banner 728x250

Butuh Benturan Megatrust untuk Kembali Menjadi Indonesia

  • Bagikan
Butuh Benturan Megatrust untuk Kembali Menjadi Indonesia
Butuh Benturan Megatrust untuk Kembali Menjadi Indonesia
banner 468x60

MoneyTalk, Jakarta – Bangsa ini sejak UUD 1945 diganti dengan UUD 2002 .Telah melenceng dari cita cita tujuan bernegara.

Pengkhianatan pada Pancasila dan para pendiri negara bangsa ini perlu diingatkan kepada mereka ketua ketua partai politik yang telah merusak tatanan berbangsa dan bernegara.

Example 300x600

Semakin hari semakin tidak jelas arah kemana kapal induk Indonesia ini menuju berlayar.

Perjuangan pendiri negeri ini yang mengorbankan harta benda dan nyawa seakan sia -sia sebab apa yang sudah dibangun setapak demi setapak melalui proses yang panjang dan melalui dialektika yang cukup melelahkan dimulai dari 28 Oktiber 1928 melahirkan Bangsa Indonesia yang kemudian melahirkan Sumpah Pemuda.

Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.

Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Sumpah Pemuda yang mempunyai tujuan : Mengangkat Harkat dan Martabat Rakyat Indonesia Asli (Pribumi).

Kemudian dengan semangat sumpah pemuda di proklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Baru kemudian tgl 18 Agustus 1945 UUD 1945 disyahkan dan berdirilah Negara Republik Indonesia. Perjalanan panjang ini dimata para pengamandemen UUD 1945 tidak ada artinya.

Apa itu ke Indonesiaan, semua dibumihanguskan diganti dengan UUD 2002 yang dasarnya Individualisme, Liberalisme, Kapitalisme. PDIP sebagai motor Pengamandemen lewat ketua fraksi nya Yakob Tobing telah melakukan kudeta konstitusi terhadap UUD 1945 dan Pancasila. UUD 1945 bukan diamandemen tetapi duganti dengan UUD 2002.

Gaduhnya keputusan MK yang meloloskan Gibran ikut Capres kemudian merubah konstelasi politik Indonesia. Para pendukung Pak Jokowi yang hampir 10 tahun bisa memberi makan keluarga nya lewat buzer berubah 180 derajat ,sekarang menyerang dan menelanjangi dengan kebencian terhadap Pak Jokowi .

Gibran sebagai proxi politik Pak Jokowi mampu memporak porandakan taranan politik yang ada.

Gibran dihujat sebagai bocil blimbing sayur,tidak punya pengalaman, pemilik akun Fufufafa dan hanya karena bapak nya presiden terus beda nya apa dengan AHY dan Puan Maharani, apa AHY bisa jadi ketua partai kalau SBY bukan Presiden dan apa Puan bisa jadi ketua DPR dan anak nya bisa jadi anggota DPR kalau Emak dan nenek nya bukan Megawati.

Munculnya Gibran yang bisa menembus partai tua Golkar dan dijadikan cawapres merupakan tanda tanda yang memang sistem politik dengan UUD 2002 telah merusak sistem tata negara dan sistem tata kehidupan berbangsa dan bernegara.

Para pengamat politik dan pelaku politik seperti Eros Jarot, Gunawan Muhammad, Budayawan Butet Kartajasa, Eep Saifuloh Fatah, Anies Baswedan banyak pakar hukum dan buzer menumpahkan hujatan terhadap keputusan MK. Tetapi tidak bergeming terhadap di ganti nya UUD 1945 dengan UUD 2002 tidak peduli dengan digantinya Pancasila dengan Induvudualisme, Liberalisme, Kapitalisme.

Dan lebih aneh lagi Visi Misi Negara diganti dengan Visi Misi Presiden dan tidak peduli dengan hilangnya tujuan negara Masyarakat yang adil dan Makmur.

Jadi omong kosong perubahan membuat Jargon Adil dan Makmur, Kesetaraan tetapi meninggalkan Pancasila. Padahal Kemanusiaan Yang Adil dan beradab itu didalam nya termasuk kesetaraan. Jadi aneh kalau Visi Misi Presiden tidak berdasarkan Pancasila.

Perubahan yang bagaimana kalau perubahan itu tidak didasarkan pada:

1.Ketuhanan Yang Maha Esa

2.Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap

3.Persatuan Indonesia

4.Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikma kebijaksanaan dalam permusyawaratan/Perwakilan

5.Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia

Kelima sila Pancasila itu sudah diurai didalam UUD 1945. Memang butuh Mega thrust untuk menyadarkan bangsa ini Gibran adalah mega thrust untuk kembali pada UUD 1945 dan Pancasila.

Ada yang mengatakan mengusung perubahan, tetapi Pancasila dimutilasi hanya diambil keadilan sosial yang kemudian di tempeli kesetaraan. Ada yang mengaku anak Indeologis Soekarno tetapi Pancasila dibuang diganti dengan Liberalisme, Kapitalisme, dan keluar masuk kampung berlari membeli suara rakyat dengan sembako apa ya pantas masih ngomong Nasionalisme Soekarno.

Tinggal jendral tua yang akan bersanding dengan cucunya apa ya begini negara yang dicita-citakan pendiri negeri ini mari kita tekatkan kembali ke UUD 1945 dan Pancasila kembali pada sistem yang bermartabat untuk menyelamatkan bangsa dan negara Indonesia.

Penulis: Prihandoyo Kuswanto, Ketua Pusat Studi Kajian Rumah Panca Sila

banner 325x300
banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *