MoneyTalk,Jakarta – Ucapan Gus Miftah yang terlontar dalam sebuah acara pengajian dianggap merendahkan seorang pedagang es teh, sehingga menuai kritik luas di media sosial. Potongan video tersebut memicu berbagai reaksi, dengan banyak pihak mempertanyakan etika dan kesantunan seorang tokoh publik atau Utusan Presiden dalam menyampaikan pesan di hadapan masyarakat.
Insiden tersebut tidak hanya memancing reaksi keras dari publik tetapi juga memunculkan pertanyaan tentang sejauh mana Presiden Prabowo Subianto akan mengambil langkah tegas terhadap anak buahnya yang melanggar norma kesopanan dan penghormatan terhadap rakyat kecil, kata Ketua Himpunan Masyarakat Nusantara (Hasrat)/Relawan Independen Pendukung Prabowo Saat Pilpres 2019-2024, Sugiyanto (SGY)-Emik.
Gus Miftah yang melontarkan candaan yang dianggap menghina seorang pedagang es teh bernama Sunhaji. Ucapan seperti “Ya, sana jual gob**k” dinilai publik sebagai bentuk penghinaan yang tidak pantas, terutama dari seorang pejabat yang bertugas menjaga kerukunan dan moderasi beragama, ujar Sugiyanto
Sebagai seorang pemimpin yang dikenal dengan julukan Macan Asia, Prabowo Subianto diharapkan menunjukkan ketegasan dalam menegakkan disiplin di lingkaran pemerintahannya, lanjut Sugiyanto
Namun, menurut Sugiyanto keputusan untuk memecat Gus Miftah tidaklah sederhana. Ada pertimbangan politik dan hubungan personal yang mungkin menjadi faktor penentu.
Di satu sisi, tindakan tegas akan memperkuat citra Prabowo sebagai pemimpin yang tidak mentolerir pelanggaran etika oleh pejabatnya. Di sisi lain, keputusan ini bisa memunculkan polemik baru, mengingat posisi Gus Miftah sebagai tokoh agama yang memiliki pengikut luas jelas Sugiyanto
Disebut Sugiyanto setdaknya terdapat 3 (tiga) alasan yang mendasari pentingnya keputusan tegas dari Presiden Prabowo. Pertama, menjaga wibawa pemerintah.
Ucapan Gus Miftah yang viral telah mencoreng citra pemerintah, khususnya di mata rakyat kecil yang merasa terhina. Keputusan tegas akan memperlihatkan bahwa pemerintah tidak mentolerir perilaku pejabat yang bertindak semena-mena.
Kedua, menyelaraskan nilai pemimpin dengan kebijakan. Prabowo secara konsisten menunjukkan penghormatan terhadap rakyat kecil. Jika Gus Miftah tetap dibiarkan menjabat, hal ini dapat menimbulkan kesan bahwa pemerintah tidak serius dalam menegakkan nilai-nilai yang telah menjadi prinsip dasar kepemimpinan Prabowo.
Dan Ketiga, memberikan efek jera. Langkah tegas terhadap Gus Miftah akan menjadi peringatan bagi pejabat lain untuk selalu menjaga integritas dan etika dalam bertindak, baik di depan publik maupun dalam menjalankan tugas.
Langkah Prabowo dalam menyikapi kasus ini akan menjadi ujian nyata bagi komitmennya terhadap prinsip-prinsip kepemimpinan yang selama ini ia gaungkan. Publik menanti keberanian “Macan Asia” untuk mengambil tindakan tegas yang tidak hanya menjaga wibawa pemerintah, tetapi juga membela martabat rakyat kecil, pungkasnya.