Anomali Demokrasi
MoneyTalk,Jakarta – Sebentar lagi akan ada Pemilihan Kepala Daerah ( PILKADA ) seluruh Indonesia. Pesta demokrasi ini sudah melalui berbagai tahapan oleh ParPol dan KPU/KPUD. Pendaftaran calon Kepala Daerah oleh KPUD dimulai tanggal 27-29 Agustus 2024. Pengusungan calon Kepala Daerah banyak cerita dan catatannya, mulai soal Putusan MK No. 60 dan 70 ,yang kecewa karena tidak dapat B1. KWK dan ada yang dihambat dengan segala cara.
Sesungguhnya politik itu mulia, namun kini politik adalah kata yang paling”dibenci” oleh sebagian orang karena wajah politik yang mulia itu telah dikebiri oleh beberapa elit Parpol dan orang yang haus kekuasan. Elit Parpol tidak lagi memperhatikan aspirasi rakyat dalam penentuan calon Kepala Daerah. Semuanya ditentukan oleh elit Parpol. Karena ada kepentingan tertentu.
Contohnya soal Anies Baswedan. Dia didukung oleh DPW PKB DKI Jakarta, demikian juga PKS DKI Jakarta dan Partai Nasdem DKI menyatakan akan mengusung Anies. Namun beberapa saat kemudian, DPP Partai tersebut bersuara lain dan mendukung RK.
Usulan ketiga partai tingkat DKI Jakarta diatas tentu merupakan aspirasi rakyat Jakarta yang ditangkap oleh DPW/DPD ketiga partai. Rupanya aspirasi itu diabaikan oleh DPP-nya dengan mengusung nama lain bukan aspirasi DPW/DPD ketiga partai. Berarti DPPnya punya aspirasi sendiri.
Menjadi pertanyaan apakah RK dan S sebagai calon Kepala Daerah atas dasar aspirasi warga Jakarta atau aspirasi elit ( DPP )? . Ini, ini dan disini terjadinya distorsi.
Mencermati fenomena tersebut, telah terjadi pergeseran makna dan manifestasi yang mengiringi sisi kehidupan masyarakat modern menyebabkan esensi politik mengalami diferensiasi. Politik dikonotasikan sebagai sesuatu yang kotor ParPol yang memiliki peran sebagai wahana partisipasi publik, rekruitmen, pendidikan, komunikasi, sosialisasi, komunikasi dan pengatur konflik telah mengalami pergeseran besar, bahkan menyimpang dari tupoksinya.
Anomali demokrasi justru tumbuh tak terkendali dan anehnya dianggap sesuatu yang lumrah sehingga elit tidak perlu hirau.
Dari tulisan singkat ini, tentu dalam menata demokrasi disini pasti ada kegelisahan kokektif yang mengiringi proses panjang perjalanan bangsa kita.
Seperti kata Aristotles ; bahwa politik sebagai Patron menata the common good ( kebaikan bersama ), harusnya politik itu dilakoni oleh orang-orang excellent dan memiliki integritas mumpuni. Kalau demikian apakah orang ParPol di Konoha itu adalah orang pilihan, excellent n berintegritas ?
Penulis : Djafar Badjeber,Anggota MPR RI ’87-92