MoneyTalk, Jakarta – Dalam sebuah forum di Makassar pada Februari 2024, Hashim Djojohadikusumo, adik dari Prabowo Subianto, berbagi pengalaman hidupnya yang melibatkan bisnis, filantropi, dan politik. Diskusi tersebut memberikan wawasan mendalam tentang perjalanan Hashim dalam mendukung kakaknya dan ambisi politiknya.
Hashim mengawali ceritanya dengan menjelaskan bagaimana ia terjun ke dunia politik. Menurutnya, pengalaman di dunia usaha memberikan landasan penting bagi langkahnya memasuki arena politik. Ia menegaskan bahwa keberhasilannya dalam bisnis selama lebih dari 45 tahun di 44 negara memberinya perspektif unik tentang potensi Indonesia. Hashim mengungkapkan bahwa di awal kariernya, dunia usaha adalah prioritas utama, dan baru kemudian ia terlibat dalam kegiatan filantropi, sebelum akhirnya terjun ke politik.
Motivasi Masuk ke Dunia Politik
Hashim mengakui, perjalanan politiknya tidaklah murah. Ia mendukung kakaknya selama beberapa pemilihan presiden yang selalu kalah. Pengalamannya di lapangan menunjukkan bahwa politik di Indonesia penuh dengan tantangan, termasuk kecurangan dan ketidakjujuran.
“Selama 15 tahun di bidang politik, saya ditipu terus-menerus,” katanya.
Hal ini memicu rasa frustrasi dan keinginan untuk memperbaiki kondisi politik di tanah air. Pengalaman pahit tersebut membuatnya tergerak untuk berkontribusi lebih dalam, karena ia percaya bahwa jika orang baik menghindar dari politik, maka ruang politik akan dikuasai oleh mereka yang tidak bermoral.
“Jika orang baik merasa politik itu kotor, maka politik akan dikuasai orang-orang jahat,” tegas Hashim.
Pandangannya ini mencerminkan keyakinan bahwa keterlibatan orang baik dalam politik sangatlah penting untuk menciptakan perubahan.
Refleksi tentang Keadaan Bangsa
Dalam forum tersebut, Hashim juga mengungkapkan rasa frustasinya melihat perbandingan antara Indonesia dan negara lain, khususnya Korea Selatan. Ia mengingatkan bahwa pada tahun 1960, taraf hidup Korea Selatan jauh lebih rendah dibandingkan Indonesia, namun kini mereka mampu melampaui Indonesia dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi.
“Korea Selatan tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah, tetapi mereka berhasil berkat sumber daya manusia yang luar biasa,” ujarnya.
Hashim melihat potensi Indonesia yang sangat besar, terutama dalam hal sumber daya alam. Ia berbicara tentang keberadaan logam strategis dan potensi gas alam di Aceh yang dapat menjadikan Indonesia sebagai penghasil energi besar di masa depan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa jika tidak dikelola dengan baik, potensi tersebut bisa menjadi bumerang bagi negara.
Peran Filantropi
Seiring berjalannya waktu, Hashim beralih ke filantropi, memanfaatkan kelebihan finansialnya untuk membantu masyarakat. Ia percaya bahwa kontribusi sosial adalah bagian penting dari tanggung jawabnya sebagai seorang pengusaha dan politisi. Melalui aktivitas filantropinya, ia berharap dapat membawa perubahan positif, terutama bagi masyarakat yang kurang beruntung.
Harapan untuk Masa Depan
Hashim Djojohadikusumo menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Ia percaya bahwa semua elemen harus bersatu demi mencapai cita-cita bersama. “Kita memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi negara adikuasa tanpa harus memiliki senjata nuklir,” tuturnya.
Dalam akhir pernyataannya, ia berharap agar generasi muda Indonesia mengambil peran aktif dalam politik dan bisnis untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Hashim ingin menegaskan bahwa perubahan positif bisa terjadi jika semua pihak bersedia berkomitmen untuk berbuat baik dan berkontribusi demi bangsa.
Perjalanan Hashim Djojohadikusumo sebagai pebisnis, filantropis, dan politisi mencerminkan komitmennya untuk membawa perubahan di Indonesia. Melalui pengalaman pahit dan manis yang telah dilalui, Hashim bertekad untuk terus berkontribusi dalam membangun bangsa, meskipun tantangan dalam dunia politik tidaklah ringan.
Harapannya, generasi penerus mampu melanjutkan perjuangan ini dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang sejahtera dan berdaya saing tinggi di kancah internasional.(c@kra)