MoneyTalk, Jakarta – Kemaren pagi, saya membaca berita online. Pelapor Bang Said Didu ‘mengemis’ minta mediasi, dan mempertimbangkan untuk mencabut laporan. Sikap rendahan seperti ini, jelas muncul setelah dia melihat bertapa besarnya dukungan kepada Bang Said Didu saat pemeriksaan kemarin (Selasa, 19/11).
Secara terpisah, saya menghubungi Bang Said Didu agar tak usah merespons. Abaikan saja. Biarkan saja, pelapor bosan menunggu hingga datangnya ‘hari kiamat’, agar laporan mereka bisa diproses lebih lanjut.
Saya sendiri, melihat para kepala desa (Kades) pelapor ini hanya jongos. Tak ada relevansi dan urgensi, Kades melaporkan Said Didu yang mengkritik Proyek PSN PIK 2. Kalau mau protes, karena merasa dirugikan, ya Sugiyanto Kusuma alias Aguan. Bukan Kades.
Semestinya, kepala Desa justru melindungi warganya yang tanahnya dirampas. Diganti rugi murah, semau-mau pengembang. Bukan malah membekingi oligarki property.
Tapi kembali ke proses pemeriksaan kemarin (Selasa, 19/11). Saya ingin ceritakan, bahwa suksesnya pemeriksaan, yang berujung pulangnya Bang Said Didu bukan peran beberapa orang, melainkan karena peran banyak pihak yang saling bersinergi. Dari yang memberikan jaminan, walau akhirnya tidak diperlukan. Sampai yang hadir, sekedar mengantar dan mengawal pemeriksaan.
Saya melihat sendiri, banyak peran yang terlibat dalam pengawalan. Ada yang terlibat dengan membawa makanan, minuman, hingga buah-buahan. Ada yang menyatakan dukungan, pembelaan, dari pernyataan hingga tulisan dalam poster.
Ada Dimas, yang paling sibuk di seksi logistik. Selalu seliweran, dengan aksen khasnya. Ada Bu Menuk, yang mengkoordinir barisan Emak ARM nya. Ada ‘Pasukan’ Ormas PEJABAT dibawah komando Ust Eka Jaya. Ada ‘Tentara’ ikhlas, dengan seragam lorengnya yang gagah, dibawah pimpinan Pak Kolonel (Purn) Sugeng Waras. Ada Jawara Banten, yang juga menyampaikan pandangan dalam ‘live update’ yang ditayangkan langsung via sejumlah kanal YouTube.
Saya memang meminta tim media, untuk menyediakan stand live, agar para peserta pengawalan dapat menyampaikan pandangan pembelaan secara bergantian. Media yang terlibat juga banyak, dari RH Channel, Mimbar Tube, Salwa Media Channel, Essie Channel, OneKaOne Channel, POPOLE TV, dan masih banyak lagi.
Ada juga barisan Emak Pandeglang, yang ikut sibuk membantu meng-copy formulir jaminan karena 100 lembar yang disediakan telah habis di teken. Ada para ustadz, yang terus berdoa dan berdzikir di Masjid. Ada yang bermunajat via Sholawat Al Asyighil, ada yang membaca Al Qur’an.
Ada barisan alumni UI, dengan jaket kuningnya. Ada pasukan Bang Juju Purwantoro. Ada Bang Meidy, ada Ust Irwan Syaifulloh atau yang lebih dikenal ‘Ustadz Ghanas’. Ada mahasiswa, yang datang membawa sejumlah poster, diantaranya bertuliskan ‘Tangkap Aguan’. Dll.
Sejumlah poster yang dibawa juga dibentangkan oleh emak-emak. Tulisannya variatif. Yang paling menarik adalan poster dengan tulisan ‘WE STAND WITH SAID DIDU’.
Ada juga sejumlah poster dengan tagar. Di antaranya bertuliskan:
KRTIK & PENDAPAT ADALAH HAK KONSTITUSI JANGAN DIKRIMINALISASI #StandWithSaidDidu #SaveSaidDidu #LawanOligarkiProperty #BatalkanPSN-PIK2
YANG MERAMPAS TANAH RAKYAT OLIGARKI PROPERTY BUKAN SAID DIDU!
#StandWithSaidDidu #SaveSaidDidu #LawanOligarkiProperty #BatalkanPSN-PIK2
BERSAMA SAID DIDU, TOLAK PERAMPASAN TANAH PIK 2! #StandWithSaidDidu #SaveSaidDidu #LawanOligarkiProperty #BatalkanPSN-PIK2
NEGARA HARUS MELINDUNGI HAK KONSTITUSI, JANGAN MELAYANI OLIGARKI! #StandWithSaidDidu #SaveSaidDidu #LawanOligarkiProperty #BatalkanPSN-PIK2
POLISI PENGAYOM RAKYAT, BUKAN PELAYAN OLIGARKI PROPERTY #StandWithSaidDidu #SaveSaidDidu #LawanOligarkiProperty #BatalkanPSN-PIK2
Intinya, kesuksesan pengawalan Bang Said Didu adalah karena pernah banyak pihak. Termasuk yang memantau dari media, dan terus berdoa untuk kesuksesannya.
Karena itu, kebahagian atas suksesnya pengawalan Said Didu adalah kebahagiaan kita semua. Ke depan, mari kita kawal semua tokoh pejuang yang membela rakyat, dari unsur manapun dan latar apapun. []
Penulis: Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik