sering kali belum dapat memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Menurutnya, banyak pejabat yang “melayang di awan” karena tidak benar-benar memahami kondisi rakyat. Ia menggambarkan kenyataan di lapangan, di mana banyak orang di daerah hanya bisa makan satu hingga dua kali sehari. Benix menyoroti bahwa pejabat yang hidup tanpa kesulitan ekonomi sering kali tidak bisa memahami kondisi rakyat bawah yang sesungguhnya.
Swasembada Pangan sebagai Prioritas Nasional
Pidato Prabowo juga mengangkat swasembada pangan sebagai salah satu prioritas utama. Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh bergantung pada impor pangan, mengingat krisis pangan global yang dapat mempengaruhi pasokan domestik. Benix sepakat dengan visi Prabowo, mengingat pengalaman krisis pangan di masa lalu di mana beberapa negara menutup keran ekspor mereka.
Namun, Benix juga mengkritik bahwa swasembada pangan bukanlah hal baru; program seperti food estate telah dimulai sejak era Presiden Soeharto dan Presiden SBY, namun mengalami banyak kendala dan gagal mencapai tujuan. Benix mengingatkan bahwa jika program ini tidak dikelola oleh orang-orang yang benar-benar ahli, maka besar kemungkinan untuk gagal lagi.
Swasembada Energi dan Kemerdekaan Energi Indonesia
Selain swasembada pangan, Prabowo menekankan pentingnya swasembada energi. Indonesia memiliki potensi energi yang besar, seperti sawit yang dapat digunakan untuk biosolar, serta potensi energi dari tanaman seperti tebu, singkong, dan jagung yang dapat menghasilkan bioetanol. Benix setuju bahwa dengan berbagai sumber daya alam yang dimiliki, Indonesia seharusnya mampu mencapai swasembada energi dan tidak bergantung pada impor energi dari luar negeri, khususnya dari Timur Tengah.
Benix juga menyinggung contoh negara seperti Cina, yang meskipun masih mengimpor batubara, telah mengembangkan energi terbarukan seperti tenaga surya dan tenaga air. Hal ini membuat Cina lebih mandiri secara energi. Menurut Benix, Indonesia perlu mengikuti jejak ini dan mulai serius dalam mengembangkan energi terbarukan, baik dari tenaga air, panas bumi, maupun energi terbarukan lainnya.
Pemberantasan Korupsi dan Ketegasan dalam Penegakan Hukum
Benix juga menyoroti bagian pidato Prabowo yang menyentuh pemberantasan korupsi. Prabowo menyampaikan pentingnya sistem yang transparan dan penegakan hukum yang tegas. Benix sepakat bahwa korupsi adalah salah satu faktor yang merugikan negara, tetapi ia juga skeptis mengingat bahwa janji pemberantasan korupsi telah sering disampaikan oleh presiden-presiden sebelumnya.
Menurut Benix, jika Prabowo serius dalam memberantas korupsi, maka penegakan hukum harus dilakukan tanpa pandang bulu. Ia mencontohkan kisah dari sejarah Cina di mana seorang jenderal yang melanggar perintah dihukum mati sebagai bentuk ketegasan dan untuk menjaga kepercayaan rakyat.
Demokrasi Khas Indonesia: Perlu Demokrasi Terpimpin?
Benix setuju dengan pernyataan Prabowo bahwa demokrasi Indonesia haruslah sesuai dengan karakter bangsa Indonesia sendiri. Demokrasi harus bisa menampung perbedaan pendapat tanpa menciptakan permusuhan, dan kritik yang disampaikan harus dilakukan dengan santun. Menurut Benix, demokrasi yang saat ini berjalan di Indonesia perlu disesuaikan, karena banyaknya suara yang mudah dibeli atau dimanipulasi.
Ia bahkan mengusulkan model “demokrasi terpimpin,” di mana suara rakyat bisa tetap terwakili tetapi dengan kepemimpinan yang lebih tegas dan otoriter dalam menjalankan pemerintahan. Menurutnya, sistem demokrasi Amerika tidak selalu cocok untuk negara seperti Indonesia yang memiliki tantangan berbeda dalam hal tingkat pendidikan, kualitas hidup, dan kematangan politik masyarakat.
Benix melihat bahwa pidato Prabowo cukup menginspirasi dan memberikan harapan baru bagi Indonesia. Ia berharap bahwa Prabowo benar-benar akan menjalankan program-program swasembada pangan dan energi, serta memberantas korupsi dengan tegas. Menurut Benix, keberhasilan Prabowo dalam mencapai visi ini akan sangat bergantung pada keseriusan dan integritas para pemangku kepentingan di dalam kabinetnya. Ia juga menyatakan optimisme terhadap demokrasi yang lebih bersifat “terpimpin” dan sesuai dengan budaya Indonesia, di mana rakyat tetap memiliki suara, tetapi dengan tata kelola yang lebih terarah.
Benix mengajak masyarakat untuk tetap mengikuti perkembangan dan memberikan dukungan kepada Presiden Prabowo dalam mewujudkan janji-janji tersebut.(c@kra)