Fenomena Aneh: Pilkada Jatim 2024, Tiga Perempuan Bertarung

0

MoneyTalk, Surabaya – Pilkada Jawa Timur 2024 tampaknya akan menjadi ajang yang unik bagi para kandidat perempuan. Fenomena ini dianggap tidak biasa oleh banyak pihak karena jumlah calon perempuan yang mendominasi pemilihan kepala daerah kali ini. Menurut Totok Santoso, Direktur Eksekutif Cakra Network Consultant (CNC), fenomena ini menunjukkan adanya dinamika politik yang menarik.

“Fenomena ini cukup langka di kancah politik lokal, terutama di Jawa Timur yang selama ini cenderung didominasi oleh politisi pria. Namun, kali ini kita melihat peningkatan signifikan jumlah perempuan yang mencalonkan diri, baik sebagai calon bupati, wali kota, maupun gubernur,” ungkap Totok Santoso dalam wawancara eksklusif.

Totok juga menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mendorong banyaknya kandidat perempuan di Pilkada Jatim 2024. Pertama, dorongan kuat dari partai politik untuk memperjuangkan kesetaraan gender. Kedua, kemampuan dan pengalaman politik yang mumpuni dari sejumlah tokoh perempuan di Jawa Timur, yang memberikan kepercayaan diri kepada partai untuk mengusung mereka.

“Perempuan memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang tidak kalah dari laki-laki. Bahkan, dalam beberapa kasus, mereka mampu menunjukkan kebijakan yang lebih progresif dan inklusif,” tambah Totok.

Namun, fenomena ini bukan tanpa tantangan. Totok menyoroti bagaimana persepsi masyarakat dan budaya lokal masih bisa menjadi hambatan bagi kandidat perempuan. “Stigma tentang kepemimpinan perempuan di Jawa Timur masih menjadi tantangan yang harus mereka hadapi. Namun, saya optimis dengan perubahan yang sedang terjadi ini,” ujarnya.

Kritik Terhadap Tiga Kandidat Utama: Khofifah, Risma, dan Luluk Hamidah

Pilkada Jatim 2024 juga menghadirkan sejumlah kritik terhadap tiga kandidat perempuan yang paling menonjol, yakni Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini (Risma), dan Luluk Hamidah. Meskipun ketiganya memiliki keunggulan masing-masing, mereka juga tidak lepas dari sejumlah kelemahan yang perlu diperhatikan oleh pemilih.

Khofifah Indar Parawansa
Khofifah, yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur, menghadapi kritik terkait kebijakan ekonominya yang dianggap kurang efektif. Totok Santoso menilai bahwa meskipun Khofifah telah memperlihatkan keberhasilan dalam bidang sosial, ia gagal mengatasi masalah ekonomi dan pembangunan infrastruktur di beberapa wilayah. “Khofifah dianggap terlalu fokus pada kebijakan sosial, sementara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan infrastruktur masih menjadi masalah besar yang belum tertangani dengan baik,” ujar Totok.

Tri Rismaharini (Risma)
Risma, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Sosial dan pernah sukses memimpin Surabaya sebagai Wali Kota, juga mendapatkan kritik terkait gaya kepemimpinannya yang otoriter. “Risma dikenal dengan gaya kepemimpinan yang keras dan sering kali emosional. Pendekatan ini mungkin berhasil di tingkat kota, tetapi bisa menjadi masalah ketika diterapkan di tingkat provinsi yang lebih besar dan kompleks. Pendekatan ini dapat menimbulkan resistensi di kalangan birokrasi dan pemangku kepentingan lainnya,” ungkap Totok.

Luluk Hamidah
Luluk Hamidah, anggota DPR RI dari Fraksi PKB, juga menjadi kandidat yang mendapat sorotan. Meskipun dikenal memiliki kemampuan intelektual yang baik dan pengalaman di kancah politik nasional, Luluk masih dianggap minim pengalaman dalam pemerintahan daerah dan kurang dikenal di tingkat akar rumput. “Luluk masih harus membuktikan bahwa ia mampu memimpin di tingkat eksekutif daerah. Selain itu, popularitasnya yang relatif rendah dibandingkan dengan Khofifah dan Risma bisa menjadi hambatan signifikan untuk menarik suara pemilih,” jelas Totok.

Totok Santoso menyimpulkan bahwa ketiga calon gubernur ini perlu memperbaiki kelemahan mereka jika ingin memenangkan Pilkada Jatim 2024. “Masyarakat Jawa Timur membutuhkan pemimpin yang tidak hanya populer, tetapi juga efektif dalam membawa perubahan konkret dan mengatasi berbagai tantangan yang ada,” tutup Totok Santoso.

Dengan meningkatnya jumlah kandidat perempuan, Pilkada Jatim 2024 bisa menjadi titik balik bagi representasi perempuan dalam politik di Indonesia. Semua mata kini tertuju pada perhelatan politik ini, apakah para kandidat perempuan ini bisa menorehkan sejarah baru di Jawa Timur atau tidak.(deck)

Leave A Reply

Your email address will not be published.