MoneyTalk, Jakarta – Setiap pemimpin memiliki gaya sendiri dalam mengelola kabinet dan menciptakan citra publik, tak terkecuali Presiden Prabowo. Dalam beberapa minggu terakhir setelah pelantikan kabinet baru, publik dihadapkan pada serangkaian “gimik politik” yang diorchestrasi dengan cermat. Hal ini diakui oleh Andi Widjajanto, mantan Gubernur Lemhanas, dalam pernyataannya di kanal YouTube TV Keadilan.
Andi mengungkap bahwa strategi media ala Presiden Prabowo bertujuan mempopulerkan para tokoh kabinet, khususnya yang berpotensi sebagai calon presiden atau wakil presiden pada Pilpres 2029.
Gimik politik khususnya dalam masa transisi kekuasaan, sering kali digunakan untuk membentuk citra dan menarik perhatian publik. Presiden Prabowo melalui beberapa strategi simbolik seperti keberangkatan rombongan kabinet dengan pesawat Hercules ke Magelang, memilih gimik militeristik untuk menunjukkan kedisiplinan, kekuatan, dan patriotisme. Dalam perjalanan ini, bukan hanya sekadar simbol loreng dan pesawat Hercules yang ditampilkan, namun juga bagaimana Presiden ingin mengedepankan rasa persatuan melalui sentuhan militeristik yang menjadi ciri khasnya.
Andi Widjajanto juga mengungkap, di dalam kabinet Prabowo terdapat beberapa tokoh dengan ambisi besar menuju Pilpres 2029. Gimik yang ditampilkan, menurut Andi, tak lepas dari upaya membangun kesadaran publik akan tokoh-tokoh tertentu yang mungkin akan berlaga di ajang pemilihan mendatang.
Para ketua umum partai yang ada dalam kabinet sudah memiliki modal politik yang kuat, seperti Muhaimin Iskandar, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Airlangga Hartarto, yang diduga berpotensi menjadi calon presiden maupun wakil presiden. Keberadaan mereka di kabinet tentu memperkuat prediksi akan adanya persaingan politik internal di dalam pemerintahan.
Prabowo yang berlatar belakang militer diyakini oleh banyak pihak akan mengadopsi gaya kepemimpinan militeristik, dengan mengutamakan kedisiplinan dan komando yang tegas. Dalam beberapa kesempatan, Andi Widjajanto mengakui bahwa gaya ini mirip dengan kepemimpinan Soeharto dibandingkan dengan Susilo Bambang Yudhoyono. Hal ini tampak dari struktur komando yang kaku dan hierarkis di dalam kabinet, dengan adanya arahan tegas dalam menjalankan tugas-tugas negara. Di sisi lain, gaya ini juga berisiko menimbulkan ketegangan di antara para menteri yang mungkin memiliki ambisi politik.
Kepemimpinan Presiden Prabowo tidak hanya bergantung pada kata-kata dan pidato, tetapi juga pada simbol-simbol visual yang kuat. Andi Widjajanto mengungkapkan bahwa gimik seperti upacara senja dalam kondisi hujan di Magelang, seragam loreng, hingga pergerakan dengan Hercules menunjukkan bahwa strategi visual menjadi andalan pemerintahan Prabowo.
Berbeda dengan Presiden Jokowi yang lebih mengedepankan data dan pendekatan keterbukaan, Prabowo menonjolkan sisi kedisiplinan melalui simbol-simbol visual. Langkah ini dinilai efektif, mengingat visualisasi simbol militer yang kuat dapat menciptakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
Kabinet Prabowo saat ini merupakan kombinasi heterogen yang melibatkan berbagai tokoh dari latar belakang berbeda, baik profesional teknokratik maupun politisi dengan agenda politik masing-masing. Ini akan menjadi tantangan besar bagi Prabowo dalam menjaga soliditas kabinet, apalagi dengan latar belakang sebagian tokoh yang telah tiga kali menjabat, sehingga ambisi untuk maju dalam Pilpres 2029 kian besar. Dalam mengelola kabinet heterogen ini, Prabowo perlu mengelola kepentingan politik yang beragam tanpa mengorbankan efektivitas kerja.
Gimik politik ala Presiden Prabowo yang digambarkan oleh Andi Widjajanto sebagai manuver simbolik untuk menarik perhatian publik, merupakan bagian dari strategi komunikasi yang lebih besar. Strategi ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pencitraan, tetapi juga sebagai cara memperkenalkan para tokoh potensial menuju Pilpres 2029.
Meski gaya militeristik dapat menciptakan kedisiplinan, Prabowo juga harus menyeimbangkan kepentingan politik dan ambisi pribadi dari tokoh-tokoh yang berada dalam kabinetnya. Dalam situasi ini, kemampuan Prabowo untuk meredam ketegangan dan menjaga kekompakan kabinet akan menjadi kunci utama keberhasilannya memimpin Indonesia menuju arah yang lebih baik.(c@kra)