Boros ! Anggaran Tambahan Sosialisasi Makan Gratis Sebesar Rp.10 miliar
MoneyTalk, Jakarta – Program makan bergizi gratis merupakan salah satu program unggulan dari pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yang diluncurkan dengan tujuan mengatasi masalah stunting serta memberikan asupan makanan bergizi bagi pelajar dan kelompok rentan lainnya.
Namun, rencananya akan ada penambahan anggaran dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebesar Rp.10 miliar untuk sosialisasi program makan bergizi gratis. Dan hal ini menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat, akademisi, dan pengamat politik.
Dalam wawancara dengan Prof. Leli Ariani, pakar komunikasi politik saat ditayangkan Metro TV Pada Sabtu (14/09), disebutkan bahwa ada perbedaan antara sosialisasi dan diseminasi. Sosialisasi berarti membangun pemahaman dan penerimaan yang mendalam dari masyarakat, sementara diseminasi lebih sekadar penyampaian informasi yang bisa diakses publik tanpa penyerapan mendalam.
Dalam konteks program ini, sosialisasi sepertinya sudah tidak begitu relevan, mengingat program makan bergizi gratis sudah dikenal luas sejak masa kampanye. Bahkan, masyarakat yang mendukung Prabowo-Gibran sudah memahami dan mengharapkan realisasi dari program ini, sehingga anggaran besar untuk sosialisasi dianggap berlebihan oleh banyak pihak. Mereka berpendapat bahwa seharusnya pemerintah lebih fokus pada implementasi nyata ketimbang sekadar promosi.
Selain itu, Prof. Leli menekankan bahwa penting untuk memantau efektivitas penggunaan anggaran ini. Apakah anggaran benar-benar digunakan untuk tujuan yang tepat, atau malah tersedot oleh biaya sosialisasi yang tidak perlu? Evaluasi menyeluruh harus dilakukan, termasuk menjabarkan komponen-komponen dari anggaran tersebut: mulai dari penentuan target, metode, hingga pelaksanaan di lapangan.
Bahkan, anggaran Rp.10 miliar lebih fokus pada penyelesaian masalah mendasar di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yang kerap kali menghadapi kesulitan akses terhadap makanan bergizi. Mereka berpendapat bahwa daripada berfokus pada sosialisasi, anggaran tersebut seharusnya dialokasikan langsung untuk distribusi makanan bergizi ke daerah-daerah yang membutuhkan.(c@kra)