Jakarta – Debat Pemilihan Gubernur Kalimantan Timur (Pilgub Kaltim) berlangsung sengit pada sesi kedua, khususnya saat membahas isu pengelolaan sampah. Pasangan calon nomor urut 02, Rudy Mas’ud dan Seno Aji, memaparkan rencana mereka terkait solusi pengelolaan sampah di Kalimantan Timur jika terpilih memimpin.
Namun, rencana yang mereka paparkan ternyata telah dijalankan oleh pasangan Isran Noor dan Hadi Mulyadi selama periode kepemimpinan mereka pada 2018-2023.
“Kayaknya konsepnya sudah kami siapkan,” ujar Isran Noor dalam menanggapi paparan Rudy-Seno.
“Apa yang bapak sampaikan sudah kami lakukan lima tahun ke belakang,” tambah Hadi Mulyadi, menegaskan bahwa program terkait sampah bukanlah hal baru di Kalimantan Timur.
Hadi Mulyadi memberikan penjelasan lebih lanjut bahwa pengelolaan sampah bukan hanya soal teknis pengawasan dan manajemen, tetapi juga terkait aspek budaya. Ia menekankan pentingnya membangun kesadaran masyarakat sejak dini untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan dalam menangani sampah.
“Persoalan sampah ini adalah persoalan budaya. Budaya dari rumah tangga, budaya di sekolah. Saya telah menerapkan itu di sekolah-sekolah yang saya dirikan, saya ingatkan untuk memilah sampah, membuang sampah,” jelas Hadi Mulyadi pada Jumat (23/11/2024).
Menurutnya, pendekatan berbasis budaya dapat memberikan dampak lebih luas dan berkelanjutan dibanding sekadar pengelolaan teknis.
Hadi juga memaparkan langkah-langkah konkret yang telah dilakukan selama periode kepemimpinan mereka. Salah satunya adalah koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk memastikan sistem pengelolaan sampah berjalan dengan baik.
“Dan saya sudah beberapa kali berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk memastikan sampah bisa dikendalikan dengan baik, termasuk menjadikan sampah sebagai pupuk dan energi,” ungkapnya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa pasangan Isran-Hadi telah memiliki pengalaman dan langkah nyata dalam menangani persoalan sampah di Kalimantan Timur. Selain itu, pendekatan mereka yang mengintegrasikan budaya dan inovasi pengelolaan sampah seperti konversi menjadi pupuk dan energi terbarukan juga menjadi nilai tambah dalam keberlanjutan pembangunan provinsi tersebut.
Dengan pengalaman dan rekam jejak yang sudah terbukti, Isran Noor dan Hadi Mulyadi menegaskan kesiapan mereka untuk melanjutkan pembangunan Kalimantan Timur, termasuk dalam menghadapi tantangan terkait pengelolaan sampah yang lebih inovatif dan berkelanjutan.