Pilkada Yang Sepi,Oligarki & Parpol Bangkrut
MoneyTalk,Jakarta – Hari itu suasana hening, sepi, tak terlihat aktivitas yang menonjol. Hanya, sesekali antek Partai dan antek Oligarki, terlihat hilir mudik datang menuju TPS untuk mencoblos jagoan mereka.
Namun, mayoritas rakyat tinggal di rumah. Mereka kecewa, karena ternyata kedaulatan dalam demokrasi bukan ditangan mereka, melainkan ada pada kendali Parpol dan Oligarki.
Mereka, mengambil sikap perlawanan dengan Golput. Diam dirumah, dan tidak datang ke TPS.
Dalam sebuah rumah, terdengar percakapan antara anak dan ayah:
“Ayah, tadi saya lihat ada 3 atau 4 orang masih tetap datang ke TPS, kenapa mereka tetap ke TPS?”,Tanya sang Anak.
“Begini Nak, mereka adalah antek Partai. Mereka, makan dan hidup dari Partai. Ada juga, yang sekedar dapat uang rokok dari Partai”.
“Mereka, orang yang tak punya pendirian. Hanya mengikuti perintah Partai. Meski bertentangan dengan nurani, mereka tetap menjalankan titah Partai”.
“Mereka, adalah orang-orang yang tertipu. Merasa melawan kejumawan oligarki, tapi tunduk pada jumawa Partai. Sama saja”,jelas sang Ayah.
“Lalu, kenapa Ayah bersama mayoritas rakyat lainnya tidak ke TPS?”, sang Anak bertanya lagi.
“Ya, karena ayah dan mayoritas rakyat punya idealisme. Kami tidak mau tunduk pada oligarki dan Partai. Kami tidak mau dijadikan kerbau Partai atau kerbau Oligarki, yang digiring ke TPS, hanya untuk memilih calon pilihan partai dan oligarki”, tegas sang Ayah.
“Tapi ayah, mereka bisa curang nanti kalau ayah tak nyoblos ke TPS?”, Tanya sang Anak.
“Memangnya, selama ini mereka jujur? Justru ketika kita datang ke TPS, kehadiran kita dijadikan dalih legitimasi mereka untuk terus berkuasa dan terus menipu rakyat”,jawab sang Ayah mantab.
“Bagaimana dengan datang untuk nyoblos semua?”,sergah sang Anak.
“Itu pilihan yang paling bodoh. Sudah tahu calonnya diganjal Partai, masih mau datang ke TPS. Saat nyoblos semua, itu tak akan dipedulikan. Bagi oligarki dan Partai, yang mereka butuhkan hanya partisipasi”,tutup sang Ayah.
Dan benar saja, seluruh TPS sepi. Hanya beberapa suara masuk, sebagian ke RAKUS, sebagian ke PORNO. Ada segelintir saja yang ke DRAKUN.
Golput begitu besar, lebih dari 70 %. Oligarki & Parpol tak PD mengumumkan kemenangan calon. Diantara mereka, juga saling sikut dan saling klaim suara.
Akhirnya, rakyat lah pemenangnya. 70 % rakyat menolak Pilkada, menolak tipu-tipu oligarki dan Partai Politik. Jika sudah begini, apa yang akan terjadi?
Dan Cerita diatas hanya fiksi belaka, namun bisa menjadi nyata saat seluruh rakyat kompak Golput.
Penulis : Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik