Walahar Kreatif! Eceng Gondok Menjadi Energi Terbarukan

  • Bagikan
Walahar Kreatif! Eceng Gondok Menjadi Energi Terbarukan
Walahar Kreatif! Eceng Gondok Menjadi Energi Terbarukan

MoneyTalk, Jakarta – Dalam upaya mewujudkan target energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada bauran energi nasional pada tahun 2025, Indonesia menghadapi tantangan signifikan dalam melakukan transisi energi demi mencapai net zero emission pada tahun 2060. Salah satu inisiatif inspiratif yang patut dicontoh berasal dari Desa Walahar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Sekelompok pemuda yang didukung oleh Pertamina telah melakukan terobosan menarik dengan mengubah danau kumuh menjadi lokasi edukasi wisata berbasis energi bersih. Mereka juga mengonversi eceng gondok menjadi sumber energi biogas.

Berdasarkan data dari Dewan Energi Nasional, pada tahun 2023 bauran EBT Indonesia tercatat hanya 13,09%. Untuk mencapai target 23% diperlukan penambahan kapasitas sekitar 10 gigawatt, yang diperkirakan membutuhkan investasi sekitar 14 miliar dolar AS. Eniya Listiani, pejabat dari Direktorat Jenderal EBT Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menegaskan target ini bukanlah hal yang mustahil jika didukung oleh investasi yang baik dan kepercayaan dari para investor baik domestik maupun internasional.

Eceng gondok yang selama ini dianggap sebagai hama dan limbah, menjadi fokus utama inisiatif di Walahar. Sejak proyek ini dimulai pada tahun 2020 oleh Ramadani dan teman-temannya dari Yayasan Pesona Walahar Kreatif, kawasan danau yang dulunya kumuh kini berubah menjadi Danau Cinta, sebuah tempat wisata edukatif yang berkelanjutan. Dengan mengumpulkan eceng gondok secara rutin, para pemuda ini telah mengonversi limbah menjadi biogas melalui proses fermentasi.

Penggunaan biogas sebagai sumber energi memberikan dampak positif yang signifikan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kawasan tersebut. Energi biogas yang dihasilkan mampu menghemat biaya produksi para pelaku UMKM. Selain itu juga mengurangi ketergantungan pada energi fosil, dan berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca.

Program ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada perbaikan lingkungan. Dengan memanfaatkan eceng gondok, ekosistem danau menjadi lebih sehat dan potensi wisata di kawasan tersebut meningkat. Energi terbarukan dari biogas juga dipadukan dengan pemasangan panel surya yang membantu mengurangi biaya listrik bagi para pedagang di Danau Cinta.

Dari sisi sosial, proyek ini meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan sumber daya secara berkelanjutan. Inisiatif ini juga membuka peluang kerja baru dan meningkatkan perekonomian lokal, serta menjadi contoh sukses kolaborasi antara masyarakat dan perusahaan dalam mewujudkan ekonomi hijau.

Inisiatif di Desa Walahar menunjukkan, dengan inovasi dan kerja keras, tantangan dalam transisi energi dapat diatasi. Pemanfaatan eceng gondok sebagai sumber energi biogas bukan hanya memberikan solusi bagi masalah lingkungan, tetapi juga mendukung pencapaian target EBT nasional.

Proyek ini merupakan contoh konkret bagaimana kolaborasi antara pemuda, pemerintah, dan sektor swasta dapat menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan dukungan terus menerus, diharapkan inisiatif ini dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam upaya mencapai net zero emission pada tahun 2060.(c@kra)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *