Nasibnya Mahfud MD, Dari Pembela hingga Pengkritik Jokowi

0

MoneyTalk, Jakarta – kali ini dalam tayangan channel YouTube Hairun Imam pada Selasa 10/09), akan membahas isu Tokoh yang menarik dan sedang ramai dibicarakan di jagat politik Indonesia.

Sosok tersebut adalah Mahfud MD. Yang akhir-akhir ini sangat aktif melontarkan kritik terhadap Presiden Jokowi.

Padahal, sejak awal keterlibatannya di kabinet, Mahfud dikenal sebagai salah satu pembela Jokowi. Namun, akhir-akhir ini, serangan Mahfud terhadap Presiden Jokowi semakin intens, hingga banyak pihak yang mempertanyakan konsistensi dan motif di balik perubahan sikap tersebut.

Mahfud MD, yang sebelumnya menjabat sebagai Menko Polhukam, kini sering kali melontarkan kritik keras terhadap Presiden Jokowi.

Beberapa waktu lalu, Mahfud menyatakan bahwa Jokowi menginginkan perpanjangan masa jabatan atau bahkan tiga periode untuk mempertahankan kekuasaannya.

Padahal, beberapa tahun lalu, saat masih menjadi Menko Polhukam, Mahfud justru membantah keras segala tuduhan terkait perpanjangan masa jabatan dan tiga periode bagi Presiden Jokowi.

Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Mahfud berubah begitu cepat?

Ada spekulasi yang mengatakan bahwa perubahan sikap Mahfud ini mungkin karena beliau sering berkumpul dengan kelompok-kelompok politik yang memiliki pandangan kritis terhadap Presiden Jokowi.

Dalam video kutipan tayang terpisah podcast dengan Dedy Cobuziee Seperti yang disampaikan Fahri Hamzah dalam kritikannya, Mahfud MD dianggap tidak konsisten dalam pendiriannya.

Fahri menyebut bahwa ketika masih menjabat sebagai Menko Polhukam, Mahfud adalah pembela setia Jokowi.

Namun, setelah keluar dari jabatan tersebut dan gagal maju dalam kontestasi politik, ia mulai menyuarakan kritik-kritik pedas terhadap sistem yang dulu ia bela.

Selain itu, analis politik M. Qodari dalam acara yang lain dalam tayangan itu juga mengkritik perubahan drastis Mahfud MD.

Menurut Qodari, pergeseran sikap Mahfud ini mungkin disebabkan oleh kekecewaan pribadi.

Perlu diingat bahwa pada Pilpres 2019, Mahfud sempat disebut-sebut akan menjadi calon wakil presiden Jokowi.

Bahkan, Mahfud sudah melakukan fitting baju, namun pada saat-saat terakhir, Jokowi memilih Ma’ruf Amin sebagai pendampingnya.

Mungkinkah ini yang menjadi awal mula kekecewaan Mahfud?

Di sisi lain, Qodari juga menyoroti bagaimana Mahfud sering kali menyerang sistem dan institusi negara, bahkan membongkar berbagai kasus korupsi dan suap yang sebelumnya tidak diungkap ketika ia masih menjadi bagian dari pemerintah.

Ini menimbulkan pertanyaan, mengapa Mahfud tidak menyelesaikan masalah-masalah tersebut saat ia berada di posisi berwenang sebagai Menko Polhukam?

Jika ia benar-benar mengetahui dan memahami permasalahan tersebut, bukankah seharusnya itu diselesaikan ketika ia masih berada “on the top of the system,” seperti kata Fahri Hamzah

Selain itu, banyak pihak yang merasa bingung dengan perubahan sikap Mahfud yang dinilai kontradiktif. Ketika masih menjabat, ia menepis berbagai isu negatif terhadap Presiden Jokowi dan selalu tampil sebagai pembela pemerintah.

Namun, setelah keluar dari kabinet, Mahfud malah menjadi salah satu pengkritik utama kebijakan dan tindakan pemerintah Jokowi, terutama terkait isu-isu seperti tambang ilegal, suap, dan korupsi.

Apakah ini bagian dari strategi politik Mahfud ataukah ada alasan lain yang lebih personal?

Perubahan sikap Mahfud MD ini sebagai hal yang wajar dalam dinamika politik, atau justru sebagai bentuk inkonsistensi yang perlu dikritisi lebih lanjut?(c@kra)

Leave A Reply

Your email address will not be published.