MoneyTalk, Jakarta – Penegasan Jampidsus Kejaksaan Agung Febrie Adriansyah ke awak media di kompleks DPR RI pada Rabu (5/3/2025) bahwa Menteri BUMN Erick Tohir dan Garibaldi “Boy” Tohir tidak terlibat dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan BBM di PT Pertamina (Persero) dinilai prematur dan aneh serta merusak akal sehat publik.
“Bahkan muncul banyak komentar di group-group whatsapp terkesan sikap Jampidsus seolah-olah bertindak seperti pengacara calon tersangka,” beber Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, Kamis (6/3/2025).
Yusri mengutarakan, tampaknya di tahun 2025 muncul modus baru aparat penegak hukum (APH) belum lagi apa-apa sudah menyatakan tidak terlibat, seperti kasus pagar laut yang menyatakan korporasi Aguan tidak terlibat, sehingga memunculkan sikap kecurigaan dari masyarakat bahwa dewa-dewa gelap sudah turun gunung.
“Pasalnya, masih banyak saksi-saksi penting yang sampai saat ini belum diperiksa oleh penyidik Pidsus Kejagung, sehingga terlalu pagi jika Jampidsus menyimpulkannya,” kata Yusri.
Yusri mengatakan, setidaknya ada tiga saksi penting yang harus didengarkan terlebih dahulu kesaksiannya dengan asumsi bahwa kesembilan tersangka yang sudah ditetapkan di dalam BAP tidak memberikan keterangan yang signifikan dan tidak ditemukan bukti atau petunjuk lain dari perangkat elektronik yang sudah disita penyidik mengarah kepada ET dan BT.
“Seharusnya Tim Pidsus segera mengundang mantan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan mantan Dirut Pertamina Nicke Widyawati serta Mister James untuk didengar keterangannya,” ungkap Yusri.
Apalagi, lanjut Yusri, Ahok sudah mengatakan punya banyak bukti terkait beberapa pejabat subholding Pertamina yang sudah jadi tersangka diduga terkait hubungannya dengan pejabat di Kementerian.
“Sependek pemahaman kami, lazimnya keterangan saksi-saksi mahkota ini biasanya dikonfrontir dengan para tersangka oleh penyidik,” beber Yusri.
“Kami sangat yakin Ahok bisa membuka kotak pandora mulai proses promosi dan penempatan orang-orang di jabatan strategis di holding dan subholding Pertamina yang terkait dengan proses bisnis impor minyak mentah, BBM dan LPG serta lainnya,” timpal Yusri.
Selain itu, kata Yusri, diharapkan Ahok jujur dan berani membuka apa isi pertemuan dia dengan orang penting di rumah pengusaha Ricardo Galael di tahun 2022, yang katanya orang tersebut punya pengaruh kuat di Kementerian.
“Konon kabarnya di dalam pertemuan tersebut ada upaya membujuk Ahok untuk tutup mata terhadap proses pengadaan minyak mentah dan BBM serta LPG, tapi informasi yang kami peroleh bahwa permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh Ahok,” beber Yusri.
“Kami sangat berharap Tim Pidsus dalam bekerja jangan diintervensi yang bisa membuat arah penyidikan menjadi tidak fokus untuk membuat semakin terang benderangnya konstruksi peristiwa pidananya dan mengungkap siapa-siapa aktor intelektualnya menjadi gelap,” pungkas Yusri.